China Waspadai Jet Tempur KF-21 Produksi Indonesia

China Waspadai Jet Tempur KF-21 Produksi Indonesia


Jakarta, (PAB-Indonesia)

Setelah Polandia berhasrat ikut terlibat dalam produksi Jet Tempur KF-21 kerjasama Indonesia-Korea Selatan, kini giliran China mulai mewaspadi keberadaan Jet Tempur siluman tersebut.

Pasalnya, rudal yang ada di pesawat tersebut digadang-gadang mempu menenggelamkan kapal Induk China. Pantas jika China menjadi mulai ketar-ketir dengen proyek Indonesia-Korea Selatan itu.

Jet Tempur KF-21 dinilai sangat mematikan, wajar kalau sudah banyak negara yang antri untuk membeli pesawat canggih tersebut.

Bagi Indonesia, khususnya TNI-AU, KF-21 akan menjadi armada serang garis depan bersanding dengan jet tempur Dassalaut Rafale dan F-15.

Dalam jajaran alutsita Indonesia, pesawat tempur KF-21 menjadi proyek penting pengembangan pertahanan militer Indonesia.

Sebagian memandang rendah spek jet tempur siluman yang bakal dijual dengan harga bandrol di bawah Rp 1 triliun itu. Mungkin karena masih masuk kategori jet tempur generasi 4,5.

Namun secara teknologi dan kecanggihan radar sudah kompatibel dengan jet tempur F-35. Jet siluman ini masuk dalam jajaran pesawat tempur mematikan, karena memiliki multiperan.

Selain punya daya tempur, teknologi siluman KF-21 juga sudah level canggih. Wajar saja, karena Korsel memiliki kerjasama perusahaan yang memproduksi F-35 yaitu Lockheed Martin.

Terlihat dari sisi rangka, struktur serta desain KF-21 sangat mirip dengan jet tempur generasi 5.

Desain, jet tempur KF-21 ‘Boramae’ memang bikin pangling karena 11 12 atau sangat mirip dengan desain jet tempur mutakhir bikinan Lockheed Martin, Amerika Serikat (AS), F-22 Raptor

Secara desain saja, karena F-22 Raptor murni tercanggih di generasi 5 dengan harga di atas Rp 2,1 triliun.

Itulah mengapa proyek megabesar TNI dan KAI, KF 21 Boramae, sanggup mencuri perhatian negara-negara di Asia Tenggara.

Dengan kecanggihan dan daya serang mematikan itu, jet tempur KF-21 Boramae buatan Korsel dan Indonesia memiliki potensi buyer yang tinggi. Karena memang harganya dipandang masuk akal oleh negara yang minim anggaran militernya.

Kedua negara, Indonesia dan Korsel awalnya bersepakat memasarkan KF-21 Boramae bersama. Untuk diketahui, KF-21 Boramae jadi barang komersil yang ditujukan untuk pasar alutsista global.


Namun hingga saat ini belum bisa dipastikan apakah Indonesia akan mendapat porsi penjualan KF-21 atau tidak lantaran teknologinya berasal dari Korsel.

Program pengembangan jet tempur KF-21, yang disebut KoreaN Fighter eXperimental (KF-X). Sementara Indonesia menamakan proyek itu, Indonesia Fighter eXperimental (IFX).

Militer Korea Selatan telah melalukan  uji terbang terhadap prototipe KF 21 dengan kecepatan supersonik. Proyek pengembangan KF-21 ‘Boramae’ dikenal sebagai proyek pertahanan ambisius Pemerintah Korsel untuk menguasai pembangunan jet tempur masa depan.

Salah satu negara di Asia Tenggara yang menaruh minat kepada KF-21 Boramae ialah Filipina. Nagara ini telah menyiapkan dana senilai Rp 16 triliun. Untuk informasi harga KF-21 Boramae mungkin masih dibawah Rp 1 T, lebih murah dari F-35.

Jet tempur KF-21 Boramae buatan Indonesia dan Korea Selatan nampaknya bisa bikin China gemetar. Bagaimana China tak gemetar, karena KF-21 Boramae yang dibuat Indonesia dan Korea Selatan dilengkapi sejumlah senjata mematikan.

Jet tempur KF-21 Boramae buatan Indonesia dan Korea Selatan ini pun sudah berhasil melakukan serangkaian uji pemisahan senjata. Pada tanggal 4 April 2023 lalu, prototipe pesawat tempur supersonik KF-21 Boramae terbang di atas Laut Selatan.

KF-21 Boramae disebut berhasil meluncurkan AIM-2000, rudal udara-ke-udara 'jarak pendek' yang dapat mencapai target sejauh 25 km dengan kecepatan Mach 3. AIM-2000 merupakan rudal IRIS T yang sukses ditembakan dari KF-21 Boramae. AIM-2000 (rudal IRIS T) menjadi rudal andalan KF-21 Boramae.

Berbeda dengan AIM-9 Sidewinder, rudal IRIS T sendiri memiliki beberapa kehandalan yang sangat luar biasa. Rudal IRIS T adalah rudal udara-ke-udara jarak pendek yang saat ini dipakai oleh beberapa negara. Seperti Swedia, Norwegia, Spanyol, Italia, Brasil, Arab Saudi, Thailand, Yunani, serta Afrika Selatan.

Nantinya Korea Selatan akan menggunakan IRIS T di KF-21 Boramae terbarunya. IRIS T menjadi rudal yang banyak dipasangkan di beberapa jenis jet tempur. Seperti Gripen versi C dan E, EF2000, F-16, serta Panavia Tornado dipasangi IRIS T.

Yang menjadi karakteristik IRIS T adalah manuver tajamnya serta kecepatan lesatnya. IRIS T sendiri memiliki kecepatan lesat sampai Mach 3. Serta daya jelajah rudal IRIS T mampu mencapai jarak 25 km.

IRIS T sendiri juga dibekali dengan pencari infra merah yang sangat canggih dan dibekali dengan kontrol dorong-vektor.

Dari duet kedua sistem canggih ini maka peran IRIS T handal dalam menyasasr berbagai target udara yang memiliki kecepatan tinggi dan lincah.

Sensor pencari canggih pada IRIS T membuatnya memiliki akurasi tinggi. Maka tak heran jika peran IRIS T bisa dipakai dalam mengcounter rudal anti kapal dengan kemampuan subsonik. Termasuk target udara yang memiliki kecepatan supersonik bisa dihancurkan oleh IRIS T.

Sebelumnya, di bulan Maret 2023 lalu, KF-21 Boramae juga berhasil menguji rudal udara-ke-udara jarak menengah, pemisahan Meteor. Beda dengan AIM-2000 yang dinyalakan saat dipasang di pesawat, rudal Meteor dinyalakan setelah lepas dari pesawat. Dan semuanya menunjukkan keberhasilan.

KF-21 Boramae, juga dilengkapi dengan empat rudal udara-ke-udara Meteor (bom inert) yang dikembangkan oleh MBDA dalam persenjataan eksternalnya.

Rudal ini adalah rudal yang kuat yang mampu menyerang musuh pada jarak lebih dari 200 km dengan kecepatan lebih dari empat kali kecepatan suara. Di Asia, Korea adalah yang pertama menggunakannya.

Jet tempur KF-21 Boramae, yang akan dikembangkan pada tahun 2026, disebut akan ditingkatkan menjadi pesawat siluman generasi kelima secara bertahap.

Radar AESA dan perangkat IRST di KF-21 Boramae, dengan mudah mendeteksi Su-35 dan J-20 China, menjinakkan fungsi siluman Mighty Dragon dan menembaknya jatuh.

Radar AESA yang bisa dikatakan sebagai mata pesawat tempur ini disebut-sebut memiliki performa yang lebih unggul dibandingkan buatan China atau Rusia. Ini dikembangkan oleh Defense Science Research Institute (ADD) dan diproduksi oleh Hanwha.

Berkat radar AESA ini, KF-21 Boramae dapat melihat dan menembakkan rudal di depan pesawat tempur Korea Utara, serta pesawat tempur China dan Rusia.

Tak cuma radar AESA yang membuat KF-21 Boramae Indonesia dan Korsel unggul atas China. Bom yang dipakai jet tempur yang dijadwalkan terbang perdana di bulan Juli 2022 itu juga tak biasa.

Jet tempur KF-21 Boramae juga akan dilengkapi dengan bom yang tak biasa. Senjata udara-ke-darat termasuk bom tipe GBU, termasuk GBU-31 JDAM (bom serangan langsung bersama), bom berpemandu presisi buatan Korea (KGGB), dan rudal udara-ke-permukaan jarak jauh (ALCM) sedang dikembangkan oleh Defense Science Research Institute (ADD).

Rudal udara-ke-permukaan jarak jauh yang dapat menyerang target hingga jarak 500 km dengan pinset adalah semacam 'senjata strategis'.

Beberapa pihak mempertanyakan apakah mungkin untuk mengembangkan senjata udara-ke-darat pada tahun 2028, ketika pengembangan senjata udara-ke-darat harus diselesaikan.

Tak cuma itu, 'Duri Landak' disebut-sebut terpasang di KF-21 Boramae yang dibuat Korsel dan Indonesia. Saking dahsyatnya pesawat ini mampu menenggelamkan kapal Induk China dan Amerika.

'Heavy Carrier Killer' (di KF-21 Boramae) juga dilengkapi dengan rudal jelajah udara-ke-kapal supersonik.

Para ahli menunjukkan bahwa nilai sebenarnya dari KF-21 terletak pada dilengkapi dengan 'senjata penyengat racun gaya Korea'.

Senjata penyengat racun ala Korea KF-21 termasuk rudal udara-ke-kapal supersonik, rudal hipersonik, dan rudal pencegat dalam tahap menaik rudal.

Rudal udara-ke-kapal supersonik domestik adalah senjata yang dapat diluncurkan dari KF-21 dalam keadaan darurat dan menenggelamkan kapal induk dan kapal permukaan dari kekuatan tetangga seperti China dan Rusia.

Ia dapat terbang dengan kecepatan tinggi Mach 3 (3 kali kecepatan suara) atau lebih tinggi dan dapat terbang rendah di atas permukaan air, sehingga sulit untuk dicegat.

Diketahui bahwa jangkauan maksimum rudal udara-ke-kapal supersonik domestik yang akan dikembangkan pada akhir 2020 adalah lebih dari 300 km.(karno raditya)

 

Berita Lainnya

Index