PEKANBARU,(PAB)----
Sebulan menahan lapar dan haus, kini tiba waktunya bertemu hari kemenangan. Tidak hanya mereka yang berada bebas di tengah masyarakat, hari kemenangan ini juga ikut dirayakan oleh warga binaan Lapas Kelas IIA Pekanbaru.
Suasana haru terlihat di tempat warga binaan tersebut menjalani masa hukuman. Hari raya Idulfitri menjadi momen positif warga binaan untuk berkumpul bersama sanak keluarga.
Untuk waktu kunjungan khusus menyambut lebaran, lapas dibuka mulai pukul 09.00-16.00 WIB. Keluarga yang datang boleh membawa kerabat hingga 10 orang, asalkan membawa identitas diri.
Keluarga yang ingin mengunjungi salah satu keluarga yang menjadi warga binaan, harus mengisi formulir untuk bisa masuk dengan membawa identitas diri terutama laki laki dewasa. Selain itu keluarga yang ingin membesuk juga dilarang untuk membawa handphone. Makanan yang dibawa, juga harus bisa dimakan tanpa harus dipotong dengan pisau, karena senjata tajam dilarang untuk masuk kedalam lapas.
"Aturannya sudah disosialisasikan sejak dua minggu lalu," ujar Kepala Lapas Kelas IIA Pekanbaru Yulius Sahruzah kepada Riau Pos, Jumat (15/6/18).
Hari raya Idulfitri 1439H, Lapas Kelas II A Pekanbaru memberikan remisi kepada 547 warga binaan. "Dua warga binaan bebas langsung," ujarnya.
Diterangkan Yulius jenis kejahatan yang paling banyak menerima remisi adalah tindak kejahatan narkotika, dengan total 345 orang yang mendapat remisi, tindak pidana umum 225 dan korupsi sebanyak 4 orang. "Sudah memenuhi syarat sehingga mereka mendapatkan remisi," ujarnya.
Sementara itu, wajah wajah bahagia terpancar dari keluarga yang sudah tidak sabar untuk bertemu dengan kerabat yang tahun ini, harus berlebaran dibalik jeruji. Pemeriksaan yang dilalui mulai dari mengisi formulir hingga pengecekkan barang bawaan, tidak menyurutkan wajah bahagia yang ingin bertemu ayah, abang, paman, anak, suami yang saat ini berada didalam lapas.
Salah satunya Dinda yang terlihat berada di antara pengunjung warga binaan. Bersama mertua dan dua anaknya, Dinda sengaja usai solat Idulfitri langsung menuju lapas. "Suami saya didalam, sedih rasanya tahun ini tidak bisa bersama," ujarnya.
Membawa beberapa pakaian baru dan makanan, Dinda tetap ingin menciptakan suasana lebaran yang berkumpul dengan keluarga meski di lapas. Tak ingin menyesali yang telah terjadi, Dinda berharap suaminya tidak akan melakukan kesalahan yang sama kembali.
Dibawah tenda yang telah disiapkan pihak lapas, para warga binaan duduk bersama dengan keluarga. Saling melepas rindu dan pelukan kasih sayang, serta menyantap makanan yang dibawa oleh keluarga.
(riaupos)