Panglima Tameng Adat LAMR-Dumai Angkat Bicara Ada Isu Pungli Rekrutmen Subkon BUJP PT.GPN

Panglima Tameng Adat LAMR-Dumai Angkat Bicara Ada Isu Pungli  Rekrutmen Subkon BUJP PT.GPN

DUMAI,(PAB) -----


Panglima Tameng Adat LAMR-Dumai Tengku Dedek Iskandar bersikap tegas menanggapi isu dugaan pemerasan oleh oknum rekrutmen Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) di wilayah kerja (wilker) PT. Wilmar Nabati Indonesia (WNI) Dumai, yaitu PT. Ganda Prabu Nusantara (GPN), yang telah terbit dalam media online nasional; PABIndonesia.co.id pada Kamis (2/1/2025), dengan judul "Diduga PT GPN Peras Calon Security Subkon Wilmar"

"Adanya isu dugaan pemerasan atau pungli yang dilakukan oleh 2 oknum rekrutmen PT. Ganda Prabu Nusantara (GPN), saat tes wawancara kepada 36 calon security pada 27 Desember 2024 lalu, saya Panglima Tameng Adat LAMR-Dumai Tengku Dedek Iskandar mengecam keras tindakan kedua oknum tersebut", bunyi tanggapan keras Tengku Dedek Iskandar, Sabtu (4/1/2025) malam 21.02 WIB via chat WA Jurnalis.

Menurut beliau, perekrutan calon tenaga security oleh PT. GPN itu sangat-sangatlah tertutup. Ditambah lagi, PT. GPN merupakan perusahaan yang baru menang tender di wilker WNI Dumai.

"Patut diduga, ada sekitar 17 orang pekerja, asli putra daerah (Watan) Dumai yang tidak lagi dipakai oleh pihak PT. GPN (dibuang dan diganti dengan pekerja baru), yang mana infonya, pekerja yang baru itu ada beberapa, yang berasal dari luar kota Dumai dan ada juga dari daerah Dumai", lantang Tengku Dedek lagi.

Panglima Tameng Adat LAMR-Dumai Tengku Dedek Iskandar mendapat informasi isu yang diangkat media Gaperta tersebut, tentang adanya dugaan pemerasan kepada para peserta, yang dilakukan oleh pihak PT. GPN saat mewawancarai 36 calon security, sebesar Rp. 3,5 jt per orang.

"Jika itu memang benar terjadi, saya meminta pihak user, dalam hal ini PT. Wilmar Nabati Indonesia agar segera merespon!! Kalau terbukti, segera putuskan kontrak PT. GPN!!!", lagi sambungnya.

Menurutnya, isu dugaan pemerasan atau pungli yang dilakukan kedua oknum karyawan GPN didalam ruang wawancara, bisa ditepis jika manajemen GPN berfikir jauh kedepan.

"Kalaupun saat wawancara, para peserta tidak boleh bawa gadget atau HP, seharusnya pihak GPN tetap merekam dari awal hingga akhir tes wawancara, secara audio visual. Jadi, kalau ada tuduhan-tuduhan liar seperti ini, kalau menurut manajemen GPN isu itu tidak benar, apa pula buktinya?? Apa buktinya bahwa selama proses wawancara berlangsung memang sudah sesuai pedoman wawancara profesional??", tanya balik Tengku Dedek Iskandar kepada manajemen PT GPN.

"Jangan kalian bantah suatu isu kalau kalian juga tak punya bukti audio visual yang sama!! Jangan kalian membantah suatu isu hanya lewat omongan. Seharusnya kalian bantah juga pakai bukti atau data. Itu baru fair namanya. Bagaimana kinerja manajemen GPN ini sebenarnya!!?? Silahkan kalian cari makan di kampung halaman kami!! Dan memperkaya diri kalian!! Tapi ingat!!, jangan pernah ganggu putra putri kelahiran Dumai (Watan) ini untuk bekerja di kampung halaman nya sendiri", pesan tegas Tengku Dedek Iskandar, diakhir chat WA.

(Eli)

Berita Lainnya

Index