2020 Kita Harus Lebih Optimis

2020 Kita Harus Lebih Optimis

Terlanjur menjadi negara yang besar dengan jumlah pulau sekitar 17.504 dan 1.340 suku, 652 bahasa daerah serta sekitar 266,91 juta jiwa penduduk yang ada, maka bukanlah perkara mudah untuk menjalin persatuan dan kesatuan jika tanpa dilandasi dengan Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya adalah “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.

Mari kita resapi moto, atau semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila itu, guna menghadapi berbagai tantangan yang akan kita hadapi di tahun 2020.

Keberagaman dalam kehidupan bangsa Indonesia, yang ditandai letak geografis terdiri atas berbagai pulau dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Rote, patut kita syukuri karena ini merupakan sebuah anugerah yang luar biasa dan hanya ada di Indonesia.

Ini sekaligus menunjukkan bahwa kita sebagai bangsa yang dikodratkan hidup dalam lingkungan plural, rukun, aman, nyaman dan damai.

Dalam kehidupan yang pluralitas ini tidak hanya sebatas geografis, namun keberagaman ditunjukkan dengan beraneka suku, adat, tradisi budaya, bahasa etnis maupun agama, termasuk para penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang tersebar di masing-masing tempat.

Dalam telaah berperspektif sejarah, betapa berterima kasihnya kita kepada kegigihan serta  jiwa besar para founding fathers, para ulama, para tokoh agama, dan para pejuang kemerdekaan dari seluruh nusantara sehingga terbangun kesepakatan dalam masyarakat majemuk yang dapat mempersatukan kita sebagai bangsa Indonesia.

Optimisme sebagai anak bangsa, tentu menjadi kewajiban kita semua menghadapi segala bentuk tantangan. Seberat apapun cobaan yang akan kita hadapi di tahun 2020, kita harus mampu menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan di bumi pertiwi.

NKRI harga mati, kalimat ini selalu digaung-gaungkan untuk mengingkatkan kita agar tidak terpecah belah satu dengan yang lainnya.

Sebagai tahun politik, mau tidak mau dan suka tidak suka, inilah kosekuenasi demokratitasi yang sudah berjalan sejak era reformasi. Sebagai tahun politik 2020, tentu berbagai gejolak tetap saja bakal muncul sebagai perwujudan dari demokrasi. Tapi betapa mahalnya ongkos yang harus kita bayar, jika demokrasi tersebut harus menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Kita juga tak bisa memungkiri bahwa tahun politik akan berimbas pada dunia usaha. Karenanya, berbagai tantangan, cobaan dan ujian bakal muncul di tahun 2020. Semoga saja pemerintah bisa mengambil langkah serius dan fundamental memasuki tahun 2020.

Sebab menurut pendapat penulis, ketimpangan ekonomi dan kemiskinan tetep menjadi masalah yang perlu segera diselesaikan.

Jadi jika menyimak berbagai gejolak yang terjadi tahun 2019, sejatinya bukanlah masalah radikalisme. Pokok persoalan terjadinya gejolak hanya karena persoalan ketimpangan sosial akibat stagnasi perekonomian global yang serius.

Kendati harus membawa beragam persoalan di tahun 2020, tentu kita harus tetap lebih optimis. Sebab, modal dasar untuk mewujudkan stabilitas nasional dan ketertiban umum, yakni persatuan dan kesatuan semua elemen bangsa telah dimulai dan terus berproses.

Untuk itu, kita jangan mudah terpancing oleh kelompok-kelompok yang ingin mengubah dasar negara dan Pancasila. Boleh jadi karena ada kekuatan asing di balik kelompok-kelompok terebut.

Sebab, upaya untuk menghancurkan NKRI bukan tanpa alasan. Karena Indonesia kaya akan sumber alam, sehingga ada upaya kekuatan asing ingin menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa agar bisa meruntuhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hanya persatuan dan kesatuan seluruh elemen bangsa yang bisa mengeliminasi niat-niat jahat itu. Oleh karena itu, Di tahun 2020, harus ada dorongan kepada seluruh anak bangsa, khususnya Generasi Milenial, agar lebih optimis dan bersemangat merajut persatuan dan kesatuan bangsa.

Jika sikap optimisme yang dilandasi dengan semangat persatuan dan kesatuan, niscaya pada 2020 pertumbuhan ekonomi bisa menjadi lebih baik. Paling tidak kita berharap pertumbuahnnya bisa mencapai 5,3%-5,6%, inflasi 2%-4%, tingkat bunga SPN 3 bulan 5%-5,6%, nilai tukar rupiah Rp14.000-Rp15.000/dolar AS, harga minyak mentah US$60-70 per barel, dan lifting minyak 695-840 ribu barel per hari hingga lifting gas 1.191-1.300 ribu barel setara minyak per hari.Semoga !  (karno raditya)***SELAMAT TAHUN BARU 2020

Berita Lainnya

Index