Jangan pernah memungkiri, betapa suara milenial bakal jadi penentu pada pemilihan presidan (pilpres) 2024 mendatang. Pasalnya, populasi suara di generasi ini sangat signifikan.
Untuk itu, Capres yang jeli membidik kelompok generasi milenial, dipastikan mampu memenangkan kompetisi pilpres 2024.
Menurut catatan penulis, populasi kelompok ini sampai akhir tahun 2021 lalu, sudah mencapai 34-50 persen dari daftar pemilih tetap (DPT) secara nasional. Jumlah ini tentu cukup menggiurkan bagi mereka yang mencapreskan diri pada 2024 nanti.
Sebaran kaum milenial yang ada sekarang ini, tidak hanya berada di masyarakat luar. Tetapi mereka lebih banyak berada di dalam komunitas anak muda, utamanya yang gemar dengan gaya hidup dan lifestyle milenial, semisal yang tergabung dalam komunitas otomotif, penikmat kopi, gamers, dan komunitas-komunitas lainya.
Generasi ini sangat membutuhkan pemimpin yang mampu memikirkan, menyerap, dan mengakomodasi aspirasi mereka. Kaum melenial ini memang tidak terlalu apolitis.
Sejumlah survei dari berbagai lembaga juga menyebutkan, kalau kelompok melenial patut diperhitungkan pada Pilpres mendatang. Tak heran jika sejumlah tokoh mulai melakukan pendekatan pada kelompok ini.
Salah satu tokoh, yang sudah sejak lama dekat dengan kelompok ini adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Meski tidak lagi masuk dalam ketegori melenial, tapi Ganjar yang digadang-gadang maju pada pilpres 2024, ternyata mulai mendapat hati dikalangan kaum melenial.
Lihat saja yang terjadi di lapangan, ribuan milenial yang terdiri atas anak muda dan mahasiswa di Banten, Jawa Barat sudah mendeklarasikan dukungannya kepada Ganjar Pranowo untuk maju pada pilpres 2024.
Hebatnya lagi, ada pula kelompok masyarakat dari berbagai elemen yang tergabung dalam "Sahabat Ganjar" juga ikut mendeklarasikan dan mendukung Ganjar Pranowo untuk ikut Pilpres 2024. Deklarasinya sudah dilakukan secara virtual di 34 provinsi dan 51 kota di Indonesia.
Kedekatan Ganjar dengan kaum melenial, juga terlihat dari sikap para santri di 15 provinsi, yang juga mendukung Ganjar di Pilpres 2024. Para santri ini berasal dari berbagai kota, seperti Sulsel, Jambi, Banten, Kalteng, Jatim, Jateng, Jabar, Kaltim, Sumut, Lampung, DKI Jakarta, Sulsel, Nusa Tenggara Timur, dan Kalbar.
Meski terdapat sejumlah nama yang ikut digadang-gadang maju pada Pilpres 2024, seperti Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudhoyono, Sandiaga Salahuddin Uno, Erick Thohir, Khofifah Indar Parawansa, Tri Rismaharini, Puan Maharani, Mahfud Md, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Sri Mulyani Gatot Nurmantyo, Bambang Soesatyo, Ahmad Syaikhu, Suharso Monoarfa, Zulkifli Hasan, namun baru Ganjar yang mendapat dukungan kaum melenial.
Alasannya? Karena Ganjar memang terlihat memiliki kemampuan berkomunikasi dengan meraka.
Ganjar mampu memanfaatan media sosial, seperti saat menerima keluhan masyarakat. Lewat sarana ini juga Ganjar mengabarkan kondisi terkini. Kita bisa mengatakan, ganjar memang jitu ! Ganjar sudah melampaui para pesaigngnya dalam menggaet simpati rakyat dan kaum melenial.
Selain terkenal pandai bermediasosial, kelihatannya Ganjar juga sering blusukan ke rumah-rumah warga. Cara seperti ini, dulu pernah dilakukan presiden Jokowi ketika menjadi gubernur di DKI Jakarta.
Kejelian dalam berpolitik, juga tampak ketika Ganjar seringkali melibatkan milenial pada berbagai kesempatan tertentu.
Seperti dalam mengembangkan potensi ekonomi kreatif di era digitalisasi, Ganjar menggandeng para anak muda dan organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) sebagai generasi teknologi agar dapat berpartisipasi secara langsung.
Gaya kepemimpinan Ganjar yang melakukan kalaborasi tersebut, tampaknya sejalan dengan pendapat Ansell dan Gash (2012), yang dalam bukunya menyebutkan bahwa salah satu peran kepemimpinan berkoloborasi adalah pemimpin sebagai katalisator
Boleh jadi, Ganjar mengadopsi apa yang disebutkan Ansell ketika menjadi pemimpin. Buktinya, gaya kepemimpinannya yang demokratis tampak melekat pada diri Ganjar, ini sering terlihat dari sikapnya yang suka mengajak berdiskusi dengan berbagai kalangan masyarakat.
Sikap Ganjar yang selalu mengapresiasi segala aspirasi-aspirasi dari masyarakat, juga sejalan dengan pendapat Robbins dalam bukunya yang menyebutkan, pemimpin yang demokratis adalah, pemimpin yang mengikutsertakan para aktor dalam mengambil sebuah keputusan.
Cukup beralasan jika dukungan kaum melenial ke Ganjar semakin besar. Karena Ganjar dinilai dapat mengakomodir aspirasi kaum melenial.
Ganjar memang jeli, kapan dia harus menggaet kaum melenial. Ganjar pun mampu memanfaatkan perkembangan teknologi dari aplikasi-aplikasi yang sedang up to date di dalam menyampaikan suatu informasi. Inilah keahlian Ganjar.
Sebagai kaum yang dekat dengan teknologi, kaum milenial dapat mengakses informasi dengan mudah dan cepat, sehingga apa yang jadi unggahan Ganjar, sering mendapat respon positif dari kaum milenial.
Lihat saja dalam kesehariannya, Ganjar juga aktif menggunakan media sosial seperti Instagram, youtube, tiktok, juga twitter. Aplikasi ini kadang digunakannya untuk membuka ruang diskusi.
Apa yang sudah dilakukan Keder PDIP ini, mencerminkan betapa Ganjar memang memiliki gaya kepemimpinan yang inovatif dan tranformasional.
Meski dukungan masyarakat sudah begitu deras mengalir ke Ganjar, namun sampai saat ini PDIP, sebagai partai tempat Ganjar bernaung, nyatanya belum memberikan restu.
Banyak yang bertanya, ikhlas kah Megawati Soekarno Putri, sebagai ketua umum partai memberikan restu ke Ganjar?
Agaknya sulit bagi sang ketua umum partai untuk mengambil keputusan, sementara PDIP dan sebagian petinggi partai mengusung anak sang ketua umum.
Kalau boleh berandai-andai, meski PDIP tak memberikan restu kepada Ganjar, rasanya bakal banyak partai lain yang akan meminang Ganjar sebagai calon presiden 2024. Sebab Ganjar terbukti sudah memiliki dukungan militan yang relatif besar.
Jika kondisi ini yang terjadi, maka menurut pengamatan penulis, akan muncul tiga poros kekuatan pada gelaran Pilpres 2024 mendatang.
Ketiga poros tersebut masing-masing : Poros (1) PDIP-Gerindra, Poros (2) Golkar-PAN-PPP dan Poros (3) Nasdem – PKS- Demokrat.
Kalau terjadi koalisi PDIP-Gerindra, yang ngotot menyandingkan Prabowo – Puan Maharani, dan koalisi Golkar-PAN-PPP juga ngotot menyandingkan Airlangga Hartarto – Zulkifli Hasan, maka Koalisi Nasdem – Demokrat – PKS akan sangat beruntung menyandingkan Ganjar Pranowo - Agus Harimurti Yudhoyono.
Ganjar Pranowo yang sudah mendapat dukungan kaum melenial, posisinya semakin lengkap karena sosok Agus Harimurti menjadi wakil dari kalangan melenial.
Tapi jika, Ganjar yang nantinya dipinang poros kedua (Golkar-PAN-PPP), maka kondisinya tentu bisa berubah menjadi (Airlangga – Ganjar) sementara Poros ketiga akan memasangkan Anies-Agus Harimurti, dan di poros satu, tetap Prabowo-Puan Maharani.
Terlepas dari prediksi tersebut, yang pasti Ganjar bakal jadi rebutan partai lain, kalau akhirnya PDIP tak memberinya restu. Sebab Ganjar sekarang ini sudah berada di atas angin, karena dapat dukungan kaum melenial. (********)