Pancur Batu,(PAB)----
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pancur Batu mengalami transformasi besar sejak dipimpin oleh Tribowo, Amd.IP., S.Sos., M.Si. Sejak dilantik, Tribowo bergerak cepat menjalankan berbagai program pembinaan, rehabilitasi, dan reintegrasi sosial bagi warga binaan, berlandaskan 13 Program Akselerasi Menteri Hukum dan HAM serta pedoman Pemasyarakatan Bermanfaat untuk Masyarakat.
Di bidang pembinaan spiritual, Tribowo menunjukkan keteladanan dengan memimpin langsung salat tarawih berjamaah bersama warga binaan pada bulan Ramadan. Kegiatan ini bukan hanya rutinitas keagamaan, tetapi juga bagian dari pembinaan rohani untuk membentuk karakter dan komitmen spiritual warga binaan.
Lapas Pancur Batu juga menjadi contoh sukses dalam mengembangkan program ketahanan pangan. Melalui Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE), Tribowo memimpin panen raya jagung, ubi, cabai, serta budidaya ikan mas, nila, dan lele. Seluruh kegiatan ini melibatkan warga binaan, memberi mereka keterampilan sekaligus meningkatkan produktivitas dan kemandirian.
Kepedulian terhadap masyarakat sekitar menjadi perhatian serius. Tribowo menginisiasi kegiatan bakti sosial berupa pembagian paket sembako kepada keluarga warga binaan, masyarakat sekitar, rumah yatim, dan anak-anak kurang mampu. “Kami ingin memastikan bahwa keberadaan Lapas memberikan manfaat bagi lingkungan, bukan sebaliknya,” ujar Tribowo.
Aspek kesehatan warga binaan juga menjadi prioritas. Lapas bekerja sama dengan Puskesmas Tuntungan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin bagi seluruh warga binaan, termasuk lansia dan penyandang disabilitas. Langkah ini memastikan kondisi kesehatan mereka tetap terpantau dan mendapat penanganan yang tepat.
Demi menciptakan lingkungan yang aman, Lapas Pancur Batu menggelar razia gabungan bersama TNI, Polri, dan BNN untuk memberantas peredaran narkoba dan alat komunikasi ilegal di dalam Lapas. Sinergi juga dijalin dengan Binmas Polda Sumut, Polsek Pancur Batu, dan Koramil 14/PB melalui patroli sambang dan pengamanan terintegrasi.
Tak hanya soal keamanan, pengembangan kreativitas warga binaan juga menjadi perhatian. Lapas Pancur Batu ikut berpartisipasi dalam IPPA Fest 2025 di Jakarta, memamerkan berbagai karya warga binaan sebagai bentuk apresiasi terhadap potensi mereka. Program literasi pun diperkuat dengan penambahan koleksi buku di perpustakaan Lapas.
Untuk pembinaan kemandirian, Lapas membuka berbagai pelatihan seperti barista, bengkel kerja, barber shop, doorsmeer, pabrik roti, bengkel motor, body and paint, hingga keterampilan digital. Upaya ini diharapkan memberi bekal keterampilan yang bermanfaat setelah warga binaan bebas.
Di sisi sarana prasarana, Tribowo menghadirkan WARTELSUSPAS (Warung Telekomunikasi Khusus Pemasyarakatan) untuk mencegah penyalahgunaan alat komunikasi. Dapur Sehat juga dioperasikan untuk memastikan makanan warga binaan memenuhi standar gizi, higienis, dan aman dikonsumsi.
Koperasi Lapas kini tergabung dalam INKOPASINDO sehingga pengelolaannya lebih profesional dan transparan, memberi manfaat bagi petugas dan warga binaan. Sementara itu, program rehabilitasi narkotika dijalankan di Paviliun Hunian Khusus Djamin Ginting, bekerja sama dengan Lembaga Rehabilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Bhayangkara Indonesia (LRPPN BI).
“Kami akan terus bertransformasi dan berinovasi, berkolaborasi agar Lapas Pancur Batu dapat menorehkan prestasi dan kebanggaan bagi instansi Pemasyarakatan, sesuai dengan Core Value IMIPAS PRIMA,” tegas Tribowo.
Dengan berbagai langkah ini, Lapas Kelas IIA Pancur Batu di bawah kepemimpinan Tribowo tak hanya menjadi tempat penahanan, tetapi juga pusat pembinaan, pemberdayaan, dan rehabilitasi yang bermanfaat bagi warga binaan dan masyarakat luas.