Soal Tol Pekanbaru - Dumai Dapat Pinjaman Rp12,3 Triliun

Noviwaldy: Jokowi Janji ke Rakyat Riau Siap Tahun 2019, Sekarang Masih Jalan Tanah

Noviwaldy: Jokowi Janji ke Rakyat Riau Siap Tahun 2019, Sekarang Masih Jalan Tanah
Foto udara tol Pekanbaru - Dumai yang diambil Wakil Ketua DPRD Riau Ir Noviwaldy Jusman.

PEKANBARU,(PAB)---- 

Meski mendapat kucuran dana dari pinjaman Bank Mega sebesar Rp12,3 triliun, namun pembangunan tol Pekanbaru - Dumai membuat miris karena progress tidak berkembang dengan baik. Bahkan hingga sekarang, meski maslah ganti rugi hanya sedikit, namun jalan tersebut masih jalan tanah.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau, Ir Noviwaldy Jusman saat dimintai komentarnya mengatakan masalah ganti rugi hanya hanya kecil saja dari 131 kilometer panjang tol.

''Hanya beberapa ruas yang belum selesai diganti rugi, tapi kan banyak yang bisa dikerjakan jelang persoalan itu selesai. Kenyataan, pembangunan tol ini jalan ditempat dan terkesan cenderung membangun pintu tol saja agar nampak seolah-olah ada pembangunan dan rakyat terbius,'' ujar Dedet, panggilan akrab Noviwaldy Jusman kepada GoRiau.com, Minggu (14/10/2018).

Dikatakan, pemerintah harus jujur menyatakan bahwa ruas Pekanbaru - Dumai tidak ada dananya. ''Soal ada pinjaman sindikasi bank, kita tak perduli itu, karena saya pribadi sering lakukan pengawasan langsung dari udara, ternyata jalannya masih tanah semua,'' jelasnya.

Yang anehnya, meski masih jalan tanah, badan jalan sudah dibuka 90 persen, kenapa tak dikerjakan kalau ada uang. ''Jadi kerjakan sajalah karena Jokowi sudah janji dengan rakyat Riau selesai 2019,'' tegasnya.

''Sangat besar keyakinan saya, tol ini tak selesai, namun saya nilai tol Pekanbaru - Dumai lebih maju sedikit dari tol Padang - Pekanbaru yang tak ada progress setelah groundbreaking.
Jadi sekali lagi, coba umumkan secara transparan berapa kilometer yang belum bebas dari 131 kilomter itu. Kenapa yang sudah bebas pun alias tanah negara pun tak disentuh,'' tutupnya.

Seperti diberitakan GoRiau sebelumnya, pembangunan tol Sumatera termasuk Riau segera dikebut supaya sesuai target waktu. Untuk dana, PT Hutama Karya (Persero) mendapat dukungan dana dari pihak perbankan dan keuangan Rp 31,5 triliun.

Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), Bintang Perbowo menjelaskan bahwa pihaknya mendapatkan dukungan pembiayaan untuk penyelesaian tiga ruas Jalan Tol Trans-Sumatera, yaitu ruas Pekanbaru - Dumai, ruas Terbanggi Besar - Pematang Panggang serta ruas Pematang Panggang - Kayu Agung.

''Dengan target waktu penyelesaian yang semakin dekat, Alhamdulillah kami mendapat dukungan pembiayaan dari perbankan untuk ruas Pekanbaru - Dumai sebesar 16,8 triliun dan ruas Terbanggi Besar - Pematang Panggang serta ruas Pematang Panggang - Kayu Agung sebesar 14,4 triliun,'' ungkap Bintang dalam keterangannya, Sabtu (13/10/2018).

Dukungan pembiayaan tersebut dikukuhkan ke dalam tiga perjanjian kredit. Perjanjian Kredit yang pertama adalah untuk memenuhi pembiayaan dua ruas jalan tol yaitu ruas Terbanggi Besar - Pematang Panggang serta ruas Pematang Panggang - Kayu Agung.

Kreditur sindikasi perbankan dan lembaga keuangan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT CIMB Niaga Tbk, serta PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sebesar Rp 14,4 triliun.

Perjanjian kredit selanjutnya dilakukan antara PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Bank Mega, Tbk. untuk memenuhi pembiayaan proyek Jalan Tol Trans-Sumatera ruas Pekanbaru - Dumai sebesar Rp 12,3 triliun.

Selain itu, proyek ini juga mendapatkan dukungan pembiayaan lain melalui skema monetisasi Jalan Tol Akses Tanjung Priok oleh PT Permata Bank, Tbk., PT Bank ICBC Indonesia, dan MUFG Bank, Ltd. (Jakarta Branch), serta PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dengan nilai Rp 4,5 triliun.

Direktur Keuangan Hutama Karya, Anis Anjayani, mengatakan bahwa penandatanganan perjanjian kredit ini menunjukkan dukungan berbagai pihak, baik itu BUMN maupun swasta berskala nasional dan internasional terhadap pogram pemerintah untuk percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia, khususnya Jalan Tol Trans Sumatera.

Ia pun menjelaskan bahwa keberadaan Jalan Tol Trans Sumatera ini dapat memberikan manfaat yang cukup besar bagi transportasi logistik dan mobilitas masyarakat di wilayah Pulau Sumatera.

Hal ini dikarenakan semakin singkatnya waktu tempuh perjalanan yang akan membantu menurunkan biaya logistik produk unggulan serta hasil bumi sehingga sumber daya tersebut dapat terdistribusi dengan baik dengan waktu yang cepat disertai biaya yang terjangkau.

''Waktu tempuh dari Bakauheni ke Terbanggi Besar bisa mencapai 4 jam jika melalui jalan nasional. Namun jika lewat tol hanya membutuhkan 1,5 jam saja,'' kata dia.

"Begitu pula perjalanan dari Palembang ke Indralaya yang awalnya 2 jam, sekarang hanya butuh 20 menit saja lewat tol. Ini tentu akan sangat menghemat waktu mobilitas orang dan barang di sana,'' lanjut Anis.

 

Disamping itu, dengan dioperasikannya ruas-ruas Jalan Tol Trans Sumatera nantinya dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi warga setempat sehingga tingkat penyerapan tenaga kerja di Sumatera akan bertambah.

Dibangunnya JTTS juga akan meningkatkan penerimaan negara dalam bentuk pajak dan juga meningkatkan daya saing produk-produk unggulan melalui Rest Area di sekitar JTTS dimana nantinya Rest Area di ruas-ruas Jalan Tol Trans Sumatera sebagian besar akan diperuntukkan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di sekitar ruas tol tersebut. (goriau)

Berita Lainnya

Index