Potensi Bencana 2020: Masyarakat Harus Waspada

Potensi Bencana 2020: Masyarakat Harus Waspada

Potensi bencana yang perlu diwaspadai untuk tahun 2020 adalah bencana geologi, misal gempa yang disusul tsunami lalu bencana vulkanologi.

Terkait dengan ancaman tersebut pemerintah khususnya aparat terkait perlu mengajak masyarakat untuk bersiap siaga menghadapi kemungkinan bencana, melalui pendidikan kebencanaan sejak dini baik di sekolah maupun di lembaga lembaga non formal.

Terkait bencana 2020, menjadi kewaspadaan kita semua. Bahkan mungkin harus ada kewajiban, perlu adanya pembelajaran bagi siswa di sekolah terkait penanggulangan bencana yang sesuai dengan ancaman bencana di daerah masing-masing.

Masyarakat, perlu waspada terhadap ancaman yang kemungkinan dapat terjadi di daerahnya dan perlu mempelajari apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana.

Rasanya sejak zaman pra sejarah dulu, Indonesia tak pernah luput dari bencana. Kenapa demikian ? Hal ini dikarenakan posisi Indonesia dikepung oleh tiga lempeng tektonik dunia yakni Lempeng Indo-Australian, Eurasia dan Lempeng Pasific.

Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan Lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara, sedangkan dengan Lempeng Pasific berada di utara Papua dan Maluku Utara.

Apabila ketiga lempeng tektonik itu bertemu, tentu dapat menghasilkan tumpukan energi yang memiliki ambang batas tertentu.

Celakanya pula, selain itu, Indonesia juga berada pada Pasific Ring Of Fire (cincin api) yaitu jalur rangkaian gunung api paling aktif di dunia yang membentang sepanjang lempeng pasifik.

Zona ini memberikan kontribusi hampir 90 persen dari kejadian gempa di bumi dan hampir semuanya merupakan gempa besar di dunia.
Itulah yang menyebabkan Indonesia merupakan wilayah rawan terhadap bencana karena ancaman dari bencana gempa bumi, gelombang tsunami dan gerakan tanah dengan intensitas yang cukup tinggi.

Di sekitar lokasi pertemuan lempeng inilah terjadi akumulasi energi tabrakan hingga sampai suatu titik lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan tumpukan energi dan akhirnya energi tersebut akan dilepas dalam bentuk gempa bumi.

Pelepasan energi sesaat ini menimbulkan berbagai dampak terhadap bangunan akibat percepatan gelombang seismik, tsunami, longsor, dan liquefaction.

Besarnya dampak gempa bumi terhadap bangunan bergantung pada beberapa hal di antaranya adalah skala gempa, jarak epicenter, mekanisme sumber, jenis lapisan tanah di lokasi bangunan dan kualitas bangunan.

Dalam semua hal, Indonesia memang dikenal paling hebat. Indonesia juga merupakan negara yang secara geologis memiliki posisi yang unik, karena berada pada pusat tumbukan Lempeng Tektonik Hindia Australia di bagian selatan,  Lempeng Eurasia di bagian Utara dan Lempeng Pasifik di bagian timur laut.

Hal ini mengakibatkan Indonesia mempunyai tatanan tektonik yang kompleks dari arah zona tumbukan yaitu Fore arcVolcanic arc dan Back arc.

Fore arc merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan zona tumbukan atau sering disebut sebagai zona aktif akibat patahan yang biasa terdapat di darat maupun di laut. Pada daerah ini, material batuan penyusun utama lingkungan juga sangat spesifik serta mengandung potensi sumber daya alam bahan tambang yang cukup besar.

Volcanic arc merupakan jalur pegunungan aktif di Indonesia yang memiliki topografi khas dengan sumber daya alam yang khas juga.

Laut sama halnya dengan daratan, dasar laut itu tak rata, besarnya gelombang dan kedalaman tertentu bisa mempengaruhi tsunami. Menurut catatan penulis yang dihimpun dari berbagai sumber, menyebutkan bahwa telah tercatat Tsunami dengan gelombang terbesar di Indonesia pada 1930. Bahkan dalam catatan badan sains Amerika, NOAA, tsunami yang tercatat pertama kali di Indonesia terjadi pada   tahun 416, lokasinya di sekitar Laut Jawa.

Kemudian pada 1608 hingga 1690 tsunami terjadi selama 13 kali, terdapat lebih dari 2000 korban meninggal, yang tercatat pada tsunami di sekitar laut Banda pada 1674. Tsunami ini mengakibatkan ketinggian gelombang hingga 100 meter, termasuk salah satu tsunami yang paling tinggi yang pernah terjadi di Indonesia setalah krakatau.

Tsunami juga merenggut 1200 korban jiwa di Bali pada 1815, dengan skala gempa saat itu berkekuatan 7,0 pada skala Richter.
Erupsi Gunung Krakatau yang akhirnya menyebabkan tsunami menyebabkan setidaknya lebih dari 30.000 orang meninggal pada 1883, dengan ketinggian gelombang sampai 41 meter.

Tsunami selanjutnya yang disebabkan oleh erupsi Gunung Krakatau terjadi pada 1930, menurut data NOAA, dengan ketinggian gelombang mencapai 500 meter, tsunami tertinggi yang pernah terjadi di Indonesia, data tentang korban jiwa tidak tercatat.

Kemudian tsunami yang terjadi pada abad ke-20, yang tercatat tsunami sejak 1992 hingga 2018 sudah 37 kali.

Diantaranya : tsunami di Flores dengan skala magnitudo 7,8 pada desember 1992 menewaskan 1169 jiwa, ketinggian gelombang kala itu mencapai 26 meter. Rentetan tsunami terus terjadi sejak 1994 hingga yang paling besar pada 2004.

Tsunami Aceh, dan sebagian wilayah pesisir barat Sumatera, mengakibatkan korban jiwa sekitar 120.000 dari lebih 230.000 di sejumlah negara di seputar Samudra Hindia. Tinggi gelombang yang tercatat sampai 50 meter.

Pada 2018, tsunami yang melanda Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, ketinggian gelombang yang tercatat di pusat data NOAA mencapai 11 meter, dengan korban jiwa lebih dari 1.500 orang dan sekitar 1.000 kemungkinan terkubur .

Pada 2014, tsunami juga terjadi di Kepulauan Maluku, ketinggian gelombang antara 0,3 meter sampai sekitar satu meter dipicu gempa bumi berkekuatan dengan kekuatan 7,1 pada skala Richter.

Pada 2016, di pesisir barat Sumatera, tsunami dipicu oleh gempa bumi berkekuatan 7,8, kedua tsunami itu tidak menyebabkan korban jiwa, maupun kerugian material.

Berikut catatan tsunami paling dahsyat pernah terjadi di Indonesia:

1. Tsunami Sumatera
Pada tanggal 25 November 1833, gempa bumi mengguncang wilayah Sumatera. Diperkirakan gempa yang terjadi di lepas pantai barat sumatera ini berkekuatan 8,8 hingga 9,2 skala richter. Gempa ini disebabkan pecahnya segmen palung Sumatera sepanjang 1.000 km di tenggara area yang mengalami hal yang sama pada Gempa bumi Samudra Hindia 2004.

Adapun gempa tersebut memicu terjadinya gelombang tsunami yang menerjang kawasan pesisir barat sumatera, terutama wilayah terdekat dari pusat gempa yakni Pariaman dan Bengkulu. Namun bencana ini tidak terdokumentasi dengan baik sehingga tidak diketahui dengan pasti dampak dan korbannya.Sebelumnya pada tahun 1797, juga terjadi gempa bumi berkekuatan 8,5 sampai 8,7 Skala Richter yang juga menimbulkan tsunami di pesisir Sumatera Barat.

2. Tsunami Krakatau
Pada tanggal 26 Agustus 1883, Gunung Api Krakatau meletus dahsyat hingga meruntuhkan kantung magma. Reruntuhannya memicu terjadinya ombak besar hingga menjelma menjadi gelombang tsunami dahsyat. Bahkan, menurut laporan disebutkan bahwa gelombang tsunami ada yang mencapai ketinggian 40 meter. Gelombang tsunami ini juga terdeteksi  hingga ke Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Kedahsyatan letusan krakatau juga tergambar dari laporan bahwa suara letusannya bahkan terdengar hingga radius 4,830 kilometer jauhnya. Peristiwa ini setidaknya menyebabkan korban jiwa sebanyak 36,417 orang. Bagaimana tidak, setelah letusan terjadi, Krakatau menyemburkan jutaan ton sulfur ke atmosfer hingga memicu terjadinya penurunan suhu global yang berlangsung selama lima tahun.

3. Tsunami Jawa Timur
Tangal 3 Juni 1994, terjadi gempa bumi 7,8 SR yang berpusat di samudera hindia hingga kemudian memicu terjadinya gelombang tsunami di pantai selatan Jawa Timur. Tsunami mengakibatkan kerusakan parah di kawasan pemukiman pesisir pantai terutama di Kabupaten Banyuwangi. Diperkirakan korban meninggal mencapai 215 jiwa.

4. Tsunami Aceh
Mungkin inilah tsunami terdahsyat yang pernah terekam dalam sejarah. 26 Desember 2004, gempa bumi berkekuatan 9,2 SR menggucang samudera hindia hingga memicu terjadinya gelombang tsunami yang mematikan. Setidaknya 230,210 orang meninggal dunia akibat kejadian ini.

5. Tsunami Pangandaran
Gempa bumi berkekuatan 7,7 SR yang berpusat di 200 kilometer selatan Pantai Pangadaran mengguncang pada 17 Juli 2006. Gempa ini memicu gelombang tsunami dengan ketinggian bervariasi antara dua meter di Cilacap, hingga enam meter di Cimerak. Akibatnya 668 orang meninggal dunia, 65 hilang dan 9.299 lainnya luka-luka.

6. Tsunami Mentawai
Gempa Bumi Kepulauan Mentawai 2010 terjadi pada 25 Oktober 2010 dengan 7,7 MW terjadi di lepas pantai Sumatera. USGS awalnya melaporkan episentrum gempa Bumi terjadi pada kedalaman 330 km, tetapi kemudian direvisi bahwa kedalaman episentrum gempa berada pada kedalaman 142 km dan kemudian 206 km. USGS juga awalnya memperkirakan magnitudo gempa 7,5 skala richter sebelum merevisi menjadi 7,7 skala richter. Gempa ini dilaporkan memicu gelombang tsunami di Resor Selancar Macaronis di Kepulauan Mentawai, yang menghantam dua perahu sewaan. Akibatnya 286 orang dilaporkan tewas dan 252 orang lainnya dilaporkan hilang.

Sementara bencana letusan gunung yang tak pernah dilupakan dalam sejarah beradapan Indonesia diantaranya adalah:

1. Letusan Gunung KeludGunung Kelud adalah salah gunung berapi paling aktif, yang jika dikalkulasi saat ini telah memakan korban puluhan ribu jiwa. 19 Mei 1919 adalah salah satu hari paling mengerikan bagi warga Kediri, Jawa Timur. Aktivitas gunung Kelud ini menimbulkan bencana terbesar pada abad ke-20 yang menyebabkan setidaknya 5.115 orang meninggal dunia.  
Suara letusan yang menggelegar terjadi pada tengah malam, menuju tanggal 20 Mei.

Saking dahsyatnya, letusan terdengar hingga pulau Kalimantan. Abu menyebar ke berbagai daerah, termasuk Bali.  
Ngeri dengan dampak aktivitas gunung Kelud, maka dibangun sistem saluran terowongan pembuangan air danau kawah. Selesai pada tahun 1926, terowongan ini sempat rusak karena letusan tahun 1966. Setelah diperbaiki, terowongan ini kembali dihantam bencana pada tahun 1990 dan 2014. Letusan 2014 sendiri dianggap terbesar dalam sejarah Kelud,  namun karena semakin canggihnya teknologi, jumlah korban pun bisa diminimalisir.

2. Gempa dan Tsunami Aceh
Tak ada yang bisa melupakan bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004. Sehari setelah perayaan Natal, gempa Aceh dan sekitarnya. Dengan kekuatan 9,3 SR, gempa ini menjadi bencana terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir.

Tak hanya Aceh, gempa ini juga menghantam Sumatera Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Srilangka. Kekuatan gempa bahkan bisa dirasakan hingga Afrika.

Seolah belum cukup, gempa besar yang berlangsung 8 hingga 10 menit ini disusul oleh tsunami dengan tinggi ombak mencapai 9 meter. Kurang lebih 225 ribu orang meninggal dunia di delapan negara.  

Tak hanya korban jiwa, bencana ini juga menyebabkan kota hancur dan lumpuh. Dilhat dari jumlah korban, dahsyatnya tsunami Aceh bahkan mengalahkan tsunami Krakatau yang terjadi pada tahun 1883. Butuh waktu bertahun-tahun bagi Aceh untuk memulihkan kondisi ini.

3. Letusan Krakatau
Gunung yang berada di selat Sunda (antara Sumatera dan Jawa) ini masih menyimpan aura mengerikan hingga kini.  
Akibat letusan yang terjadi antara 26-27 Agustus 1883, sekitar 60 persen wilayah Krakatau lenyap, termasuk pulau-pulau kecil yang ada di sekitarnya.

Sekitar 36.000 jiwa hancur karena letusan dahsyat setinggi 70 km, disertai tsunami setinggi 40 m. Letusannya terdengar bahkan hingga 4600 km dan kekuatannya diperkirakan mengalahkan bom Hiroshima dan Nagasaki di Jepang puluhan tahun setelahnya.

Negara di sekitarnya, seperti Sri Lanka, India, Pakistan, Australia, dan Selandia Baru bahkan ikut terkena lemparan material vulkanik dari gunung ini. Akibat letusan ini, cuaca di sekitar lokasi jadi tak beraturan hingga tahun 1888.

Pada tahun 1927, muncul gunung baru yang kemudian diberi nama Anak Gunung Krakatau. Pertumbuhannya cukup cepat yaitu mencapai 20 inch per bulan. Saat ini, diperkirakan tingginya mencapai 450 meter. Seperti induknya, gunung ini juga sama aktifnya. Anak Gunung Krakatau terakhir meletus pada tahun 2011 sehingga wisatawan saat ini tidak lagi diperbolehkan untuk pergi ke puncak.

4. Gunung Tambora

Gunung Tambora terletak di pulau Sumbawa, tepatnya di Kabupaten Dompu dan Bima. Menurut penelitian, gunung ini diperkirakan telah meletus sebanyak tiga kali. Dua letusan tidak diketahui besarnya, namun setelah beberapa abad tidak aktif, gunung ini membawa bencana dahsyat pada April 1815. Awalnya, aktivitas Tambora hanya berupa guruh, tapi terdengar hingga daratan Sumatera. 6 April, abu mulai jatuh di kawasan Jawa Timur, dan letusan semakin kuat pada 10 April 1815 di mana api mulai berkobar di mana-mana. Desa Tambora hancur, sedangkan abu menyebar hingga Sulawesi dan Jawa Barat. Belum lagi, tsunami juga terjadi pada tanggal 10 April 1815.
Diperkirakan, letusan ini empat kali lebih kuat dari bencana Krakatau yang terjadi puluhan tahun setelahnya.  

Dampak yang ditimbulkan pun luar biasa. Tsunami tak hanya menyerang Tambora, namun juga Jawa Timur dan Maluku.  

Selain membunuh sekitar 71 ribu orang, korban yang selamat juga mengalami penderitaan akibat kurangnya air bersih dan makanan. Belum lagi, letusan ini juga mengakibatkan penyimpangan iklim global sehingga masa ini disebut Tahun Tanpa Musim Panas.

5. Letusan Toba

Bencana yang satu ini memang tidak pernah kita saksikan secara langsung, karena terjadi sekitar 77.000 tahun lalu.  

Berdasarkan penelitian terkini, terungkap bahwa danau seluas 3000 km itu hanyalah kaldera gunung berapi. Ya, gunung toba adalah supervolcano yang memiliki kantong magma super besar. Gunung ini diketahui meletus sebanyak tiga kali, yaitu 850 ribu tahun lalu, 500 ribu tahun lalu, dan yang terakhir 77 ribu lalu.

Letusan terakhir diprediksi memuntahkan sekitar 3000 kilometer lava (setara dengan luas danau toba sekarang), dan jumlah itu sama dengan dua kali volume gunung Everest. Alhasil, letusan yang dihasilkan dipercaya sebagai letusan terbesar sepanjang sejarah, yang sontak menurunkan jumlah populasi manusia secara drastis.

Selain menghasilkan kaldera yang kini menjadi danau, letusan itu juga menghasilkan pulau Samosir yang kita kenal kini. Letusan itu dipercaya terjadi selama berminggu-minggu sehingga korban berjatuhan pun semakin tidak terkendali.

Itulah beberapa kisah mengerikan dari bencana-bencana yang melanda Indonesia. Tingginya risiko terkena bencana membuat orang melakukan berbagai tindakan antisipatif. Semakin majunya teknologi mungkin bisa meminimalisir terjadinya bencana alam. Namun tetap saja, kita takkan mungkin melawan kekuatan alam yang sedang murka.

Dengan pengalaman masa lalu itu, bukan berarti bencana tak lagi mengintai rakyat Indonesia. Sampai hari ini bencana itu terus mengintai kita dan sejumlah daerah yang dalam pengintaian itu diantaranya adalah:

1. Dataran Dieng
Dihuni 1,5 juta jiwa lebih. Sumber ancaman: Kawasan pegunungan Dieng.
2. Ternate
Berpenduduk 185 ribu orang lebih. Sumber ancaman: Gunung Gamalama.
3. Bitung, Sulawesi Utara
Berpenghuni 187 ribu orang lebih. Sumber ancaman: Gunung Tangkoko
4. Kotamobagu, Sulawesi Utara
Berpenduduk 107 ribu orang lebih. Sumber ancaman: Gunung Ambang.
5. Cimahi, Jawa Barat
Berpenghuni 500 ribu lebih orang. Sumber ancaman: Gunung Tangkuban Parahu.
6. Garut, Jawa Barat
Penduduk 136 ribu orang lebih. Sumber ancaman: Gunung Guntur, Papandayan, dan Galunggung.
7. Bogor, Jawa Barat
Penduduknya sebanyak 950 ribu orang lebih. Sumber ancaman: Gunung Gede, Salak.
8. Menado, Sulawesi Utara
Berpenduduk 410 ribu orang lebih. Sumber ancaman: Gunung Mahawu, Lokon-Empung.

9. Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan
Berpenduduk 126 ribu orang lebih. Sumber ancaman: Gunung Dempo.
10. Sukabumi, Jawa Barat
Berpenduduk 281 ribu orang lebih. Sumber ancaman: Gunung Gede, Salak.
11. Batu, Jawa Timur
Berpenghuni 190 ribu lebih. Sumber ancaman: Gunung Arjuno-Welirang, Kelud.
12. Payakumbuh, Sumatera Barat
Berpenduduk 116 ribu lebih orang. Sumber ancaman: Gunung Marapi.
13. Bukittinggi, Sumatera Barat
Berpenduduk 111 ribu lebih orang. Sumber ancaman: Gunung Marapi dan Tandikat.
14. Boyolali, Jawa Tengah
Berpenduduk hampir 60 ribu orang. Ancaman dari Gunung Merapi.
15. Bandung, Jawa Barat
Berpenduduk lebih dari 2,3 juta orang. Ancaman dari Gunung Tangkuban Parahu.
16. Tasikmalaya, Jawa Barat
Berpenduduk lebih dari 635 ribu penghuni. Ancaman dari Gunung Galunggung.

17. Cianjur, Jawa Barat
Berpenduduk lebih dari 140 ribu orang lebih. Ancaman dari Gunung Gede.
18. Magelang, Jawa Tengah
Berpenduduk 118 ribu lebih. Sumber ancaman dari Gunung Sumbing dan Merapi.
19. Sleman, Yogyakarta
Berpenduduk hampir 70 ribu orang. Sumber ancaman: Gunung Merapi.
20. Malang, Jawa Timur
Dihuni 820 ribu lebih penduduk. Ancaman dari Gunung Arjuno-Welirang.
21. Blitar, Jawa Timur
Berpenduduk 131 ribu orang lebih. Ancaman dari Gunung Kelud.
22. Lumajang, Jawa Timur
Dihuni 95 ribu lebih penduduk. Ancaman dari Gunung Lamongan.
23. Purwokerto, Jawa Tengah
Dihuni hampir 250 ribu penduduk. Ancaman dari Gunung Slamet.
24. Salatiga, Jawa Tengah
Berpenduduk lebih dari 170 ribu lebih orang. Ancaman dari gunung Merapi.

25. Klaten, jawa Tengah
Berpenduduk 123 ribu orang lebih. Sumber ancaman: Gunung Merapi.
26. Cirebon, Jawa Barat
Dihuni hampir 300 ribu orang. Sumber ancaman: Gunung Ciremai.
27. Probolinggo, Jawa Tengah
Berpenduduk 217 ribu orang lebih. Sumber ancaman: Gunung Lamongan.
28. Yogyakarta
Dihuni 388 ribu orang lebih. Sumber ancaman: Gunung Merapi
Sementara untuk bencana tsunami, daerah yang dinilai paling rawan adalah
1.Aceh (Pulau Simeulue, Pantai Barat Aceh [Lhok Nga, Calang, Meulaboh], Lhokseumawe)
2.Sumatera Utara (Pulau Nias, Pantai Barat Sumatera Utara [Singkil, Sibolga])
3.Sumatera Barat (Kepulauan Mentawai, Pantai Barat Sumatera Barat [termasuk Siri Sori])
4.Bengkulu (Pulau Enggano, Pantai Barat Bengkulu [termasuk Kota Bengkulu dan Manna])
5.Lampung dan Banten (Pantai Selatan Lampung, Pantai Barat Banten)
6.Jawa Barat Tengah Bagian Selatan (Pantai Selatan Jawa Barat - Tengah)
7.Jawa Timur Bagian Selatan (Pantai Selatan Jawa Timur)
8.Bali (Pantai Selatan Bali)
9.Nusa Tenggara Barat (Pantai Selatan Lombok, Sumbawa, dan Pantai utara Bima)
10.Nusa Tenggara Timur (Pantai Utara Flores, Pulau Babi, Pantai Utara Pulau Timor [Atapupu], dan Pantai Selatan Sumba)
11.Sulawesi Utara (Manado, Bitung, Sangihe, dan Talaud)
12.Sulawesi Tengah-Palu (Pulau Peleng, Banggai Kepulauan, Luwuk, Palu, Teluk Tomini, Tambu, Mupaga, Toli-toli,  Donggala, dan Tojo)
13.Sulawesi Selatan (Bulukumba, Tinambung, dan Majene)
14.Sulawesi Tenggara (Pantai Kendari)
15.Maluku Utara (Sanana, Ternate, Tidore, Halmahera, dan Pulau Obi)
16.Maluku Selatan (Bandanaira, Pulau Seram, Pulau Buru, Pantai Talaga, Pulau Banda, Pulau Kai, Pulau Tual)
17.Papua Utara (Yapen, Biak, Supiori, Oranbari, dan Ransiki)
18.Kalimantan Selatan bagian Timur (Langadai dan Loeri)
19.Sangata (daerah Sekuran)
(karno raditya)

 

Berita Lainnya

Index