DUMAI, (PAB) ---
Kadis Tanaman Pangan Holtikultura (TPH) dan Perkebunan Ir Syahfalepi, M.Si., hadir di Kota Dumai, Kamis (13/10/2022) pagi di Halaman Kantor Dinas Perdagangan, Jln Sultan Syarif Kasim.
Kedatangan Kadis Syahfalepi dalam rangka kampanyekan gerakan menanam cabe merah keriting di pekarangan, bagi masyarakat terutama ASN/PNS Kota Dumai.
"Dinas TPH Riau bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) sediakan ±60.000 bibit cabe merah keriting. Karena jumlah ASN/PNS Provinsi Riau sebanyak ±15.000, maka agar setiap ASN mendapat 5 batang bibit, maka Dinas TPH Provinsi akan menambah 15.000 bibit lagi agar genap 75.000 batang bibit. Jika di Dumai ada ±5.000 ASN, maka Pemko Dumai harus sediakan ±25.000 bibit," ajakan Kadis Syahfalepi, di hadapan Walikota Dumai H Paisal, SKM., MARS., di wakili Sekda H Indra Gunawan S.Ip., M.Si., Kadis TPH Dumai Nurzerwan, SE., M.Si., Kadis Perdagangan Hermanto, S.Sos., M.Si., Utusan Kadis Perindustrian, Koperasi dan UKM dan Kakan Cabang Bulog Paisal Fahmi.
Di terangkan Syahfalepi keutamaan menanam cabe di pekarangan rumah, karena merupakan salah satu item dari 13 komoditas yang di pantau BPS. Kedua, gampang dan simpel menanam nya. Ketiga, masa siklus mulai dari menanam benih hingga panen hanya 3 bulan. Keempat, kebutuhan cabe tidak pernah menurun. Kelima, untuk antisipasi puncak konsumsi tertinggi akhir tahun, yang tinggal 3 bulan lagi. Terkait perayaan Natal dan Tahun Baru. Keenam, setelah masa panen Desember, akan masuk periode bulan puasa pada Maret 2023. Ketujuh, ekonomi susah sejak hantaman Pandemi Covid-19, income rumah tangga tetap tapi biaya pengeluaran dapur semakin besar. Jadi gerakan menanam cabe merupakan alternatif menekan biaya pengeluaran. Kedelapan, cabe merupakan salah satu kebutuhan utama pada bumbu dapur masyarakat orang Indonesia. Kesembilan, hasil panen cabe rumah tangga bebas dari bahan kimia. Sebab, kita yang tahu siklus tanam tanaman cabe tersebut. Dan terakhir, menurut perhitungan, 3 kali setiap hari biaya konsumsi rumah tangga, bisa menghemat Rp 15.000. Berarti, setiap bulan rumah tangga bisa mengurangi resiko pengeluaran Rp 500.000.
Terkait kebutuhan cabe di Riau, kepada Jurnalis, Syahfalepi sampaikan, bahwa kebutuhan cabe merah keriting berkisar ±30.000 Ton/Tahun. Sementara, luas lahan tanam di Riau ± 3.500 Ha. Dari luasan lahan tersebut, yang di gunakan memproduksi cabe merah keriting hanya ±1.500 Ha, dengan hasil produksi 8,5 Ton. Berarti, baru mampu mengisi pasar Riau 45—49%. "Sangat defisit," kata Syahfalepi.
Juga menurut perhitungan Syahfalepi, karena hampir di setiap desa di Riau ada Kelompok Wanita Tani (KWT), dengan luasan 1.000 hingga 2.000 M². Berarti ada 1.000 hingga 2.000 tanaman di lahan tersebut. "Bisa menghasilkan 20 Kg/Panen, dan bisa 13 kali panen per musim tanam.
Kelompok Wanita Tani (KWT) adalah kelompok tani yang anggotanya para perempuan atau istri petani, yang melaksanakan usaha di bidang pertanian.
Cara lain mengantisipasinya, Dinas TPH Provinsi juga bekerjasama dengan Dinas TPH Provinsi se-Riau, lanjut Syahfalepi.
"Intinya, tanam cabe bisa tekan inflasi, ekonomi bangkit dan keluarga sejahtera," tutup Syahfalepi.
Terkait gerakan tanam cabe tersebut, Sekda Indra Gunawan sangat mendukung dan sangat apresiasi.
"Kita Pemko Dumai juga akan laksanakan gerakan tersebut," tutup mantan Kadis Perdagangan Kabupaten Bengkalis ini.
Selain gerakan tanam cabe, Dinas TPH Dumai juga membuka gerai pasar murah, di halaman Disdag, bekerjasama dengan Bulog dan Disdag.
Pantauan Jurnalis, harga cabe merah keriting dijual Rp. 50.000/Kg, telor satu papan Rp. 42.000, bawang merah Rp. 32.000/Kg, bawang putih Rp. 21.000/Kg, minyak goreng merk Minyak Kita Rp. 12.500, beras merk Eshaku berat 10 Kg dijual Rp. 120.000. Dan komoditi lainnya, seperti; bermacam-macam ikan laut, kepiting serta udang.
(Eli)
-

