JAKARTA,(PAB)---
Dirut PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan jika ada kenaikan harga menjelang hari Raya Lebaran adalah hal yang wajar. Asalkan kenaikan tersebut masih dalam batas sewajarnya.
"Saya juga tidak tahu kenapa, pasti harga sembako ada kenaikan menjelang hari Raya Lebaran. Itu seperti sudah kebiasaan. Tapi kenaikan harganya jangan terlalu tinggi," kata Arief pada acara buka bersama jajaran PD Pasar Jaya dengan anggota Kordinatoriat Wartawan Balaikota dan DPRD DKI Jakarta di RM Sederhana, Jl Raden Saleh, Cikini, Jakpus, Kemarin (7/6/2018).
Meski begitu Arief mengakui jika harga sembako di Ibukota masih tergolong stabil. Karena itu Arief berharap hingga paska Lebaran, Pemprov DKI Jakarta tidak perlu menggelar OP (Operasi Pasar) untuk menurunkan harga. "Secara umum masih relatif stabil," kata Arief didampingi jajaran direksi PD. Pasar Jaya.
Meski demikian, Arief mengakui ada kenaikan harga di beberapa jenis bahan sembako. Namun kenaikan harga tersebut tidak terlalu mengkhawatirkan masyarakat luas. "Contohnya saja harga cabe-cabean ada kenaikan harga sekitar Rp.2 ribu perkilogram. Harganya masih dalam batas toleran di kisaran di bawah Rp 20 ribu untuk cabe keriting," urai Arief.
Menurut Arief, tidak adanya kenaikan harga yang signifikan tak lepas dari peran pemerintan pusat dan Pemprov DKI yang terus mengendalikan harga dengan berbagai cara. "Pemprov DKI kini semakin meningkatkan kordinasi dengan daerah produsen," ungkap Arief.
Upaya lain yang dilakukan DKI, Arief menambahkan mendistribusikan sembako kepada masyarakat miskin yang memiliki Kartu Jakarta Pintar (KJP). "Masyarakat miskin tetap bisa mendapatkan sembako murah meskipun terjadi kenaikan harga," ucap Arief
Adapun anggaran yang digelontorkan untuk sembako KJP, Arief menyebutkan senilai Rp.127 milyar. Sedangkan tahun ini sebesar Rp. 300 milyar
Adapun sejumlah sembako untuk program KJP Arief memaparkan antara lain daging sapi, ayam, beras, terigu, minyak goreng, dan gula pasir. (Drajat)
