MEDAN,(PAB)----
Kopi dewasa ini sudah semakin diminati,bukan saja bagi para orang tua, kawula muda juga sudah banyak yang menggandrungi "si hitam" nikmat ini. Sungguh layaklah kiranya jika kopi kita sebut sebagai minuman istimewa untuk masyarakat yang datang dari berbagai kalangan ekonomi serta profesi.
Hal ini tentunya tidak terlepas dari promosi yang gencar dilakukan pemerintah, pebisnis juga para penikmat minuman yang dulunya hanya diminati kalangan tertentu saja.
Namun, dewasa ini sangat disayangkan, perluasan lahan sawit yang sudah sampai pada dataran tinggi dimana biasanya tanaman kopi dapat tumbuh dengan baik, dikhawatirkan nantinya mempersempit lahan untuk membudidayakan komoditi ini.
Penambangan yang banyak dilakukan juga tentunya sangat mempengaruhi budi daya kopi, disamping tanah menjadi rusak tentunya, kondisi ini juga mempersempit lokasi penanaman, padahal, jika dikelola dengan baik, minuman yang di gandrungi dunia luar, khususnya negara Eropa ini sangat menguntungkan, bukan saja bagi petani namun, bisa menjadi salah satu komoditas andalan yang dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat pada umumnya.
Kita patut mensyukuri, karena diberikan lokasi dan letak geografis dengan struktur tanah yang baik sehingga, tanaman kopi dapat tumbuh subur. Uniknya, disetiap lokasi yang berbeda, rasa kopi dan ciri khas yang dihasilkannya berbeda pula.
Untuk lebih memperkenalkan kopi serta membudidayakannya kepada masyarakat,maka beberapa Organisasi pencinta kopi diantaranya,Organisasi Kopi Orang Utan Sumatera,Kopi Tao, KPHSU, SIEJ Sumut dan KSPB mengelar konprensi pers di Penang Corner Jalan SMTK Dr. Mansur Medan, Saptu (09/12/17) pukul 16.00 WIB.
Salah seorang narasumber Zulkarnain Nasution mengajak masyarakat untuk mencintai dan membudidayakan kopi agar lebih dikenal dan dicintai masyarakat, khususnya di wilayah Sumatera Utara.
"Bagaimana menjadikan kopi menjadi tanaman tradisi,dan jika tidak dilestarikan akan hilang,begitu juga dengan tanaman cengkeh,mari kita jaga kelestariannya,"ujar Zulkarnain yang juga seorang sastrawan dihadapan para awak media.
Senada dengan Zulkarnain,ketua The Society Of Indonesian Enviromental Jurnalists (SIEJ) Sumut Mei Leandha juga mengharapkan agar penanaman sawit yang belakangan ini semakin meluas hingga kedataran tinggi agar dapat di minimalisir.
"Jangan ada lagi penanaman sawit didataran tinggi, kalau dibiarkan tentunya ini dapat pengaruhi budi daya tanaman kopi,kita harapkan baik pemerintah maupun pihak swasta memperhatikan hal ini, jangan sampai penanaman sawit mempengaruhi budi daya kopi"harap Ketua DPD IWO Sumut ini kepada pab-indonesia.co.id seraya mengajak masyarakat agar lebih mencintai komoditi ini.
Dari keseluruhan, rangkaian acara konprensi pers ini berjalan dengan baik.(M.Junedy)