Menjelang akan Dileburkan, BP Batam Umumkan Surplus Anggaran

Menjelang akan Dileburkan, BP Batam Umumkan Surplus Anggaran

BATAM,(PAB)----

Menjelang akan dileburnya BP Batam, Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah beserta jajaran melaporkan capaian kinerja yang mengalami surplus di tahun 2018 ini, kemarin.

Hal tersebut ditunjukkan dengan tingkat pertumbuhan PNBP yang mengalami surplus atau peningkatan cukup signfikan.

Pendapatan BP Batam mengalami Surplus sampai dengan 25 Desember 2018 sebesar Rp 268,97 miliar, sehingga saldo kas BP Batam menjadi Rp 711 miliar atau terdapat peningkatan sebesar 60,86 persen dari saldo awal kas tahun 2018 sebesar Rp 442 miliar.

"Kenaikan ini bukan didapatkan begitu saja, melainkan melalui beragam upaya dan inovasi khususnya di bidang pelayanan perizinan lahan yang berhasil membuat ketertarikan investor dan masyarakat meningkat untuk melakukan pembayaran perpanjangan UWT dengan layanan perizinan lahan yang mudah, cepat dan inovatif. Meski banyak masyarakat Batam yang menilai UWT sangat merugikan mereka," kata Lukita.

Disamping itu dirinya menekankan pada jajarannya untuk sedikit mungkin melakukan belanja barang sehingga tercipta PNBP yang sehat dan optimal.

Lukita menambahkan sebagain besar angka penerimaan PNBP berasal dari unit kerja penghasil yang berada dinaungan Anggota 3 atau Deputi Bidang Pengusahaan Sarana Usaha.

"PNBP menjadi sumber pembiayaan untuk membangun infrastruktur, pada tahun ini berhasil kami dorong tanpa menaikan tarif, Surplus ini bukan didapatkan dari menaikan tarif layanan seperti UWT melainkan melalui inovasi, yang 90 persen penerimaan itu (PNBP) melalui Deputi 3," ungkap Lukita.

Dengan peningkatan tersebut maka berbagai pergerakan kegiatan pembangunan konstruksi yang dijadwalkan pada tahun 2019, ia harapkan tetap dapat dilakukan sebagai akses untuk membuka investasi baru.

Seperti membangun 12 akses sarana jalan dan jembatan di kawasan industri dan jalan strategis, Pembangunan Jalan Kolektor Kawasan Industri Kabil (Dari Jalan Anggrek Hitam Menuju Jalan Arteri Pattimura).

Kemudian Pembangunan Jalan Kolektor Kawasan Industri Kabil (Dari Samping Musim Mas Menuju Jalan Arteri Hang Kesturi), Pembangunan Jalan Kolektor dan Jembatan Kawasan Industri Sekupang (Menuju Kawasan Industri Britoil) Tahap 1, Perbaikan Jalur Lambat Jalan Arteri Sudirman (Dari Simpang Jam Sampai Simpang Kabil 1 Jalur).

Selanjutnya Pembangunan Jalur ke 2 Jalan Kawasan Industri Batam Centre (Depan Tunas Industrial Park 2), Pembangunan dan Peningkatan Jalan Kawasan Industri Tanjung Uncang Tahap 2, Peningkatan Jalan Kawasan Industri Pelabuhan Sagulung Tanjung Uncang, Pembangunan dan Peningkatan Jalan Kawasan Industri Sei Lekop Tahap 2.

"Terakhir Perbaikan Jalan Kawasan Industri Sintai Tanjung Uncang, Pembangunan jalan kolektor kawasan Tanjung Piayu Menuju Tembesi Tahap 1 dan Pembangunan Jalan dan Jembatan Sambau Nongsa serta Perbaikan UnderPass Pelita Tahap 1," terangnya.

Selain itu BP Batam juga akan mengembangkan Pelabuhan Batuampar yang telah dimulai dengan peresmian First Fleet Ship to Ship floating storage unit (FSU) di Dermaga Utara Pelabuhan Batuampar.

Refenery Palm Oil Unggul Persada progres 40 persen ditargetkan tahun 2019 sudah bisa produksi 2 tangki. Pengembangan Pelabuhan Batu Ampar akan memiliki potensi pendapatan hingga 20-40 M pertahun.

Kerja sama dengan Pelindo untuk mengembangkan fasilitas pelabuhan lainnya, Pengembangan lanjutan pelabuhan batu ampar dengan nilai PNBP 110 Milliar, Pengembangan Bandara Hang Nadim menjadi Pusat Logistik Hub Indonesia dimana telah dimulai prakualifikasi lelang dengan 47 peminat sebagai besar investor mancanegara.

Kemudian pengembangan pembangunan dam tembesi, saat ini terdapat sebanyak 37 investor yang berminat untuk Mengelola dam tembesi, Perpanjangan kontrak kerjasama dengan Maintanance Repair and Overhaull (MRO) Lion, Instalasi Pengelolaan air limbah menjadi air bersih yang sudah mulai dapat dinimkati warga Batam Center pada 2019 serta legalitas rumah ibadah dan legailtas sejumlah kampung tua.

"Keberhasilan yang diraih BP Batam pada tahun ini, yakni mampu memberikan konstribusi terhadap pencapaian perekonomian Batam 7 persen pada tahun depan. Selain itu sektor pariwisata juga tidak dapat dipungkiri mampu menyumbangkan peran dalam peningkatan indeks ekonomi Kepri," katanya.

Pada 2017 hanya tumbuh 2,01 persen yang merupakan pertumbuhan terendah sepanjang sejarah Kepri. Hal ini terjadi, seiring dengan tren pelemahan pertumbuhan investasi/PMTB dan ekspor industri berbasis migas dan galangan kapal yang melemah.

Tahun 2018, sejalan dengan langkah BP Batam dan seluruh stakeholders, investasi mulai meningkat, pariwisata tumbuh pesat ditandai dengan tren kunjungan wisman yang naik pesat setalah 4 tahun stagnan, perekonomian Kepri berhasil tumbuh sebesar 4,47 dan 4,51 persen pada triwulan I dan II dimana investasi telah tumbuh sebesar 6,49 persen dan 7,68 peraen untuk masing-masing triwulan.

"Tren positif ini merupakan sinyal akan kebangkitan perekonomian Kepri yang 70 persen ditopang oleh perekonomian Batam dan pada periode mendatang tentunya harus terus dikawal serta ditingkatkan," paparnya.

 

(kompas.com)

Berita Lainnya

Index