Cegah Budaya Pungli Tunjangan Sertifikasi Guru Di-Pancur Batu, Korwilcam Layak Dicopot

Cegah Budaya Pungli Tunjangan Sertifikasi Guru Di-Pancur Batu, Korwilcam Layak Dicopot

Deliserdang, (PAB) --

Masalah pungli dilingkungan Dinas Pendidikan Deliserdang wilayah kecamatan Pancur Batu sudah penting disikapi karna sudah  menggurita dan dapat membudaya hingga mencederai dunia pendidikan.

Hal ini dinyatakan seorang guru sebuah sekolah dasar di-Pancur Batu yang telah mendapatkan tunjangan sertifikasi guru kamis 21/3 dikediamannya.

"Kami harus mengeluarkan kocek rp. 250 ribu dan rp. 50 ribu untuk uang foto copy dan materai melalui operator korwilcam", kesal seorang guru sebut saja lentik, karna namanya minta disamarkan.

Menurut lentik hal pungli ini sudah bertahun-tahun terjadi, hingga sekarang menggurita sampai keinternal sekolah dimana kepala sekolah dan operator pun terkesan layak untuk dapatkan jatah tunjangan.

"Kepala sekolah sudah tak canggung lagi bang seperti minta setoran. Disekolah kami masing-masing guru dikenakan ke Kepsek rp. 250 ribu dan ke Operator sekolah rp 100 ribu", sambung lentik lagi dengan kesal ingat Kepseknya menagih layaknya Bos Angkot menagih setoran kepada supir angkotnya.

Lentik berpendapat, guna memberantas Pungli dilingkungan SD-SD Negeri di Pancur Batu Korwilcam Dinas Pendidikan Repelita Guru Singa penting di copot.

"Korwilcam Pancur Batu yang sekarang ini Penting dicopot bang, agar masalah Pungli-pungli ini tidak membudaya dan merusak lingkungan pendidikan", tegas Lentik.

Pada waktu dan kesempatan yang sama, pernyataan Lentik ini diamini oleh seorang Pengawas Sekolah yang juga berasal dari lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Deliserdang yang juga belum mau disebutkan namanya.

"Masalah pungli tunjangan sertifikasi ini bukan hal yang tabu lagi dilingkungan sekolah. Saatnya dientaskan. Dari itu penting di cuatkan ke Kepala Dinas. Bagi Pihak-pihak yang terlibat agar dapat dikenakan sangsi", harapnya.

Korwilcam Dinas Pendidikan Kec. Pancur Batu Repelita Guru Singa ketika mau dikonfirmasi hal ini kamis 21/3 ngeless.

"Saya kemedan dulu. Satu dua jam ini saya balik kekantor".
Hingga batas waktu yang ditentukannya, Repelita sudah tidak mau mengangkat telepon lagi.
Bersambung... (AG).

Berita Lainnya

Index