Komunitas Muslim Asal Indonesia Jadi Rujukan Pemerintah Swiss

Komunitas Muslim Asal Indonesia Jadi Rujukan Pemerintah Swiss

London, (PAB)

Pemerintah Swiss banyak mengambil rujukan dan meminta informasi mengenai Islam kepada Percikan Iman, sebuah organisasi komunitas Islam di Swiss yang beranggotakan muslim asal Indonesia dan beberapa negera di Asia Tenggara.

Tidak jarang, pemerintah Swiss bertanya mengenai hukum-hukum Islam, pernikahan, dan lain sebagainya kepada Percikan Iman.

Salah seorang pengurus Percikan Iman, Agung Ollie Bondan, kepada Antara London, Minggu, mengatakan bahwa organisasi yang terbentuk sejak 2012 itu sekarang memiliki anggota sekitar 200 orang dan mempunyai banyak kegiatan selain pengajian bulanan yang kadang mendatangkan Ustadz dari Indonesia.

Pada Minggu, misalnya, tertempat di gedung serbaguna Werkhof Baden, tidak jauh dari Zurich, pengurus Percikan Iman bersama organisasi Kharisma dan disponsori El Zatta dan Elhijab mengelar seminar pernikahan, keluarga, dan pengasuhan anak yang bertema "Merangkai cinta berbuah surga" dengan pembicara Mohammad Fauzil Adhim, pakar parenting yang juga penulis buku "Kupinang Engkau dengan Hamdalah".

Acara yang dirangkaikan dengan selamatan atas telah kembalinya sekitar 40 anggota Percikan Iman yang menjalani ibadah haji ke Tanah Suci. Dalam acara itu juga disampaikan kesan-kesan para jemaah haji yang berangkat dari Swiss di antaranya Mutia Fisher yang berangkat bersama sang suami mualaf asal Inggris yang mempunyai dua anak remaja.

Sejak organisasi Percikan Iman menjadi satu perkumpulan atau Verien yang berbentuk badan hukum, acara pengajian lebih terorganisir dan setiap anggotanya diwajibkan membayar iuran bulanan. Demikian tulis LKBN Antara

Mutia Fisher, yang juga salah seorang anggota Percikan Iman, mengatakan dalam melaksanakan perintah Allah di Swiss, dulu mencari makanan halal sangat sulit, mesjid juga terbatas. Padahal, umat Islam Indonesia di Swiss tercatat sekitar 1.200-an orang

Ketua Percikan Iman Nanda Firdausi mengatakan Vernie Percikan Iman merupakan perkumpulan umat muslim yang sebagian besar anggotanya berasal dari negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, Brunai, dan Indonesia.

Perkumpulan ini didirikan pada tahun 2012 berdasarkan peraturan perundangan negara federal Swiss dan berkedudukan di Zurich dengan Bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam setiap pertemuan dan acara selain bahasa Jerman dan Inggris,

Biasanya yang mengisi tausiah adalah ustaz Haji Desrial Anwar, yang bertugas sebagai diplomat di KBRI Bern.

Percikan Iman tidak hanya menyelenggarakan pengajian bulanan, tapi juga kegiatan sosial dan kemasyarakatan lainnya, bahkan membantu proses pemakaman warga Islam di Swiss,

Umat Islam di Swiss tercatat sekitar 1.200-an orang, sedangkan anggota Percikan Imam tercatat 200-an, sebagian besar asal Indonesia, Malaysia, dan Singapura.(rdt)

Berita Lainnya

Index