Kenangan Ramunia : Siak-Belanda dan Indonesia-China, Serupa Tapi Tak Sama (Bag.II)

Kenangan Ramunia : Siak-Belanda dan Indonesia-China, Serupa Tapi Tak Sama (Bag.II)

PAB-Menghilangkan Pengaruh Kerajaan Siak

Paska dibentuknya 4 orang besar tersebut yang di Kepalai oleh Tuanku Agung Sri Maharaja (Raja Ramunia), Tuanku Ainan Johan memulai strateginya mempersiapkan Kerajaan Serdang menjadi Kesultanan dan mempunyai Pemerintahan sendiri dan melepaskan diri dari Kerajaan Siak Sri Indra Pura.
 
Paska Pemerintahan Tuanku Ainan Johan Alamshah selesai (1782 – 1822) akhirnya 4 orang besar yang dibentuk Tuanku Ainan Johan memainkan perannya sesuai amanah yang di Titahkan Oleh Tuanku Ainan Johan.
 
Titah yang diamanahkan yaitu Mengangkat Raja Serdang selanjutnya diangkat Menjadi Sultan Serdang yang Pertama.
 
Layaknya tradisi kerajaan Melayu, ada istilah “Raja Mangkat Raja Menanam”. Maka saat Tuanku Ainan Johan Alamshah hendak dimakamkan diangkatlah langsung Tuanku Thaf Sinar menjadi Raja Serdang dan selanjutnya di nobatkan menjadi Sultan Serdang yang pertama setelah dilakukan pemakaman.
 
Sebenarnya Tuanku Thaf sinar Basyarsyah  bukanlah Anak tertua dari Tuanku Ainan Johan Alamshah melainkan Putra kedua dan putra ketiganya adalah Tuanku Tuggal sudah diangkat menjadi Raja Ramunia di kerajaan baru yang dibentuk.
 
Anak tertuanya adalah Tuanku Zainal Abidin dan sudah diangkat menjadi Tengku Besar. Tetapi sebelum diangkat menjadi Raja, beliau sudah meninggal berbeparang membela kerajaan mertuanya di Langkat (Pungai). Jadi Tahta diserahkan kepada anak yang lebih muda (Thaf Sinar Basyarsyah). Dan andaikan hal yang sama juga menimpa Tuanku Thaf Sinar Basyarsyah meninggal sebelum menjadi Raja, maka yang berhak menjadi Sultan adalah Tuanku Tunggal (Raja Ramunia). Disebabkan Tuanku Tunggal dengan gelar Sri Maharaja sudah menjadi Raja.
 
Untuk di Kesultanan Serdang, yang berhak menjadi Sultan adalah Seorang Raja. Sebab Sultan merupakan Pemimpin dari Para Raja dan Datok yang ada di wilayah Kesultanannya. Untuk hal ini, Strategi Tuanku Ainan Johan Alamshah memang luar biasa. Dengan membentuk kerajaan baru (Ramunia) didalam wilayah Kerajaan Serdang (Luhak) dan menunjuk Putra  ketiganya (Tuanku Tunggal) menjadi Rajanya. Hal ini guna mengantisipasi seperti yang dialami T. Zainal Abidin yaitu meninggal sebelum diangkat menjadi Raja dan guna mewujudkan niatnya membentuk Kerajaan Serdang menjadi Kesultanan sendiri. Jadi Trah Raja tetap ada dan terus berkesinambungan.
 
Jadi untuk Kesultanan Serdang, bukan serta merta anak pertama otomatis bisa jadi Sultan. Melainkan ada peran dari 4 orang besar yang memilih dan mengangkat Sultan sesuai dengan Kriteria yang telah ditentukan salah satunya yang berhak menjadi Sultan harus seorang Raja.
 
Dimasa Pemerintahan Sultan Thaf Sinar Basyarsyah, Tuanku Tunggal Sri Maharaja (Raja Ramunia Ke-I) atas titah Sultan Thaf Sinar Basyarsyah membentuk suatu pasukan Laskar Perang demi menjaga keamanan dan kedaulatan wilayah Kesultanan Serdang baik di air (Sungai dan Laut) maupun di Darat. Dimana Laskar Perang Kerajaan Serdang sebelumnya telah musnah dikarenakan kalah perang dengan Kerajaan Siak Sri Indra Pura.
 
Karena kuatnya laskar tersebut atau bahkan dikarenakan Laskar ini dibentuk oleh Raja Ramunia (Tuanku Tunggal), nama Laskar ini lebih dikenal dengan nama Laskar Ramunia dari pada Laskar Kesultanan Serdang.
 
Mungkin dikarenakan konflik internal di Kerajaan Siak Sri Indrapura terkait Tahta kerajaan, kabar Kerajaan Serdang yang melepaskan diri dari Siak tidak dihiraukan dulu. Dan akhirnya Kerajaan Serdang pada masa itu yang di Pimpin oleh Sultan Thaf Sinar Basyarsyah dengan 4 orang besarnya mengalami kejayaan yang luar biasa.
 
Ditambah lagi dengan semakin luasnya Kerajaan Serdang dengan bergabungnya Kerajaan-kerajaan Batak (Simalungun) dan juga perdagangan yang semakin maju dengan kedatangan pedagang Inggris dari Penang (Johan Anderson) dan banyak juga pedagang dari gunung bahkan sampai dari Gayo yang berdagang di Serdang dengan menyusuri sungai.
 
Pada masa ini pengaruh Kerajaan Siak sama sekali tidak ada, dan Kerajaan Serdang cukup berjaya. Sultan Thafsinar memerintah pada tahun (1822-1851) dimakamkan di Kampung Besar (Desa Mesjid Kec. Batang Kuis) dan Tuanku Tunggal Sri Maharaja dimakamkan di daerah Kec. Beringin yang terkenal dengan Makam Keramat Udang (masuk dalam Lokasi Bandara Kuala Namu Internasional).
 
(Bersambung….. Perang Besar Kerajaan Serdang Dengan Kerajaan Siak-Belanda)

Berita Lainnya

Index