SIMALUNGUN, (PAB)--
Peningkatan infrastruktur dalam bidang pertanian melalui pembangunan jaringan irigasi dengan memberdayakan Perhimpunan Petani Pengguna Air (P3A) setempat tahun 2023 ini menelan anggaran hingga Rp 58 Miliyar pada Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II.
Pemberdayaan P3A dalam pelaksanaan proyek ini bertujuan untuk melibatkan anggota dengan tujuan dapat membantu pendapatan untuk menopang perekonomian keluarga anggota P3A dimaksud.
Namun hal ini sangat berbeda dengan yang terjadi di lapangan. Sepertinya halnya di wilayah Kabupaten Simalungun dan Kota Pematang Siantar. Tidak sedikit pekerjaan tersebut malah di pihak ketigakan alias diborongkan, sehingga pekerja pada proyek tidak melibatkan anggota P3A maupun masyarakat setempat.
Mirisnya untuk meraup untung yang besar, pihak pengelola kegiatan tidak lagi mengerjakan proyek sesuai standar yang ditetapkan pemerintah. Misalnya campuran semen dan pasir yang seyogyanya 1 : 4, yang terjadi campurannya 1 : allahuallam (sesukanya-red).
Begitu halnya dengan pencurian volume pekerjaan, dimana pembangunan saluran irigasi tersebut tidak menggunakan pondasi. Sesuai standart, lantai yang seharusnya dicor dengan menggunakan kerikil pecah, yang terjadi hanya disemen dengan menggunakan sisa pecahan batu padas untuk dinding saluran.
Ketika dipertanyakan terkait pelaksanaan pembangunan yang tidak sesuai standart yang telah ditetapkan pemerintah, beberapa pengelola kegiatan malah mengatakan bahwa pihaknya telah banyak dimintai kewajiban (setoran-red) oleh pihak konsultan hingga anggota DPR RI yang katanya telah memperjuangkan proyek tersebut lewat aspirasinya.
Besaran kewajiban ke orang-orang di Senayan dikatakan mencapai 30% dari pagu anggaran. Disamping mereka juga harus menyetor ke konsultan sebesar Rp 13 juta tiap titik kegiatan. Tentu hal ini jelas-jelas menjadi latar belakang pencurian kualitas dan volume pekerjaan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BWSS II untuk Wilayah Kabupaten Simalungun dan Kota Pematang Siantar Saiful, saat dikonfirmasi via telepon dan chat WA, Senin (19/6/2023) sepertinya lebih memilih diam dengan tidak mengangkat telepon dan tidak membalas pesan WA. Hal ini tentunya menimbulkan dugaan adanya konspirasi antara BWSS II, Konsultan dan Oknum di Senayan. (MS/Red)