Binjai...PAB
Adanya persoalan pembulian terhadap seorang Siswa oleh teman-temannya di SMA Negri 6 Binjai , tampaknya pihak sekolah menganggap persoalan biasa yang hingga kini belum ada penyelesaiannya.
Akibatnya siswa yang menjadi korban (Sebut saja Patile bukan nama sebenarnya) yang duduk dibangku kelas X tersebut yang terhitung sudah seminggu lebih tidak mau bersekolah dikarenakan takut dengan kelompok teman nya itu.(7/10/22)
Ketidakhadiran korban Patile ke sekolah bukannya malas untuk mengikuti pelajaran, namun timbul rasa takut dan trauma dengan aksi kelompok temanya yang kerab membuli yang bahkan ada yang melakukan penganiayaan dengan mengetok kepala korban.
Hal tersebut diungkapkan T.Br Manik Ibu korban saat dikonfirmasi PAB Jumat (07/10/2022) dan mengatakan ,"anak Saya (Patile-red) sering dibuli teman-teman nya dan bahkan pernah diketok kepalanya oleh teman-teman sekolahnya, akibatnya anak Saya sudah tidak mau lagi bersekolah," Kata T.,Br Manik.
Dikatakan nya lagi ,"padahal anak Saya itu orang nya pendiam dan fisiknya lemah, mengapa mendapatkan perlakuan kasar oleh teman-teman nya, hingga kini Ia terlihat trauma dan sering melamun hingga jarang berada di rumah dan sepertinya mengalami Stres.
“ Saya dipanggil oleh Pak Dedi Guru BK di sekolah itu terkait ketidak hadiran anak Saya belakangan ini, dan dalam pertemuan kami pada Selasa (04/10/2022) disekolah, Pak Dedi berjanji akan menyelesaikan duduk persoalan dengan mempertemukan para pelaku pembuli anak Saya.”
" Tidak disitu saja, Pak Dedi juga berjanji akan datang kerumah kami hari Kamis Tanggal 06 Oktober 2022 untuk bertemu dengan anak Saya dirumah, namun janji Pak Dedi yang kami tunggu kehadiran nya tidak kunjung datang," Ungkap Ibu korban.
Sebelumnya, sejumlah Wartawan Selasa (03/10/2022) kemarin yang juga mewakili Rekan-rekan Pers sempat bertemu dengan 3 orang Guru pengajar di ruang BP Sekolah SMA Negeri 6 Binjai untuk konfirmasi terkait adanya kejadian pembulian tersebut.
Anehnya, konfirmasi Wartawan malah mendapat perlawanan dari 3 orang Oknum Guru pengajar yang membidangi urusan BK serta membidangi kesiswaan diantaranya Dedi Putrawan Surbakti, Yopi Rachmad dan Ipo yang bahkan menolak untuk memberikan penjelasan apa yang dipertanyakan sebagai konfirmasi.
Tidak sampai disitui saja, salah seorang Oknum Guru bernama Yopi Rachmad saat dikonfirmasi bersikap arogan dihadapan Wartawan dan orang tua korban seperti preman angkat kaki ketika duduk di bangku ruangan BP sekolah tersebut .
Pada awal perbincangan antara Wartawan dengan Guru Dedi Putrawan Surbakti berjalan baik yang konon Guru BK bahkan menceritakan tentang latar belakang dan tindak tanduk korban selama bersekolah di SMA Negri 6 Binjai.
Ditengah perbincangan, Yopi Rachmad pun masuk ke ruangan BK, hingga Dedi memperkenalkan kalau guru yang masuk tersebut bernama Yopi Rachmad membidangi Kesiswaan.
Mengingat Yopi Rachmad membidangi Kesiswaan, Wartawan pun konfirmasi untuk bertanya soal perilaku Siswa Patile selama berada di sekolah tersebut, apakah sosok kepribadian siswa itu dikenal oleh Pak Yopi Rachmad selama ini.
Namun Yopi Rachmad tidak menjawab objek pertanyaan Wartawan dan bahkan Oknum guru yang membidangi kesiswaan itu balik bertanya,"maksud bapak apa, mana surat tugas kalian (?), ini Sekolah punya peraturan, dan pertanyaan kalian tendesius, silahkan lapor ke Dinas" Kata Yopi tampak dengan nada arogan pada Wartawan.
Dengan sikap Yopi Rachmad arogan membuat Dedi Putrawan Surbakti, dan Ibu Ipo dan malah ikut-ikutan menyerang adu mulut yang menuding kedatangan Wartawan hanya membuat keributan di sekolah tersebut.
Dalam kondisi yang sudah tidak nyaman lagi, Wartawan pun meminta buku daftar hadir tamu kepada Okum Ibu Guru yang disebut-sebut bernama Ipo yang berada di ruangan tersebut, namun Ibu Guru yang dipercaya dibahagian BK itu malah berkata ,"ini sekolah dunia pendidilkan, mengapa kalian bikin keributan," bentak Ipo bersikap arogan.
Kondisi untuk konfirmasi pada guru BP kian tidak kondusif , Wartawan langsung keluar dari ruangan BP tersebut dan berupaya menemui Kepala Sekolah Sujarno di ruangan nya.
Sayangnya, Sujarno sedang tidak berada ditempat dan menburut Staf pegawai nya mengatakan kalau Kepala Sekolah sedang keluar.
Ketika Kru Media mencoba konfirmasi pada Kepala Sekolah SMA Negri 6 Binjai terkait peristiwa terjadinya pembulian pada seorang Siswa oleh teman nya, melalui Via Whatssp telepon selulernya, Sujarno membalas ,"Saya sudah perintahkan BP untuk menindak lanjuti laporan orang tua Siswa, dan bersikap ramah terhadap tamu," Balas Sujarno singkat.
Tertutupnya memberikan penjelasan dan berperilaku arogan oleh 3 Oknum BP Sekolah SMA Negri 6 Binjai kepada Wartawan saat konfirmasi soal peristiwa pembulian pada seorang murid, kiranya menjadi perhatian serius buat Kadis Pendidikan Sumatra Utara dan perlu dilakukan pembinaan kalau guru adalah sosok impian dan menjadi panutan yang mampu membangun karakter diri yang baik.
Dengan sikap arogan dan tertutup saat dikonfirmasi menjadi sorotan masyarakat dan perlu kiranya pihak Dinas Pendidikan melakukan Evaluasi dan Pembinaan Mental pada ke tiga orang Oknum guru tersebut dan bila perlu dilakukan mutasi ke sekolah lain, agar citra guru khususnya di SMA Negri 6 Binjai tidak tercoreng.(GSM)

