SERDANG BEDAGAI, (PAB) -
Proyek pembanguan bendungan irigasi pintu klep buka tutup penahan air asin yang berlokasi di Dusun I Desa Pematang Kuala,Kecamatan Teluk Mengkudu,Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara, yang sudah selesai pembangunannya tahun 2021 kondisinya retak retak.
Keretakan itu terlihat pada dinding penahan tanah yang pembangunan nya dengan sistem pemasangan susun batu jeronjong yang di balut pelasteran pasir bercampur semen. Namun diduga tak sesuai Rencana pembuatan bangunan (bestek) sehingga diduga sangat diragukan kekuatan dinding penahan tanah bendungan tersebut tak akan bertahan lama.
" Sangat disayangkan, sesuai papan informasi Proyek yang menggunakan dana anggaran tahun 2021 APBD kabupaten Sergai dengan nilai kontrak Rp, 3,151.265, 000,00. Dan tak ada tertera Voleme di papan informasi pembangunan Bendung Desa Pematang Kuala Kecamatan Teluk Mengkudu, yang di kerjakan oleh PT. Daffaa Buana Sakti tampak retak retak, sementara masa perawatan bangunan tersebut hanya sampai bulan Juni 2022".
Amatan wartawan di lokasi Bendungan Desa Pematang Kuala, Rabu (20/4/2022) bangunannya tampak retak retak dan terlihat keretakan dinding penahan tanah tersebut sudah di poles Cairan semen.
Bendungan bernilai Rp 3,1 M, diduga tanpa manfaat di Serdang Bedagai, demikian dikemukakan salah seorang pengurus kelompok tani Maju Butar-butar kepada wartawan di Sei Rampah, Rabu (20/4/2022).
Menurut Maju Butar Butar, ada 18 kelompok di 2 desa Pematang Kuala dan Bogak Besar di Kecamatan Teluk Mengkudu, tidak bisa berharap besar bercocok tanam padi lagi, pasalnya bangunan bendungan/dam yang direncanakan untuk menahan air laut ke areal persawahan bernilai Rp 3,1 M yang baru selesai dikerjakan tidak dirasakan manfaatnya.
"Kasian para petani, kami yang sempat berharap, ada 18 kelompok tani yang mempunyai luasan areal sawah sekitar 700 Ha terletak di Desa Bogak Besar dan Desa Pematang Kuala, ujarnya.
Padahal demi kedaulatan pangan dan ketahanan pangan, maka dilakukan pencetakan sawah baru, dengan mengaktifkan lahan tidur yang selama ini tergenang air asin dari laut, bahkan hingga kini, masih ada upaya pencetakan sawah yang kami lakukan, dengan mengganti lahan tanaman sawit yang tidak produktif menjadi areal sawah baru, terangnya mendukung program pemerintah bagi ketahanan pangan, ujar Butar-butar.
Namun menurutnya, parahnya Proyek pembanguan bendungan yang berlokasi di Dusun I Desa Pematang Kuala, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai baru selesai dikerjakan pihak kontraktor sekitar akhir tahun 2021 lalu terkesan asal jadi.
"Sangat disayangkan, meskipun baru saja selesai dikerjakan, namun hasilnya tidak optimal. Terlihat bangunannya sudah retak-retak, disana sini dan hanya dilakukan pendempulan dengan semen. Meragukan sebagai bendungan penahan air asin agar tidak masuk ke areal sawah, apa lagi nanti bila datang pasang besar air laut ", ucapnya.
Menurut Maju Butar-butar yang juga sebagai salah seorang petani menduga hasil bangunan ini asal-asalan dikerjakan, menurutnya lagi, ada 3 kelemahan yang saya perhatikan dari bangunan ini, sesalnya.
Pertama, benteng dam terlalu rendah dibandingkan dengan air pasang laut, akibatnya air asin bisa lewat bila pasang air berada di puncaknya. Kedua tanggul kurang lebar, akibatnya dari kanan kiri kemungkinan air pasang juga bisa masuk.
Ketiga, saat benteng dikerjakan tidak melewati tahapan pemadatan yang optimal, akibatnya saat air pasang, maka rembesan air asin masuk melalui rongga yang tidak padat, mungkin pengerjaannya kemarin tidak bersih dan banyak sampah batangan kelapa dan batang kelapa sawit yang ditimbun, akhirnya membusuk dan membuat rongga di benteng, ujarnya.
Hasil pantauan di lokasi Bendungan Desa Pematang Kuala, Rabu (20/4/2022) bangunannya tampak retak retak dan terlihat keretakan dinding penahan tanah tersebut sudah di poles Cairan semen. Padahal bagian bawah bangunan juga terlihat retak-retak.
Begitu juga pintu klepnya diduga sudah ada yang rusak atau bocor, akibatnya ketika air pasang naik terlihat air masuk melalui bagian bawa pintu klep.
Pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Serdang Bedagai yang punya pekerjaan ini, lewat Kabid PSDA Chairu Vyatra, ST mengatakan, proyek tersebut masih dalam tahap pemeliharaan, meskipun sudah dibayar, hanya biaya jaminan pemeliharaan sebesar 5 persen dari kontrak yang belum dibayar, ujarnya.
Bendungan/Dam ini dibangun dengan menggunakan dana APBD Kabupaten Serdang Bedagai tahun anggaran 2021 dengan nilai kontrak Rp 3.151.265.000,- dan dikerjakan oleh PT Daffa Buana Sakti, atas permintaan kelompok tani dari 2 desa, yang bertujuan untuk membantu para petani di 2 desa tersebut untuk melindungi areal persawahan dari masuknya air asin.
Kabid PSDA tersebut juga mengaku, baru menjabat kabid PSDA, "Maaf pak, saya baru di sini, namun walaupun demikian kita akan perbaiki, karena masih dalam masa perawatan hingga bulan enam nanti, tandasnya pertelepon saat dihubungi. (Bam16)

