MARELAN,( PAB)----
Adi (24) pemuda Medan warga Jl.Danau singkarak, Gaperta Medan merupakan salaseorang penyandang cacat Tunanetra yang gigih serta memiliki semangat hidup yang luar biasa, meski cacat lantaran mengalami kebutaan ia nya tetap melalui hidupnya dengan senantiasa bersyukur, hal itu terlihat jelas dari konsistennya memilih berjualan kerupuk untuk menopang kebutuhan hidupnya daripada memanfaatkan cacat fisiknya untuk mengemis.
Semangat hidup dan kegigihan menjadikannya pria yang kuat dan disenangi banyak orang, bahkan tidak sedikit yang mengenal Adi justru menyayangi nya seperti keluarga dan sahabat bagi mereka, sehingga sangat mudah bagi Adi merasakan kasih sayang orang- orang sekitarnya tidak terkecuali orang yang baru saja mengenalnya.
Adi sudah mengalami cacat di bagian matanya sejak lahir yang didahului dari mata sebelah kanan, namun ketiadaan dana untuk pengobatan ataupun pemeriksaan mata, Adi beresiko mengalami kebutaan susulan di mata sebelah kirinya, yang diketahui ketika Adi menginjak usia 15 Tahun, masa dimana dirinya sedang mengalami transisi usia dari kanak- kanak menuju remaja.
Namun demikian ia tetap semangat jalani hidup meski dalam keadaan fisik yang terbilang tidak sempurna, demi mencari nafkah untuk diri dan orangtuanya.
"Setiap pagi aku harus bangun untuk menjajaki dagangan kerupuk dengan menelusuri jalanan dibantu tongkat sederhana ku ini" ujar Adi kepada kru media pab-indonesia.co.id, saat sedang menawarkan kerupuk dagangannya, di Jl. Marelan Raya Medan, jumat (16 /3/18)
Adi menuturkan, setiap hari ia harus berjualan meski hasil dagangannya tidak begitu berdampak baik secara ekonomi kehidupannya, setidaknya ia bersama keluarganya masih bisa menikmati makan setiap hari untuk bertahan hidup tanpa mengemis.
Hidup sebagai tunanetra tidak terbersit kata menyerah karena keadaan yang dialaminya bukan pilihan melainkan cobaan dari yang Maha Kuasa kepadanya untuk tetap bersyukur dan ikhlas.
"Saya bersyukur pada Allah SWT Karena terlahir dalam keadaan fisik yang kurang sempurna tapi masih bisa berjalan dan diberi kesehatan,"ucap pria anak pertama dari tiga bersaudara.
Keseharian menelusuri jalan dengan menggunakan tongkat sederhana miliknya sambil membawa kerupuk yang dikemas untuk dijajaki pada pembeli, dengan semangat tanpa mengenal lelah sangat di dipahaminya tidak mempengaruhi taraf hidupnya, sebagaimana Pendapatan dari hasil penjualan terkadang tidak tetap.
"Kerupuknya kadang habis kadang gak namanya dagang kan sudah resiko,"katanya menerangkan bahwa sebahagian hasil dagangannya disetor ke toke dan sebahagian lagi untuknya.
"Karena ini milik toke,Keuntungan bagi dua bang. jika tidak laku ya, dibaliki ke toke,"ucapnya lagi.
Dari hasil penjualan sebahagian disetor ke toke walau pun demikian memiliki toke yang baik ia besyukur bisa diberi kesempatan serta kepercayaan untuk menjajaki kerupuk agar bisa menyambung hidup untuk kebutuhan sehari hari .(Ali)