Jakarta, (PAB)
Kekuatan TNI seharusnya Essential Force bukan Minimum Essential Force, ujar Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dihadapan 114 peserta Rapat Pimpinan Kemhan dan TNI tahun 2017, yang dibuka secara resmi oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Aula Bhinneka Tunggal Ika Gedung Sudirman Kemhan, Jl. Merdeka Barat Jakarta.
Panglima TNI mengajak para peserta untuk bersama-sama membangun kekuatan TNI dan jangan berpikir sederhana dalam membangun percepatan pembangunan TNI.
Panglima TNI menyampaikan, Presiden Joko Widodo telah beberapa kali menyampaikan, baik di forum internasional maupun forum nasional bahwa sekarang ini bangsa Indonesia sedang menghadapi kompetisi global, diantaranya pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat dan ketersediaan pangan yang sangat terbatas.
“Hal ini merupakan ancaman nyata bagi bangsa Indonesia,” ujarnya.
Menurut Panglima TNI ditinjau dari letak geografis Indonesia dan pulau-pulau terluar serta hakekat ancaman baik dari aspek darat, laut maupun udara, perlu adanya perubahan kebijakan pembangunan kekuatan TNI.
“Untuk menyusun pembangunan kekuatan TNI yang seutuhnya, kita harus melihat letak pulau-pulau terluar Indonesia karena letak geografis menjadi keunggulan utama,” jelasnya.
Panglima TNI mengatakan bahwa sebagai salah satu negara ekuator dunia dan terbesar di Asean, Indonesia mempunyai lautan yang paling luas dan daratan yang paling besar serta memiliki sumber energi hayati sepanjang tahun. “Inilah yang menyebabkan negara-negara lain ingin merebut kekayaan alam Indonesia, karena energi fosil yang sudah makin menipis dan kompetisi global yang luar biasa saat ini,” ujarnya.
Menyikapi perkembangan terorisme di Indonesia, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyatakan berbagai bentuk aksi terorisme juga berpotensi tumbuh subur di Indonesia. “Landasan hukum yang menjerat teroris masih berbentuk pidana dan penindakan baru dapat dilakukan setelah aksi terorisme terjadi,” katanya.
Sementara itu, terkait masalah Narkoba, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan Narkoba sudah menjadi ancaman baru bagi kelangsungan suatu bangsa di seluruh dunia, karena bisa menyebabkan lost generation, tidak terkecuali Indonesia. “Semua kasus Narkoba yang terjadi di Indonesia adalah untuk lost generation dan inilah yang dikatakan perang candu serta merupakan bagian dari perang modern yang dikatakan proxy war,” pungkasnya.
Turut hadir pada acara ini diantaranya, Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Laut, Kepala Staf Angkatan Udara, Sekjen Kemhan, Kasum TNI, Irjen TNI, Rektor Unhan, Kepala Lembaga Sandi Negara dan Direktur ASABRI. (Puspen TNI)
Panglima TNI: Perlu Ada Perubahan Kebijakan Soal Kekuatan TNI
Redaksi
Sabtu, 14 Januari 2017 - 09:34:47 WIB
Pilihan Redaksi
IndexPanglima TNI Hadiri Rakor Tingkat Menteri Dipimpin Menko PMK
TNI Berangkatkan Satgas Operasi Penanggulangan Bencana Alam Ke Filipina
Mabes TNI Peringati Hari Sumpah Pemuda Ke-96: Bersatu Dalam Keberagaman
Bakamla RI Usir Kapal China Coast Guard-5402
Panglima TNI Hadiri Jamuan Makan Malam Kabinet Merah Putih di Akmil
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Nasional
Wakil Ketua DPD IWOI Langsa Netral Sikapi Seleksi JPTP Sekda Langsa!"
Sabtu, 21 Desember 2024 - 22:13:23 Wib Nasional
Dahsyat, Dalam 46 Hari 30 Ribu Rumah Dibangun Pemerintahan Prabowo
Senin, 16 Desember 2024 - 07:30:25 Wib Nasional
Ketua LSM SPA Apresiasi DPRK Langsa Yang Gagal Membahas dan Mengesahkan APBK 2025
Jumat, 13 Desember 2024 - 13:50:35 Wib Nasional