MEDAN,(PAB)----
Jelang mudik Lebaran tahun 2018, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Dr Ir HT Erry Nuradi MSi menyampaikan ada empat potensi gangguan Kamtibmas yang perlu diwaspadai oleh Polri dan stakeholder terkait.
Hal tersebut disampaikannya saat membacakan amanat Kepala Kepolisian Republik Indonesia dalam Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat 2018 di Lapangan Merdeka, Medan, Rabu (6/6/18).
Potensi kerawanan pertama adalah stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan. “Harga pangan kuncinya adalah bagimana produksi. Ketahangan pangan termasuk stok daging dan sebagainya. Apabila terjadi kelangkaan kita kerjasama atar daerah,” sebut Gubsu Erry Nuradi.
Kemudian perlunya memerhatikan jalur distribusi. Jangan sampai bahan-bahan yang dibutuhkan masyarakat kosong di pasaran, padahal produksinya berjalan lancar. “Disinilah tugas satgas pangan. Kalau ada spekulan-spekulan yang memanfaatkan momentum hari-hari besar untuk mendapatkan keuntungan sepihak harus ditindak,” katanya.
Kerawanan kedua yang jadi prioritas adalah keselamatan arus mudik dan balik. “Tempat wisata dan rumah ibadah jadi perhatian. Kita minta masyarakat untuk tetap berdisiplin berlalu lintas. Kalau petugasnya banyak tapi masyarakatnya tidak disiplin tentu akan sulit mengatasinya,” kata Erry Nuradi.
Gubsu Erry Nuradi juga akan meninjau jalan tol seksi I Tanjung Morawa – Kualanamu yang akan dioperasikan jelang Lebaran. “Mudah-mudahan akan segera dioperasikan untuk mengatasi kemacetan terutama antrian di pintu tol Tanjung Morawa dan Amplas,” ujarnya.
Disebutkan juga, saat ini kondisi jalan provinsi sudah mencapai 84 persen baik. Di akhir tahun 2018, diharapkan jalan sudah mencapai 88 persen baik. “Kondisi tersebut sesuai dengan LPJMD yang ada dan sudah sesuai target,” ungkapnya.
Potensi rawan ketiga yakni terjadinya bencana alam dan gangguan Kamtibnas. “Hal ini mencakup copet, curat, curas, curanmor, pencurian rumah kosong, begal, dan hipnotis. Untuk itu para Kasatwil diharapkan mengambil langkah preventif yang diperlukan sehingga bisa menekan potensi yang ada,” kata Erry Nuradi.
Terorisme adalah potensi kerawanan yang terakhir atau yang ke empat. Erry Nuradi mengharapkan kejadian di Surabaya dan Riau tidak terjadi di Sumatera Utara, tertutama di rumah ibadah. “Jangan sampai kita diadu dengan isu perbedaan seperti masalah suku, agama, ras dan kelompok. Isu yang membuat perpecahan diantara kita. Apalagi Sumatera Utara sedang mengikuti pesta demokrasi Pilkada. Walapun kita berbeda, siapapun yang menjadi Gubernur Sumatera Utara adalah gubernur bagi seluruh rakyat,” katanya.
Sementara itu, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Brigjen Pol Drs Agus Andrianto SH mengatakan 4 potensi kerawanan yang disebut Gubsu merupakan prioritas Polri bersama dengan Forkopimda. “Dalam Operasi Ketupat 2018, Polri menyiapkan kekuatan 7759 petugas, kemudian unsur TNI, unsur pemadam kebakaran, pramuka, dishub, dinas PU sebanyak 2088 orang yang tergabung dalam satgas,” ujarnya.
Terkait terorisme, Agus tidak memungkiri adanya sel jaringan teroris di Sumatera Utara. Karena itu diminta kepada masyarakat jika ada hal yang mencurigakan untuk segera melapor ke kepolisian terdekat. Hal tersebut dilakukan agar bisa segera diamankan. “Jangan sampai masyarakat yang sedang menimamti liburan panjang lebaran terganggu,” katanya.
Turut hadir dalam apel tersebut Ketua DPRD Sumut Wagirin Arman S Sos, Kepala BNN Sumut Brigjen Pol Marsauli Siregar, Danlantamal I Laksma TNI Ali Triswanto SE MSi, Komandan Lanud Soewondo Kolonel Pnb Dirk Poltje Lengkey, Walikota Medan Drs HT Dzulmi Eldin, Staf Ahli Gubsu Bidang Hukum dan Politik Nouval Mahyar, Asisten Pemerintahan Drs Jumsadi Damanik SH MHum, dan segenap peserta apel yang terdiri dari aparat gabungan.(EVI)