PT.DI Genjot Produksi:

Pesawat CN-235 Makin Diminati Banyak Negara

Pesawat CN-235 Makin Diminati Banyak Negara
CN-235, mampu mendarat di landasan pendek berbatu

Jakarta, (Pab-Indonesia)

Pesawat CN235 produksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) makin diminati banyak negara. Karena produski anak negeri ini bukan "kaleng-kaleng".

Kecanggihan pesawat terbang buatan Indonesia semakin diakui dunia. Terbukti pesawat CN-235 produksi PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI banyak diincar berbagai negara.

Beberapa negara telah meminta dan membeli pesawat buatan PTDI ini. Diantaranya Venezuela, Senegal, Burkina Faso, Uni Emirat Arab, Pakistan, Turki, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Nepal, dan Brunei Darussalam.

Setidaknya pesawat yang terdiri dari dua tipe, yaitu CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) dan CN235-220 ini banyak diminati karena multifungsi. Selain bisa digunakan untuk kebutuhan militer, pesawat ini juga bisa dioperasikan untuk penerbangan komersial dan penerbangan pribadi.

Sebagai pesawat multifungsi, salah satu kelebihan CN-235 adalah banyaknya konfigurasi yang dimilikinya. Pesawat ini bisa diatur untuk memenuhi lima kebutuhan berbeda yaitu pengangkutan pasukan/penerjun payung, konfigurasi untuk VIP, konfigurasi evakuasi medis, pesawat penumpang, dan kargo.

Pesawat CN-235 juga banyak diminati karena kemampuannya melakukan lepas landas dalam jarak pendek dan di landasan yang belum beraspal. Selain itu, pesawat tersebut dilengkapi dengan pintu belakang dan memiliki jarak jangkau hingga 1.773 km atau kurang lebih 11 jam.

Kemampuan ini dimiliki CN-235 karena teknologi avionik glass cockpit, autopilot dan winglet di sayap pesawat membuat kendaraan ini stabil serta irit bahan bakar.

CN-235 tipe 220 memiliki daya angkut hingga 4.700 Kg atau 36 penumpang. Pesawat ini bisa terbang hingga ketinggian 25 ribu kaki, dan kecepatan mencapai 231 kts. Pesawat ini telah dilengkapi mesin jenis turboprop General Electric GE CT7-9C.

Untuk keperluan militer, pesawat ini bisa mengangkut beban hingga 5.200 kg atau membawa sekitar 49 tentara. Pesawat tersebut juga bisa diandalkan untuk menjalankan misi kemanusiaan, SAR, patroli perbatasan dan misi-misi khusus lain.

Berbagai teknologi mutakhir dan kecanggihan tersebut membuat pesawat terbang ini memiliki harga sekitar Rp400 miliar. Saat ini, pemerintah terus mengembangkan CN-235 agar bisa lebih maksimal digunakan untuk keperluan penerbangan komersial, khususnya sebagai penghubung wilayah kepulauan.

Menurut Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Gita Amperiawan, pihaknya kini terus menggenjot produksi pesawat CN-235, karena memangg sudah diminati banyak negar di dunia.

Saking antusiasmenya negara di dunia terhadap pesawat CN-235, membuat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, mendorong PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menggenjot kapasitas produksi Pesawat CN235 dan memperluas pasar ekspornya.

Dia mengatakan, pesawat tersebut diminati banyak negara mulai dari negara-negara Afrika, Timur Tengah, Amerika Latin, dan beberapa negara Asia dan Eropa.

Sementara, pengamat militer, Beni Sukadis, menilai bahwa  langkah Prabowo sudah benar. Sebab CN235 buatan PT Dirgantara Indonesia adalah pesawat propeller yang memuat penumpang tidak banyak (50 orang), tidak memerlukan landasan panjang (short take-off and landing/STOL), dapat landas/mendarat di nonaspal, dan sangat mudah perawatannya.

"Bongkar muat yang mudah melalui pintu ramp belakang, misi fleksibilitas tinggi, dan konsumsi BBM ekonomis," kata Beni.

Beni melanjutkan, CN235 bisa menjadi kompetitif di pasaran dibanding pesawat lainnya seperti ATR. Dia meyakini, CN235 akan membuka keran ekspor yang menjanjikan.

"Jelas peluang ekspornya sangat besar, terutama negara sahabat yang memiliki anggaran terbatas," lanjut  Beni.

Beni menambahkan, meningkatnya pembelian CN235 oleh negara lain juga bakal berdampak positif terhadap perekonomian negara karena dapat mendatangkan devisa dan membuka lapangan kerja.

"Jelas berkontribusi bagi ekonomi Indonesia, terutama terbuka lapangan kerja, peningkatan kesra (kesejahteraan rakyat), dan juga pendapatan negara," urai Beni.

Beni mengamini keterbatasan dana investasi yang membuat kemampuan PTDI dalam memproduksi CN235 terbatas. Beni berharap, usai dilirik Prabowo maka kendala terkait bisa mendapatkan jawaban.

"Dibutuhkan lebih banyak kerja sama untuk pendanaan pengembangan pesawat ini," Beni menandasi.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bahna sudah ikut hadir saat penandatanganan MoU antara PTDI dan Jet Investment Group SARL. Dia mengatakan, kerja sama serupa diharapkan dapat membuka jalan bagi PTDI untuk mendapatkan investasi dan peluang pemasaran yang lebih luas.

Prabowo mengungkapkan bahwa pemerintah telah berencana membeli 10 pesawat CN235 dari PTDI. Dia pun meminta PTDI untuk meningkatkan produksi menjadi 24 unit per tahun secara bertahap dalam tiga tahun ke depan dari yang saat ini empat unit per tahun. PTDI  tercatat sudah memproduksi  sekitar 286 unit pesawat tersebut telah tersebar di dunia. (raditya)

Berita Lainnya

Index