Masyarakat Perlu Waspadai Cacar Monyet

Masyarakat Perlu Waspadai Cacar Monyet

Los Angeles (Pab-Indonesia)

Tahun lalu Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Amerika Serikat (AS) memperingatkan tentang risiko potensial kemunculan kembali wabah mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet (monkeypox), pada musim panas tahun ini.

Menurut CDC, penyakit ini berpotensi mewabah di kawasan Asia Tenggara. Meski jumlah kasus mpox menurun  mencapai puncaknya pada Agustus 2022 lalu, tetapi wabah tersebut belum berakhir," kata CDC .

Disebutkan pula bahwa "musim semi dan musim panas pada 2023 dapat berakhir dengan kemunculan kembali mpox karena orang-orang berkumpul dalam berbagai festival dan acara lainnya."

Wabah ini pun sudah menyerang sejumlah warga di Malaysia.  Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM), mengonfirmasi dua kasus positif infeksi mpox atau cacar monyet yang terjadi pada akhir Juli 2023 lalu.

Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Muhammad Radzi Abu Hassan, dalam keterangan tertulis pada (Minggu, 27/8) mengatakan kasus pertama terkonfirmasi 26 Juli saat.

Saat itu, ujarnya, seorang warga negara asing (WNA) yang bekerja di Malaysia sejak April 2022 dan memiliki riwayat perjalanan ke negara yang banyak melaporkan kasus mpox.

WNA yang kembali ke Malaysia pada 10 Juli itu mulai bergejala pada 19 Juli dan lepuh mulai muncul pada 23 Juli 2023. Pasien mpox tersebut menjalani isolasi dan keluar pada 10 Agustus setelah dinyatakan sembuh total tanpa komplikasi.

Kasus kedua merupakan warga lokal yang memiliki riwayat kontak dekat dengan pasien mpox pertama. Ia mengalami gejala saat berada di karantina.

Ia mengatakan pasien kedua mpox di Malaysia mulai menjalani karantina pada 27 Juli dan terkonfirmasi positif pada 29 Juli. Hingga Jumat (25/8), pasien tersebut masih menjalani isolasi dan dalam kondisi sehat.

Menurut Muhammad Radzi, semua kontak dari kasus pertama telah diidentifikasi dan status kesehatan mereka telah dilacak. Tidak ada dari mereka yang mengalami gejala infeksi mpox kecuali pasien yang merupakan kasus kedua. Sedangkan untuk pasien kasus kedua, menurut dia, tidak memiliki kontak dekat.

KKM menyarankan semua wisatawan yang datang dari negara-negara yang melaporkan mpox untuk memantau status kesehatan mereka setiap hari, termasuk gejala infeksi mpox selama jangka waktu 21 hari sejak tanggal kedatangan di Malaysia.

Gejala mpox antara lain berupa demam, kelelahan, sakit kepala, dan ruam  --yang dimulai pada wajah kemudian menyebar ke telapak tangan dan telapak kaki, diikuti ke bagian tubuh lainnya.

Penderita juga mungkin mengalami nyeri pada tubuh bagian belakang, kejang otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Malaysia kin menyiapkan 10 laboratorium yang menyediakan layanan tes deteksi mpox, terdiri dari delapan laboratorium pemerintah dan dua laboratorium swasta. Mereka yang diduga terinfeksi diminta melapor dinas kesehatan terdekat melalui sistem e-notifikasi untuk penanganan lebih lanjut.

Tentang Cacar Monyet

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus cacar monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.

Cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958. Pada saat itu ditemukan wabah penyakit mirip cacar yang menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian, hal tersebut yang menyebabkan penyakit ini disebut sebagai cacar monyet atau monkeypox.

Kasus cacar monyet pertama yang menginfeksi manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Sejak saat itu, kasus cacar monyet dilaporkan telah menginfeksi orang-orang di beberapa negara Afrika Tengah dan Barat lainnya seperti : Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, dan Sierra Leone.

Penularan Cacar Monyet

Virus cacar monyet dapat menular ketika seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi virus. Virus juga dapat melewati plasenta dari ibu hamil ke janin.

Virus cacar monyet dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, ketika menangani atau memproses hewan buruan, atau melalui penggunaan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi. Virus juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka pada orang yang terinfeksi atau dengan bahan yang telah menyentuh cairan atau luka tubuh, seperti pakaian atau linen.

Cacar monyet ditularkan pula dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng, atau cairan tubuh penderita. Penyakit ini juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan Ketika melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan.

Berbagai spesies hewan telah diidentifikasi rentan terinfeksi virus cacar monyet. Masih ada ketidakpastian tentang sejarah alami virus ini. Begitu pula sampai sekarang belum diketahui reservoir spesifiknya dan masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Walaupun memiliki nama cacar monyet, namun monyet bukanlah reservoir utama.

Gejala dan Tanda Cacar Monyet

Pada manusia, gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Perbedaan utama antara gejala cacar air dan cacar monyet adalah bahwa cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan cacar air tidak. Masa inkubasi cacar monyet biasanya berkisar dari 6 hingga 13 hari tetapi dapat pula 5 hingga 21 hari.

Gejala dan tanda cacar monyet :

Sakit kepala, demam akut >38,5oC, Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening), Nyeri otot/Myalgia, Sakit punggung, Asthenia (kelemahan tubuh), Lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh).

Dalam 1 sampai 3 hari (kadang-kadang lebih lama) setelah munculnya demam, penderita akan mengalami ruam, sering dimulai pada wajah kemudian menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Penyakit ini biasanya berlangsung selama 2?4 minggu. Di Afrika, cacar monyet telah terbukti menyebabkan kematian pada 1 dari 10 orang yang terinfeksi penyakit tersebut.

Pencegahan Cacar Monyet

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus cacar monyet, yang meliputi :

Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus (termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah di mana cacar monyet terjadi). Hindari kontak dengan bahan apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit. Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi.

Lakukan cuci tangan yang baik dan benar setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi. Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi

Walaupun penyakit cacar monyet ini belum dilaporkan masuk ke Indonesia, namun kita tetap perlu waspada dan berhati-hati. Jika mendapati gejala dan tanda seperti yang tertera di atas diharapkan untuk dapat segera melapor ke fasilitas pelayanan Kesehatan agar dapat segera tertangani. (Mitha)

 

Berita Lainnya

Index