DPRD DKI : Naturalisasi Sungai Lebih Baik Ketimbang Normalisasi Sungai

DPRD DKI : Naturalisasi Sungai Lebih Baik Ketimbang Normalisasi Sungai
Anggota DPRD DKI Komisi B Endah Pardjoko

JAKARTA,(PAB)---
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Endah Pardjoko mendukung proses naturalisasi sebagai langkah penyelamatan air bersih di Ibukota. Pasalnya cara naturalisasi tidak menimbulkan permasalahan baru ketimbang membenahi sungai dengan cara normalisasi.

"Sungai itu adalah sumber kehidupan bahkan sungai bisa menjadi daya tarik. Karena itu langkah penyelamatan air sangat penting mengingat kondisi air di sungai-sungai di Ibukota memprihatinkan. Seperti Kali Item yang belakangan ini menjadi sorotan karena airnya menimbulkan bau tak sedap. Karena itu langkah naturalisasi lebih baik ketimbang normalisasi," kata Endah di acara Gerakan Sahabat Perempuan Mendukung Program Naturalisasi Lingkungan, di Jakarta Pusat, Jum'at (3/8).

"Dengan langkah naturalisasi sungai tidak akan menimbulkan permasalahan baru. Naturalisasi lebih alami karena tidak merubah sungai. Penyelamatan air dilakukan dengan mengikuti kondisi sungai tersebut tidak seperti normalisasi yang bisa menimbulkan permasalahan baru karena dilakukan penyodetan dan turap," terangnya.

Langkah penyelamatan air Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta tersebut melanjutkan Pemprov DKI bisa meniru negara lain. Dia mencontohkan di negara lain sungai dan pemukiman warga tidak ada batasan. Akan tetapi hal tersebut tidak membuat sungai tercemar dan menimbulkan bau. "Jadi harus dirubah stigma dan kesadaran masyarakat akan pentingnya sungai sebagai sumber kehidupan," katanya.

Terkait langkah Pemprov DKI yang berencana akan melakukan penyelamatan air di DKI, Endah menghimbau agar langkah tersebut tidak hanya dilakukan berdasarkan momentum. "Kita berharap langkah penyelamatan air yang digaungkan Pemprov DKI Jakarta tidak bersifat politik praktis. Namun perlu keseriusan agar kondisi sungai lebih baik," urainya.

Sementara UPK Badan Air Lingkungan Hidup DKI Jakarta Lambas Sigalingging menjelaskan dalam melakukan penyelamatan air pihaknya mengalami sejumlah kendala. Diantaranya adalah pendangkalan air sungai. "Seperti Kali Sentiong dan Kali Sunter sungai itu debit airnya mengalami pendangkalan karena itu saat panas terik, baunya naik keatas," kata Lambas.

Masalah lainnya kata Lambas terkait akses untuk membersihkan sampah di sekitar sungai. "Untuk membersihkan sungai dan kali petugas kesulita untuk akses karena pintu belakang rumah warga terlalu berdekatan dengan sungai," terangnya.

Adapun kelemahan lainnya dalam upaya menangani sungai Lambas mempertanyakan terkait penertiban. "Itu tanggung jawab siapa (penertiban). Seperti di Kali Item di situ ada limbah produksi tahu dan pemotongan ayam. Kalau ada penertiban kan tidak seenaknya seperti itu," tegasnya.

Meski begitu kata Lambas pihaknya akan terus berupaya semaksimal mungkin agar program penyelamatan air bersih di DKI Jakarta bisa terlaksana dengan baik.

Di tempat yang sama Ketua Laskaru Aziz Kurniawan mengatakan pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk membuat jera masyarakat yang masih buang sampah ke sungai. "Masalah untuk menyelamatkan air memang ada pada budaya dan penertiban. Seperti beberapa waktu lalu kita sudah berusaha. Bahkan wajah warga buang sampah ke kalo sudah kita foto," kata Aziz.(Drajat)

Berita Lainnya

Index