China Kecam Sikap Amerika Serikat terhadap Taiwan

China Kecam Sikap Amerika Serikat terhadap Taiwan

Taipei, (Pab-Indonesia)--

Amerika Serikat, dikabarkan telah  membantuan militer untuk Taiwan senilai 345 juta dolar. Bantuan militer untuk Taiwan senilai 345 juta dolar (sekitar 5,2 trilyun rupiah) itu untuk meningkatkan kemampuan pertahanan pulau tersebut

Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Presiden Joe Biden mendelegasikan Menteri Luar Negeri Antony Blinken untuk "mengarahkan penarikan hingga $345 juta dalam bentuk barang dan jasa pertahanan dari Departemen Pertahanan, dan pendidikan serta pelatihan militer, untuk memberikan bantuan kepada Taiwan."

Juru bicara Pentagon, seperti yang diberitakan kantor berita reuters menyebutkan, paket bantuan untuk Taiwan itu disahkan setelah Kongres menyetujui bantuan militer senilai 1 milyar dolar (sekitar 15 trilyun rupiah) untuk Taiwan di bawah anggaran Otoritas Penarikan Presiden (PDA) tahun 2023.

Langkah ini sepertinya akan membuat Beijing marah di saat hubungan AS dan China masih tegang akibat perang dagang era Trump, kunjungan resmi mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi dan dugaan balon mata-mata China yang melintasi wilayah AS.

China tetap menganggap Taiwan sebagai "provinsi yang memisahkan diri" sementara Taipei bersikeras atas kemerdekaannya sejak 1949.

AS secara resmi mengakui China pada 1979 dan mengalihkan hubungan diplomatik dari Taipei ke Bejing, termasuk Taiwan sebagai bagian dari China daratan.

Aksi  AS tersebut mendapat kecaman keras dari China, karena menyetujui penjualan senjata ke Taiwan, dan pulau tersebut mengumumkan rencana menghabiskan 3 miliar dolar (Rp45,89 triliun) tahun depan untuk membeli senjata termasuk jet tempur.

Akibat sikap AS tersebut, Komando Militer Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mulai melakukan patroli udara dan laut, serta melakukan latihan militer  di sekitar pulau Taiwan, Sabtu.

Patroli dan latihan tersebut dimaksudkan untuk melatih koordinasi kapal dan pesawat militer dan kemampuan mereka untuk menguasai ruang udara dan laut. Demikian disampaikan Juru Bicara Komando China Shi Yi.

Shi mengatakan, kemampuan angkatan bersenjata untuk berperang dalam kondisi pertempuran nyata akan diuji. ia menambahkan, patroli dan latihan berfungsi sebagai peringatan keras terhadap kolusi separatis "kemerdekaan Taiwan" dengan elemen asing dan provokasi mereka.

Kementerian pertahanan Taiwan pada Sabtu pagi, (26/8) melaporkan dalam 24 jam terakhir telah mendeteksi 20 pesawat angkatan udara China memasuki zona pertahanan udaranya, termasuk sebuah drone tempur di pesisir timur Pasifik Taiwan.

Taiwan yang memerintah sendiri namun diklaim China sebagai wilayahnya,  mengeluhkan meningkatnya tekanan militer Beijing dalam tiga tahun terakhir.

China menggelar latihan sehari di sekitar Taiwan sebagai unjuk marah atas kunjungan singkat wakil pemimpin Taiwan, William Lai, ke Amerika Serikat bulan ini.

Kementerian pertahanan Taiwan  mengatakan pesawat China yang terlibat aktivitas tersebut termasuk pesawat tempur Su-30 dan J-10 dan pesawat anti-kapal selam.

Menurut peta yang disediakan oleh kementerian Taiwan, sejumlah pesawat tempur dan drone disebut melintasi garis tengah Selat Taiwan, yang sebelumnya merupakan batas tidak resmi antara kedua belah pihak tetapi selama setahun terakhir sering dilintasi oleh pesawat China.

Sebuah drone TB-001 terbang ke utara Taiwan, menuju Pasifik, menjelajahi  pantai timur pulau itu, kemudian kembali menyusuri jalur penerbangan yang sama dan kembali ke China.

Media resmi China menyebut TB-001 sebagai "kalajengking berekor kembar" dan memperlihatkan foto pesawat tersebut dengan rudal di bawah sayapnya serta mampu menjalankan misi di ketinggian dan jarak jauh. Tampaknya, China tetap akan melanjutkan manuver militer di sekitar Taiwan. (dhika)

 

 

Berita Lainnya

Index