Ganjar: Ganti Presiden Itu Apa Ganti dengan Khilafah?

Ganjar: Ganti Presiden Itu Apa Ganti dengan Khilafah?
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mempertanyakan tujuan serta motif di balik gerakan #2019GantiPresiden. (CNN Indonesia/Safir Makki)

JAKARTA,(PAB)----

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo belum mengetahui pelarangan acara jalan sehat yang menghadirkan dua tokoh gerakan #2019GantiPresiden, Ahmad Dhani dan Neno Warisman, di Solo pada 9 September mendatang.


Ganjar mengaku akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengetahui duduk perkaranya. 

"Nanti akan saya cek yang tanggal sembilan September kalau enggak salah ya, tapi saya cek dulu apa persoalannya," kata Ganjar di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (5/9).


Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu justru menyarankan pada kelompok yang mengampanyekan #2019GantiPresiden untuk menyebut dengan jelas pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung. 

Pasangan calon presiden dan wakil presiden yang bertarung pada Pilpres 2019 ada dua, yakni pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. 

"Saya sih sebenarnya usulin mbokdeklarasinya deklarasi capres gitu kan, lebih jelas. Wong calonnya sudah dua kok," tuturnya. 

Ganjar justru mempertanyakan tujuan gerakan ganti presiden yang disuarakan sejak beberapa waktu lalu. Dia tak mengerti apakah gerakan ganti presiden ini untuk mengganti presiden atau mengganti sistem khilafah. 

"Ganti presiden itu maksudnya ganti sistem atau ganti apa, mau ganti (dengan) khilafah? Mau ganti apa? Ganti kerajaan?" ujarnya.

Ganjar pun mengajak semua pihak untuk terang-terangan siapa yang didukung dalam pesta demokrasi lima tahunan yang dilaksanakan tahun depan. Terlebih sudah terdapat dua pasangan calon, Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi. 

"Udah lah jelas-jelasan aja lah, saya dukung Jokowi, saya dukung Prabowo, selesai kan," kata dia. (cnn)

Berita Lainnya

Index