DUMAI,(PAB) ----
Anggaran pembangunan sarana olahraga lapangan basket Tamahampirn Bukit Gelanggang (TBG) senilai Rp. 459.834.953.51 Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Petarung) Pemko Dumai diduga dikorupsi.
Dugaan itu terlihat dari kualitas pengerjaan yang terkesan asal jadi, lantaran lantai lapangan basket tampak miring dan digenangi air hujan, yang tak juga diperbaiki hingga berita ini terbit, Jumat (31/1/2025).
Meski sudah dikonfirmasi atas kondisi lantai miring lapangan basket tersebut, Pelaksana Proyek Pembangunan lapangan basket CV Neo Civ Arch saat dihubungi kembali kini justru memilih bungkam.
Padahal sebelumnya, kepala pengawas kontraktor CV Neo Civ Arch, Ari Iwan berjanji akan segera melakukan perbaikan.
"Ya udah bsk biar saya cek bg ya” jawab Ari dalam chatnya di nomor 0853 7499 XXXX, pada Senin (27/1) sore.
Bahkan Kepala Dinas Petarung Pemko Dumai, M Farid Mufarizal juga menegaskan perbaikan dengan akan memerintahkan kontraktor melakukan perbaikan segera.
Namun nyatanya, pantauan wartawan dilapangan tak ada perbaikan bahkan kedua pihak tak lagi merespon konfirmasi wartawan terkait tindak lanjut perbaikan lantai lapangan basket tersebut.
Tim media memantau pengerjaan lapangan basket hampir rampung itu tampak ada ketidakberesan yang terlihat jelas di bagian lantai lapangan yang miring sehingga digenangi air hujan.
Ketidakberesan pengerjaan lantai lapangan basket tampak jelas pada sisi Selatan yang tak rata atau miring yang terlihat dipenuhi genangan air.
Dalam pantauan tim dilokasi, para pekerja sudah melakukan pengecatan mulai dari garis lingkaran tengah, garis tengah, garis dalam lapangan basket, garis batas dan garis setengah lingkaran lemparan bebas, yang mana pengerjaan sudah masuk tahap pengecatan lantai dan akan memasang tiang papan pantul.
Padahal biaya pengerjaan yang mengunakan anggaran dana APBD-P TA 2024 hampir setengah miliar itu, seharusnya cukup mumpuni untuk membangun lapangan basket yang berstandar FIBA.
Tetapi pengerjaan yang dilakukan pelaksana proyek CV Neo Civ Arch justru mengenyampingkan kualitas lantai yang merupakan hal penting dalam fasilitas pembangunan lapangan basket.
Terpisah, salah satu pelajar atlit basket inisial An, mengatakan bahwa kondisi lantai yang miring tersebut berpotensi buruk atas kenyamanan dan keamanan bermain bola basket.
Menurutnya lapangan basket harusnya berstandar FIBA agar lebih terjamin.
“Kalau kami inginnya lapangan basket ya harus sesuai standard FIBA. Kalau tak rata, banyak faktor berpengaruh di lapangan. Bahkan bisa berpotensi mencederai kaki” katanya kepada wartawan.
Lanjutnya, jika lantai lapangan basket tidak rata, maka efeknya dalam permainan bisa signifikan. Pertama-tama, lapangan yang tidak rata bisa menyebabkan kesulitan bagi pemain dalam melakukan gerakan-gerakan yang memerlukan keseimbangan, seperti melakukan tembakan atau melakukan gerakan cepat
Selain itu, lapangan yang tidak rata juga bisa meningkatkan risiko cedera bagi pemain. Jika lapangan tidak rata, maka pemain bisa lebih mudah terjatuh atau tergelincir, yang bisa menyebabkan cedera.
Dalam peraturan resmi bola basket, lantai lapangan permainan harus rata dan memiliki permukaan keras yang bebas dari segala sesuatu yang menghalangi.
"Jadi, jika lapangan basket tidak rata, maka perlu dilakukan perbaikan sebelum permainan dimulai." Harapnya.
Lantai lapangan basket tidak rata akan memberi efek negatif bagi atlet, yaitu; menghambat teknik menembak, kesulitan mengendalikan bola, potensi cedera pergelangan kaki dan penyesuaian gerakan atlet dikemudian hari, saat bermain di lapangan datar.
Ketidaksesuaian lapangan basket dengan nomor SP: 14/SP/PBG/APBD-P/DIPERTARU-CK/XI/2024 dan berasal dari APBD-P Tahun Anggaran 2024 dengan konsultan pengawas Gatra Consultan tersebut diduga syarat korupsi, maka perlu dikaji ulang sebelum serah terima dari CV Neo Civ Arch ke Dinas Petarung.
Apalagi mengingat tahun 2026 Kota Dumai adalah tuan rumah Porprov Riau. Bagaimana atlet basket Dumai bisa menuai prestasi kebanggaan 320 ribu masyarakat Dumai, jika lapangan basket yang dipakai sebagai sarana berlatih tak sesuai standard, ada kemungkinan lapangan basket tersebut jika memang tak sesuai standard FIBA maka tidak akan dipakai dalam pertandingan Porprov Riau 2026 mendatang. (Eli)