SERDANG BEDAGAI (PAB)-
Ratusan petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Rakyat Menggugat Perampasan Tanah (KT RAMPAH),Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Provinsi Sumatera, menggelar aksi demo
dengan menduduki lahan yang diklaim milik PT Soeloeng Laoet di Desa Silau Rakyat, Kecamatan Seirampah, Senin (20/6/2022).
Aksi kelompok Tani Rampah ini dikawal ketat puluhan personel Polres Sergai dan jajaran Polsek Firdaus.
Selain itu, puluhan Sicurty PT Soeloeng Laoet yang mengamankan perbatasan lahan yang di klaim miliki PT Soeloeng Laoet juga menghadang massa yang membentang spanduk dengan berbagai tulisan dilahan tersebut yang menolak perpanjangan hak guna usaha (HGU) PT Soeloeng Laoet yang diduga cacat hukum oleh KT Rampah.
Ketua Kelompok Tani Rampah Musanif Saragih, mengatakan tujuan aksi ini merupakan penolakan HGU yang diduga cacat hukum karena tidak sesuai dengan prosedur dan tidak taat azas clear and clean.
" Jadi kita kesini juga dalam rangka ulang tahun pematokan ulang lahan tanggal 20 Juni 2017 yang kebetulan pada tanggal itu dilakukan pematokan ulang, karena patok patok pada saat itu dihilangkan atau dirusak oleh yang diduga oknum dari PT Soeloeng Laoet," cetusnya.
Sementara itu,Musanif Saragih kepada PAB Indonesia.co.id menuturkan, lahan yang di sengketakan sekitar 942 hektar sesuai dengan peta bidang yang telah dikeluarkan oleh BPN yang ditandatangani oleh Ir Embun Sari.
"Jadi peta bidang tanahnya itu dikeluarkan tahun 2014,"ujarnya.
Musannif menyebutkan, selain dalam rangka ulang tahun pematokan, aksi yang dilakukan dilahan ini untuk membuka hati nurani pihak BPN agar mengukur kembali yang sudah disepakati pada tahun 2013.
"Jika pihak BPN tidak melakukan pematokan ulang, saya pribadi akan ke kementerian ATR dan saya akan tutup pintu kementerian ATR, saya akan tutup," tegasnya.
Ia menambahkan, pada tanggal 30 Maret 2022 sudah digelar rapat di Mabes Polri bersama tim satgas mafia tanah, dari penyampaian tim satgas mafia tanah kepada saya bahwa mereka akan turun kemari untuk memeriksa pihak-pihak terkait dalam penertiban SK HGU No 40.
"Jadi merujuk pada surat Kementerian ATR dari direktorat penetapan hak dan pendaftaran tanah tanggal 2 Juni 2021, kami menerima surat yang isinya masih akan menerbitkan keputusan HGU, itu BPN yang menyebutkan," timpalnya.
"Tapi ternyata disana ada plangnya sudah terbit pada 28 Mei 2021, ada waktu yang mundur karena di bulan Juni kita masih dapat surat itu bahwa masih akan menerbitkan,"sambungnya.
Maka dari itu, Musanif Saragih menegaskan, ada dugaan mafia tanah.
"Jadi kami menduga disini terjadi mafia tanah dan kami juga menduga atas rekomendasi Bupati Sergai yang baru dua bulan menjabat sudah berani menerbitkan perpanjangan HGU pada tanggal 19 April 2021, dan ini sudah kami laporkan ke KPK tentang gratifikasi dan penyalahgunaan wewenang," sebutnya.
Sementara itu di lokasi,terkait aksi yang dilakukan Kelompok Tani Rampah Serdang Bedagai di lahan PT Soeloeng Laoet di dusun VII Desa Silau Rakyat . Humas PT Soeloeng Laoet Dimas Prasetyo Senin (20/6) sekira pukul 15,00 wib kepada PAB Indonesia.co.id mengatakan, sebelum penetapan HGU kemarin sempat habis masanya di tahun 2014, namun mati itu bukan berarti tidak bisa mengelola Bang, karena kami tetap bayar pajak dari 2014 hingga hari ini," beber Dimas Prasetyo
Menurut keterangan Humas PT Soeloeng Laoet,Dimas Prasetyo mengungkapkan, PT Soeloeng Laoet tetap membayar pajak dari tahun 2014 hingga saat ini.
" Selain itu PT Soeloeng Laoet sudah berbuat kepada masyarakat ada dua sekolah di dalam yang di bangun PT. Soeloeng Laoet, gedung sekolah itu SMP dan SD kami membantu juga membangunnya, dalam artian ada beberapa bagian bangunan yang kami bangun juga lalu di situ ada guru-guru honorer kami juga", ujarnya.
Masih menurut Dimas Prasetyo, ada 700 karyawan di PT. Soeloeng Laoet. Maka ada 700 kepala keluarga di situ yang penghidupannya dari PT tersebut. Dan ada anak-anak sekolah dari mulai TK dan madrasahnya dan bangunan gedung sekolah nya kami bangun juga Bang. Sementara untuk warga sekitar setiap setahun kami rutin mengeluarkan CSR kita minimal untuk fakir miskin, itu kami undang ke kantor, sambungnya.
Kemudian lanjut Humas PT Soeloeng Laoet menyebutkan bahwa jalan pun hari ini kami bikin jalan sendiri, karena takut Jalan masyarakat rusak.
" Jadi itu bang makanya kami bingung kalau ada orang yang ganggu kami lagi," pungkas Dimas Prasetyo. (Bam)