PEMATANG SIANTAR, (PAB)---
Ketua Partuppuan Pemangku Adat dan Budaya (PPAB) Simalungun, Jantoguh Damanik, meminta USI berbenah diri dalam menghadapi masa depan dengan tetap memegang khasanah ilmiah.
Untuk itu, Jantoguh Damanik, mengatakan bahwa Universitas Simalungun (USI) itu harus direformasi, direstrukturisasi dan direvitalisasi. Sebab, USI belum mampu menandingi universitas swasta yang ada di Sumatera Utara. Sebagai universitas yang sudah sangat tua, USI belum mampu 'bermain' di kancah Sumatera Utara.
"Setiap universitas harus menghormati khasanah ilmiah, etika ilmiah," kata Jantoguh saat ditemui di Kota Pematang Siantar, Selasa (13/12/2022).
Kata Jantoguh, proses etika ilmiah sangat penting dalam dunia universitas. Dalam pemilihan Rektor USI, Jantoguh tak hanya menyoroti hasil pemilihan namun juga orang-orang yang bertanggung jawab dengan hasil pemilihan itu.
"Kalau hasil ilmiahnya cacat, sebab orang-orang yang memilih juga cacat. Bagaimana mungkin seorang yang berhalangan tetap dan koruptor masih menjadi pembina di USI," tegasnya.
Dirinya juga mendukung keputusan Dirjen Dikti yang mengembalikan persoalan Rektor USI diduga melakukan plagiat karya ilmiah dan meminta Pemilihan Rektor harus diproses ulang dari awal seperti himbauan Dirjen Dikti.
Terkait pembina, jauh-jauh hari, kata Jantoguh, dirinya sudah sadar bahwa ada yang tidak pas dengan USI. Sebab, ada pembina yang berhalangan dan terpidana tetapi masih menjadi pembina USI.
“Kampus harus bersih dari persoalan-persoalan hukum dan harus menegakkan jati diri sesuai Tri darma perguruan tinggi,” tegas Jantoguh.
Lanjut Jantoguh, Pembina USI jangan seolah-olah menjadi pemilik, USI milik rakyat Simalungun yang didirikan oleh para tokoh. Maka kembalikan USI kepada tujuan semula untuk itu, para tokoh Simalungun perlu 'manriah' (berembug) membicarakan tujuan berdirinya USI dan harus berdasarkan kebutuhan lapangan pekerjaan masa depan, kemajuan teknologi dan modernisasi ke depan.
“Jika persoalan demi persoalan terus berlanjut, ingat, ini akan menyebabkan runtuhnya kepercayaan masyarakat terhadap USI,” ujar Jantoguh.
Menurut Jantoguh, soal aduan-aduan terkait dugaan plagiat karya ilmiah itu bukan yang utama, tetapi bagaimana tanggungjawab moral dalam memajukan USI ke depan. (MS/Red)

