Jelang Piilkada 2024:

Kabupaten Karimun Butuh Pemimpin yang Enerjik

Kabupaten Karimun Butuh Pemimpin yang Enerjik

Kabupaten Karimun bukan daerah perbatasan yang biasa. Ada potensi besar di daerah yang masuk jalur perdagangan bebas ini. Contohnya ada di pelabuhan yang dikelola oleh BUMD Pemda Karimun ini. Aktivitasnya sangat tinggi dari dua dermaga yang ada, untuk kapal roro, perbulan bisa mencapai satu juta penumpang.

Kabupaten Karimun masuk dalam Free Trade Zone (FTZ), atau jalur perdagangan bebas dan merupakan daerah teramai ketiga di Kepulauan Riau setelah Batam dan Tanjung Pinang. 

Sebagai daerah transit, pembangunan dan pengembangan infrastruktur di pelabuhan dapat menunjang kawasan perdagangan bebas ini.

Karimun juga memiliki berbagai potensi, yang dapat dioptimalkan dalam menggaet para investor. Selain memiliki lokasi yang strategis yakni berdekatan dengan Malaysia dan Singapura. 

Karimun juga mempunyai potensi lainnya. Wilayah perairannya yang luas menjadikan Kabupaten Karimun dapat mengoptimalkan potensi bahari yang ada.

Potensi bahari yang dimiliki oleh Kabupaten Karimun tidak hanya mencakup sektor pariwisata. Sektor perdagangan juga menjadi andalan. Dermaga di Karimun menduduki peringkat ketiga setelah Batam dan Tanjung Pinang, di wilayah Kepulauan Riau. Adanya fasilitas Free Trade Zone yang dipunyainya menyebabkan arus lalu lintas barang dan penumpang menjadi ramai.

Untuk meningkatkan semua potensi yang ada itu, maka Kabupaten Karimun membutuhkan sosok pemimpin yang enerjik, dan mampu mengadopsi teknologi maju dari luar negeri. 

Pada Pilkada Karimun 2024 mendatang masyarakat di Kabupaten Karimun harus bisa memilih calon kepala daerah yang mampu menerapkan inovasi yang berkelanjutan, untuk menciptakan daerah yang mandiri dan tidak bergantung pada pemerintah pusat.

Dengan kemampuan untuk meningkatkan kebijakan dan implementasi inovasi di daerah dan mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas layanan publik, mampu untuk meningkatkan kualitas pemerintahan lokal dan mempercepat perkembangan pembangunan daerah.

Kenapa inovasi menjadi penting, karena inovasi itu muncul ketika sedang berada di dalam kondisi yang sangat terbatas. Dalam konteks otonomi daerah, semakin banyak kepala daerah yang ingin menggerakan ekonomi daerahnya, maka semakin baik,

Inovasi dimulai tidak harus dari sesuatu yang besar. Bisa dilakukan dengan sesuatu yang kecil atau sederhana. Inovasi akan lebih mudah diterima masyarakat jika kearifan lokal dapat dimaksimalkan.

Karena itu pilihan sosok pemimpin yang enerjik, berpengalaman dan berwawasan tidak saja nasional tapi juga internasional, adalah menjadi hal penting guna menciptakan masyarakat yang sejahtera.

Adalah kejelian mantan Bupati Karimun, yang juga mantan Gubernur Kepri, Nurdin Basirun, menggaungkan Ing Iskandaryah sebagai calon bupati dan  Yova Apriazir, sebagai calon wakil kepala daerah di Karimun, karena kedua orang ini diyakini adalah sosok pemimpin yang enerjik dan berwawasan internasional, masih muda dan punya semangat juang yang tangguh.

Memang, genderang pilkada Karimun 2024 belum ditabuh, namun gaungnya kini mulai terasa. Muncul sejumlah nama yang disebut-sebut bakal maju. 

Diantaranya ada TS. Arif Fadillah (Kepala Dinas Kelutan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kepri, M Yusuf Sirait (Ketua DPRD Kabupaten Karimun), Firmasnyah (Sekretaris Daerah Pemkab Karimun), dan salah satu tokoh Karimun yakni Sabari Basirun.

Masyarakat Karimun pun sangat berharap daerahnya dipimpin oleh orang-orang yang memiliki wawasan lebih. Tidak saja nasional tapi dunia. Karimun butuh pemimpin yang masih muda, enerjik dan punya semangat juang yang tinggi.

Kriteria pemimpin yang diharapkan itu muncul pada sosok Ing Iskandarsyah dan Yova Apriazir. Yova adalah pemuda asal Tebing Karimun, yang punya segudang kegiatan dan pengalaman berorganisasi di Tanjung Pinang. Yova yang sangat mencintai dunia wisata, juga digadang-gadang bakal mampu menggairahkan dunia pariwisata di Provinsi Kepri.

Menelisik tentang nama Ing Iskandaryah, sebenarnya dia bukanlah orang baru di dunia politik. Bernaung di bawah Bendera Partai Keadilan Sejahtera, selain pernah menjadi anggota DPR Kepri tiga periode, Putra kelahiran Moro ini, juga pernah menjadi rival Aunur Rafiq pada  pilkada 2019.

Di Pilkada sebelumnya, Iskandarsyah kalah tipis dengan petahana Aunur Rafiq, hanya kalah 86 suara. Meski sempat kecewa karena Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan yang dilayangkan kubu Iskandarsyah, namun peristiwa itu menjadi pelajaran berharga pada Pilkada mendatang.

Pengelamannya menimba Ilmu di Belanda, membuat Iskandarsyah tak harus larut dalam kekecewaan. Belajar dari pengalaman lalu, dan melihat fanatisme pendukungnya dulu, yang sampai hari ini masih loyal, membuat Iskandaryah kembali maju bertarung.

Tampaknya, Iskandarsyah tak ingin mengecewakan pendukungnya yang begitu fanatik. Bagi calon pemilih baru, mungkin juga sempat penasaran, siapa sosok Iskandarsyah yang sempat menjadi pesaing berat Aunur Rafiq.

H. Ing Iskandarsyah lahir di Moro, pada 19 Juli 1972 dari pasangan H Abdul Manaf dan Hj Fatimah. Ayahnya berasal dari Kundur, sedang ibunya asli Moro. Iskandarsyah menghabiskan masa kecilnya di tanah kelahirannya, Moro, Karimun. Dia menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD Negeri 1) Moro.

Tamat SD, dia lantas melanjutkan ke SMP Negeri 1 Moro. Iskandarsyah yang kala itu masih remaja kemudian memutuskan untuk melanjutkan ke SMA Negeri 1 Tanjungpinang. Karena cita-citanya ingin membangun daerahnya, Iskandarsyah pun melanjutkan pendidikannya  di studi di Hoge School Rotterdam, Belanda.

Di negeri kincir angin itu, dia semakin paham dan mengerti bagaimana harus membangun negeri. Di Belanda itu juga dia menghimpun para pelajar Indonesia dari berbagai daerah, kemudian mendirikan organisasi keluarga Islam, sampai akhirnya dia didaulat menjadi Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia di Belanda.

Karena terlahir dari keluarga yang relegius, di Belanda pun Iskandarsyah didaulat menjadi pengurus dan khatib Masjid Al-Hikmah Den Haag. Sebelum kembali ke tanah air, Iskandarsyah juga sempat menghabiskan waktunya bekerja, bahkan didapuk menjadi  manager & Business Analyst Cinquer Technology, di kota keju tersebut.

Di Belanda dia juga sempat mendirikan Indonesische Stichting Nederland. Ketika rindu kampunya tak lagi terbendung, Iskandarsyah memutuskan kembali ke tanah air. Berbekal pengetahuannya di luar negeri,  Iskandarsyah pun mendirikan Komunitas Kepri Mengajar.

Sesuai namanya, komunitas ini memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak putus sekolah dan kurang mampu. Lembaga yang didirikannya itu termotivasi agar  anak-anak di Kepri harus menjadi pintar. 

Kemudian dia pun diangkat sebagai  Ketua Umum Gerakan Permasyarakatan Minat Baca Kepri dan Pembina Komunitas Bakti Bangsa. Kedua komunitas itu berorientasi pada pendidikan mengajar.

Sebelumnya, memang  tak ada cita-cita Iskandarsyah untuk terjun ke dunia politik. Kosentrasinya lebih besar ke dunia pendidikan. Tapi analisanya memang jitu, bahwa dunia pendidikan tak bisa terpisahkan dari dunia politik. Sebab itu, dia akhirnya memutuskan terjun ke politik dengan harapan bisa menyuarakan dunia pendidikan.

Lewat bendera Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu  dia menjadi kader partai. Karena pengalamannya di berbagai organisasi, tak membuat Iskandarsyah gamang untuk mengimplementasikan ilmunya di dunia politik, yang muaranya untuk kepentingan masyarakat..

Sikap rendah hatinya, yang selalu berguru dengan almarhum HM Sani, yang sempat menjadi wakil Gubernur, kemudian Gubernur Kepri itu, Iskandarsyah berkeinginan menularkan ilmu yang dimiliki HM Sani tentang dunia pendidikan.

Ada satu pesan yang terus terngiang pada diri Iskandarsyah dari almarhum  HM Sani. Pasan itu adalah "hidup harus bermanfaat untuk sesama dan pengabdian tidak pernah mengenal batas usia. Pesan ini lah yang menjadi motivasinya untuk kembali maju di pilkada Karimun 2024.

Konsep hidupnya sederhana. Ingin menjadi orang bermanfaat di tanah kelahirannya, dan ingin membangun daerahnya untuk mensejahterakan masyarakat, khususnya masyarakat Kabupaten Karimun.

Seperti kata pepatah Melayu, anak pulau kembali ke pulau. Ini memang diimplemantasikannya ketika 15 tahun menjadi anggota DPR Kepri. Selama duduk di DPR Kepri, dirinya melihat banyak masalah di Kabupaten Karimun, yang belum menyentuh kepada rakyat banyak. 

Utamanya adalah soal pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan. Maka, jika terpilihan menjadi kepala daerah di Kabupaten Karimun, misinya adalah pengentasan kemiskinan, peningkatan kesejehteraan, kesehatan dan pendidikan.

Belajar dari pengalamannya di sektor pendidikan, maka  Iskandaryah akan sangat perhatian khususnya di sektor pendidikan dan kesehatan. Karena dia perpandangan, bahwa tolok ukur utama kemajuan ekonomi dan kesejahteraan, suatu daerah adalah pendidikan dan kesehatan, sementara hal lainnya adalah indikator penunjang.

Iskandarsyah, juga selalu menilai bahwa konsumsi masyarakat, investasi dan ekspor merupakan indikator pendukung, yang mendorong pertumbuhan ekonomi, sedangkan indikator paling mendasar atau basic factor dari pertumbuhan ekonomi adalah pendidikan dan kesehatan.

Yang tak kalah penting bagi Iskandarsyah, adalah melakukan penguatan keuangan daerah melalui berbagai investasi, serta membuka sebanyak-banyaknya peluang lapangan kerja di Kabupaten Karimun.

Iskandarsyah digadang-gadang paling cocok berpasangan dengan Yova Apriazir, di Pilkada Karimun 2024 mendatang. Jika Yova digandengkan dengan Iskandarsyah memang pantas. 

Sebab, Yova, yang pernah ditunjuk jadi ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) wilayah Provinsi Kepri tersebut,  merupakan sosok pemuda yang enerjik dan punya inovasi dalam pengembangan dunia pariwisata di Kepri.

Masyarakat Tebing, Karimun, juga mendabakan generasi muda di wilayahnya tampil jadi pemimpin di Karimun. Supaya pembangunan Karimun menjadi perhatian Yova. Karena Yova memang berasal dari daerah ini.

Berbekal pengalamannya berorganisasi di IMI dan paham betul soal sektor pariwisata, Yova dinilai sosok generasi muda yang mampu mengembangkan potensi pariwisata Karimun, yang jujur saja sampai hari ini belum tergarap dengan apik. Padahal, banyak objek wisata di kabupaten Karimun dapat menghasilkan devisa negara, khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dari 10 objek wisata Karimun yang ada, hanya beberapa saja yang digarap secara serius. Selebihnya hanya dikelola secara tradisional. Misi Iskandarsyah menguatkan keuangan daerah, setidaknya bisa diperoleh dari objek wisata. Masyarakat Karimun berkeyakinan, jika Yova dipasangkan dengan Iskandarsyah, maka potensi wisata di Karimun bakal terkelola dengan baik.

Sepuluh objek wisata yang bisa meningkatkan PAD Karimun jika dikelola dengan apik adalah:

1. Pantai Pelawan
2. Pantai Pongkar
3. Air Terjun Pongkar
4. Gunung Jantan
5. Coastal Area Tanjung Balai Karimun
6. Makam Sibadang
7. Masjid Agung Karimun
8. Pantai Telunas
9. Pantai Gading
10. Pantai Batu Limau

Iskandarsyah memang tak ingin berbicara muluk-muluk. Mottonya tak ingin memberi janji, tapi memberi bukti, adalah komitmen untuk memberikan yang terbaik buat masyarakat di kabupaten Karimun. Kita juga berharap, semoga rakyat di kabupaten Karimun jeli dan pandai memilih pemimpin mendatang. Sebab yang kita butuhkan sekarang adalah sosok pemimpin yang enerjik, punya motivasi mensejahterakan rakyat. Semoga ! (Karno Raditya)

 

Berita Lainnya

Index