Dumai,(PAB) ----
Koperasi TKBM Bumi Melayu Berkah Bersama (BMBB) mengadakan demo untuk menuntut supaya hak pekerja dapat dipekerjakan dipelabuhan Pelindo Dumai dan melalui demo ini masyarakat sangat mendukung karena pelabuhan ini merupakan tempat mereka bekerja dari orang tua sampai saat ini Jalan Datuk Laksamana kelurahan Dumai kota Kecamatan Dumai Kota Senin,(16/6/2025).
Demo dimulai dari jam 9 pagi titik kumpul depan sekretariat BMBB masa demo berjumlah hampir 200 orang yang diketuai oleh Narwan
Dalam aksi demo tempat yang ditujukan kantor KSOP(Sahbandar) Jalan Yos Sudarso Dumai setelah mengadakan demo disana aksi demo pindah pelabuhan Pelindo Gete 2 pintu dua di pelabuhan Pelindo Dumai.
Dalam orasi yang disampaikan Narwan selaku ketua meminta kepada Pelindo untuk supaya anak tempatan yang dipekerjakan di pelabuhan dumai dan dipermudah untuk mendapat kan kerja bagi anak anak yang tamat dari sekolah untuk tidak mempersulit.
Tuntunan dalam pendemoan izin Pmku dalam pelabuhan Pelindo,dalam orasi tadi tidak ada anarkis.
KSOP seperti menutup mata. Kami sudah berkali-kali mengajukan, namun sampai hari ini tak ada tanggapan yang jelas. Masyarakat hanya dijadikan penonton di tanah sendiri,” tegas Kurniawan di tengah massa aksi yang memadati kawasan pelabuhan
Untuk meminta KSOP mendapat sudah menyampaikan surat dengan fat tekal disuruh lanjut ke Kapolres dari Kapolres ke KSOP tidak ada tanggapan maka diadakan demo secara besar besaran.
Tidak mendapat hasil yang tidak diinginkan kami meminta PMKU
keadilan di depan Kantor KSOP dan Gate Pelabuhan Dumai. Aksi yang dipimpin oleh Kurniawan, Ketua TKBM Bumi Melayu Berkah Bersama, menyoroti lambannya respons dari pihak KSOP Dumai dalam mengeluarkan izin PMKU (Pemberitahuan Memulai Kegiatan Usaha), yang telah lama diajukan oleh Koperasi
Dalam tuntutan diberi masa tenggang.tiga hari masa tidak ada tanda maka mereka melakukan aksi demo yang berlangsung pada hari ini.
Orasi ini merupakan langkah untuk mendapatkan hasil yang baik seperti yang dilakukan pendemooan sekarang ini.
Kami ini bukan pendatang. Kami ini pemilik tanah yang dulu menyerahkan untuk pembangunan pelabuhan. Tapi balasannya? Anak cucu kami bahkan tak bisa bekerja di dalamnya,” ungkap Rizal dengan nada kecewa. (Eli)