DPRD dan Tokoh Pemuda Desak Pemko Medan Bertanggungjawab Putusnya Jembatan Titi II Sicanang

DPRD dan Tokoh Pemuda Desak Pemko Medan Bertanggungjawab Putusnya Jembatan Titi II Sicanang
Pasca Ambruknya Jembatan Titidua Kelurahaan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan pada Sabtu,(20/10/18)

BELAWAN,(PAB)----

Ambruknya Jembatan Titidua Kelurahaan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan pada Sabtu,(20/10/18) kemarin menuai isu tidak sedap. Selain terkesan dibangun asal jadi, sejumlah masyarakat menuding adanya permainan dalam proses tender.

Akibatnya, jembatan yang sudah masuk tahap proses pengerjaan itu putus total. Sehingga,Sejumlah Masyarakat  terisolir.

Ketua Laskar Merah Putih Kecamatan Medan Belawan,Togu Urbanus Silaen,Rabu (24/10) mengatakan, pembangunan jembatan yang kini dikerjakan oleh PT Jaya Sukses Prima dengan anggaran sebesar Rp13,6 miliar,adalah orang yang sama dengan pemenang tender pada tahun 2016 dan 2017 lalu.

Namun saja pada Tahun 2016 orang yang sama menggunakan PT. Jaya Star Utama dengan anggaran senilai Rp8 miliar dan pada Tahun 2017 menggunakan PT.Pillaren dengan anggaran senilai Rp10 miliar.

Herannya,Pemko Medan melalui Dinas Bina Marga selaku penyelenggara tender tetap mempercayakan proyek tersebut kepada yang reputasinya sudah pernah gagal. Sebab, pada tahun sebelumnya, jembatan tersebut sudah dua kali amblas, sehingga pengerjaan kembali terlaksana. “Saya menduga  ada permainan selama tender, lihatlah yang mengerjakan tetap orang yang sama,"katanya.

Togu berharap kepada Pihak Pemko Medan agar segera menyelesaikan jembatan yang putus karena berdampak pada masyarakat." Saya harap Pemko Medan secepatnya selesaikan Jembatan putus ini biar akses masyarakat tak terganggu,"ujarnya.

Ketua Laskar Merah Putih ini menilai sikap Pemerintah Kota (Pemko) Medan memberikan kepercayaan kepada pemenang tender yang tak punya kemampuan.

Sehingga, kondisi jembatan terbengkalai hingga terputus. “Ini akibat yang mengerjakan proyek itu tidak punya ahli dalam melihat kondisi wilayah, sehingga bagian sisi jembatan amblas. Musibah itu bukan faktor alam tapi memang yang mengerjakan tidak punya potensi,”tegasnya.

Anggota DPRD Kota Medan Fraksi PAN  H.T Bahrumsyah sangat menyayangkan sikap Pemko Medan telah memberikan kepercayaan kerja kepada orang yang sudah pernah gagal. Seharusnya, pembangunan Jembatan itu sudah rampung di Tahun 2016.

“ Ini kan terkesan Pemko Medan tidak serius membangun infrastruktur umum di Kota Medan Khususnya di Medan Utara. Jadi, pembangunan itu asal jadi, lihatlah proyek yang dikerjakan oleh orang yang tak punya potensi, hasilnya tidak berkualitas,” ungkap Bahrum.

Sementara Bahrum menegaskan kepada inspektorat agar melakukan pemeriksaan kepada badan penyelenggara lelang di Dinas Bina Marga. Karena, proses tender terkesan ada permainan dan pembekingan oknum pejabat.

Terbukti  pembangunan tersebut tetap dipercayakan kepada pemenang tender yang sudah gagal di tahun 2016 dan 2017.

Untuk itu, peristiwa yang sudah terjadi, menjadi catatan untuk dilakukan evaluasi kepada pemenang tender.

“Gimana percepatan pembangunan di Medan Utara terlaksana, kalau pengerjaannya asal jadi. Apalagi ada permainan dalam tender. Kita minta dengan tegas penegak hukum dari kejaksaan dan kepolisian segera mengusut putusnya jembatan ini,” tegas Bahrum. (Ali)

Berita Lainnya

Index