Ternyata Amerika Tetap Ketergantungan Dengan Rusia

Ternyata Amerika Tetap Ketergantungan Dengan Rusia
Amerika Serikat masih ketergantungan pada tambang uranium dari Rusia.

Moskow, (Pab-Indonesia)

Diam-diam ternyata Amerika Serikat (AS) sangat ketergantungan pada Rusia, khususnya untuk masalah pengadaan uranium. Buktinya, impor uranium AS dari Rusia melonjak tajam pada paruh pertama tahun 2023. Hal ini terjadi saat hubungan kedua negara berada dalam situasi yang kritis pasca serangan Moskow ke Ukraina.

Data sistem statistik federal AS mengatakan pada semester I 2023, Negeri Paman Sam membeli 416 ton uranium dari Rusia. Ini 2,2 kali lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan jumlah terbesar sejak 2005.

Meski begitu, harga uranium yang diimpor dari Rusia melonjak pada tahun 2023 menjadi US$ 696,5 juta, menandai nilai tertinggi yang tercatat sejak tahun 2002. Peningkatan yang signifikan ini menyebabkan biaya pasokan meroket sebesar 2,5 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Selama ini ternyata, AS hanya disuplai dengan bahan bakar yang diperkaya uranium-235. Ini merupakan impor radioaktif utama negara adidaya itu. "Selain itu, impor uranium AS dari Rusia tumbuh sebesar 13 poin persentase, dan kini mencapai 32% dari total impor uranium AS," tulis media Al Mayadeen.

Industri tenaga nuklir AS semakin bergantung pada pengayaan uranium yang efisien asal Rusia. Pada bulan Juni, The New York Times melaporkan, perusahaan-perusahaan Amerika menyalurkan sekitar US$ 1 miliar ke perusahaan nuklir negara Rusia, Rosatom, untuk akuisisi bahan bakar nuklir.

Sementara itu, Washington juga membuat kemajuan signifikan dalam meningkatkan impor uraniumnya dari Inggris sepanjang tahun 2023. Pembelian tersebut mengalami lonjakan luar biasa sebesar 28%, dengan total US$ 383,1 juta. (radith)

Berita Lainnya

Index