Menjadi Gubernur Sumatera Utara,Djarot Sihar Pelayan Masyarakat (Oleh:Sutrisno Pangaribuan)

Menjadi Gubernur Sumatera Utara,Djarot Sihar Pelayan Masyarakat (Oleh:Sutrisno Pangaribuan)
Sutrisno Pangaribuan, ST Anggota Tim Pemenangan Djarot Sihar.(Foto/St)

MEDAN,(PAB)---

Pasca rilis hasil survey Indo Barometer, 23 Maret 2018 yang menempatkan Djarot Sihar pada posisi teratas, secara periodik muncul serangan pada pasangan ini. Belum selesai isu tentang putra daerah atau calon impor, kini muncul isu bahwa Djarot hanya akan jadi gubernur selama satu tahun, karena beliau akan diangkat jadi menteri di kabinet kedua Jokowi.

Isu demi isu ini muncul sebagai upaya menggiring opini masyarakat agar mengalihkan dukungan dari Djarot Sihar. Sekali lagi, skenario pembuat isu membangun opini bahwa jika Djarot Sihar menang, kemudian Djarot diangkat jadi menteri, maka Sihar akan jadi gubernur. Maka isu ini tujuannya untuk membangun sentimen primordial. Pembuat isu ingin menciptakan situasi berbahaya jika Djarot Sihar menang. Mereka khawatir akan penerimaan masyarakat Sumatera Utara yang semakin meluas. Pembuat isu semakin panik melihat grafik pengenalan, kepercayaan, dan pilihan masyarakat Sumatera Utara yang meroket terhadap Djarot Sihar.

Meskipun isu hoax dan fitnah ini sungguh keji, tetap saja Djarot Sihar mendapat manfaat. Bahkan dapat dijadikan energi positif untuk meraih dukungan. Pertama, pembuat isu semakin yakin bahwa Djarot Sihar akan memenangi kontestasi pilgubsu. Kedua, Pilpres yang juga masih jauh pun diyakini oleh pembuat isu akan dimenangkan Jokowi, sehingga Djarot akan diangkat jadi menteri. 

Pembuat isu secara sengaja mengasosiasikan pendukung Djarot Sihar sama dengan pendukung Jokowi. Sekali lagi tujuannya untuk membangun sentimen negatif, ternyata Djarot Sihar semakin diuntungkan. Penerimaan semakin meluas karena Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus beserta seluruh elemen pendukung, relawan, simpatisan, tim pemenangan, partai pengusung dan pendukung tidak pernah menggunakan negative campaign maupun black campaign.

Jika mengikuti alur pikir pembuat isu tersebut, maka sesungguhnya kemenangan Djarot Sihar sudah di depan mata. Berdasarkan survey Indo Barometer yang dirilis pada 23 Maret 2018, ternyata 66,4% pemilih Sumatera Utara menginginkan Jokowi terpilih kembali dengan tingkat kepuasan 72,7%. Apabila pengelompokan pemilih ini betul- betul sebangun dengan pemilih Djarot Sihar, istilah sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui akan terwujud.

Kepada seluruh relawan, simpatisan, tim pemenangan, partai pengusung, partai pendukung, bahkan kepada setiap pemilih yang telah bergerak, berjuang bersama Djarot Sihar diharapkan terus meyakinkan pemilih Sumatera Utara bahwa Djarot Sihar serius menjadi "pelayan" di Sumatera Utara. Kita berkewajiban menghadirkan pilkada yang menggembirakan tanpa fitnah dan hoax. 

Akhirnya, sekali lagi kita tegaskan, bahwa Djarot Saiful Hidayat, datang ke Sumatera Utara sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara, bukan sebagai calon menteri. Seluruh kriteria untuk menjadi calon menteri, dapat dipenuhi oleh Djarot Saiful Hidayat, tetapi penugasan dan panggilan beliau adalah menjadi calon gubernur Sumatera Utara. 

Pernyataan Djarot: "Kepada yang memfitnah, saya berdoa, ampuni mereka Tuhan karena mereka tidak tahu" menjadi bukti kesungguhan beliau membangun Sumatera Utara, sehingga tukang fitnah pun didoakan beliau. Sikap ini menjadi panduan dan rujukan seluruh elemen pendukung. Kemenangan dalam pertandingan itu penting, tetapi kesatuan dan keutuhan masyarakat Sumatera Utara harus tetap terjaga.

Medan, 13 April 2018


(Rosen)

Berita Lainnya

Index