Tour Hari Pertama di Mesir, Ini Rute Peserta Wisata Religi Kristen Pemko Dumai

Rabu, 09 Oktober 2024 | 09:05:27 WIB


KAIRO,(PAB) ----


Dari Bandara Internasional Cairo Mesir, 5 orang peserta Wisata Religi Kristen Pemko Dumai langsung bergerak mengunjungi situs-situs jejak kebesaran penyebaran Agama Kristen di Kota Kairo Mesir pada hari pertama, Selasa (8/10/2024) di pandu tour travel.

Kota Kairo Mesir merupakan kota pertama menerima pengajaran Agama Kristen yang dibawa Rasul Markus (murid Tuhan Yesus), tahun 60 Masehi.

Beberapa situs religi yang dikunjungi peserta diantaranya; Gereja Makam Kudus di kota tua Kairo, yang dipercaya sebagai tempat orang tua Yesus menyembunyikan bayi Yesus, saat mengasingkan diri dari Yerusalem, karena ada perintah Raja Herodes saat itu untuk menbunuh bayi dibawah umur 2 tahun.

1.200 tahun sebelum jaman bayi Yesus, gereja tersebut merupakan istana putri Raja Firaun yang menemukan bayi Musa dan memelihara nya.

Di komplek yang sama, juga terdapat rumah ibadah umat Yahudi atau Sinagoge kecil. Namun mereka telah jadi kaum minoritas, ±50 KK se-Kota Kairo Mesir. Saat ini, populasi penduduk Mesir 111 juta menurut data tahun 2022. 80% merupakan umat Islam dan 20% umat Kristen Koptik. Sedemikian kecilnya jumlah Agama Yahudi 50 KK tadi, mereka jadi golongan sangat-sangat minoritas. Namun setiap tahun mereka bisa pulang kampung ke negeri Israel.

Masuk situs kunjungan berikutnya, rombongan peserta dibawa ke gereja gantung. Gereja Ortodoks Koptik Santa Perawan Maria juga dikenal sebagai Gereja Gantung (El Muallaqa) adalah salah satu gereja tertua dan bersejarah di Mesir. Memiliki nama lain Al-Muallaqa yang artinya sesuatu yang digantung. Hal ini dikarenakan gereja tersebut dibangun di atas tanah dan ditunjang oleh benteng yang menahannya.

Terakhir, situs Gereja Sampah. Dengan posisi tersembunyi di dinding gunung di balik pemukiman kumuh di Mesir, terdapat sebuah gereja yang disebut dengan Gereja Sampah. Penamaan Gereja Sampah karena letaknya yang tidak jauh dari pemukiman masyarakat, yang bermata pencaharian dengan memulung sampah.

Pembangunan Gereja Sampah dirintis oleh Simon tukang samak kulit yang mengabdikan diri selama 25 tahun memahat dinding gunung menjadi sebuah gua dan akhirnya menjadi gereja. Hingga sekarang, umat Kristen pemulung sampah itu masih setia beribadah di gereja sampah.

Untuk mencapai gereja yang besar dan luas itu, peserta wisata religi harus melewati pemukiman kumuh tempat tinggal para pemulung sampah. Namun, begitu sampai di sana peserta terkagum-kagum karena gereja ini terbuat dari gunung batu yang dipahat, yaitu gunung Mukhatam/Moqattam.

Masyarakat pemulung sampah itu bisa dikatakan suatu kalangan yang tak tersentuh. Ada hampir sekitar 50.000 orang jumlah penduduk mereka, mereka hampir seluruhnya memeluk keyakinan Kristiani, dan mereka benar-benar hidup dalam kesedihan. Lokasi yang berpenduduk 50.000 orang ini sangat beraroma bau busuk yang luar biasa karena dihasilkan dari kumpulan sampah-sampah dari seluruh kota, sampah-sampah ditumpuk bersama dan disinari terik matahari dalam suhu yang amat panas. Namun orang-orang pemukim disitu yang mayoritas Kristiani menyelesaikan pekerjaan mereka, sebagian besar dengan senyum di wajah mereka.

Napak tilas tempat suci berakhir dengan rombongan kembali istirahat ke hotel.

Untuk diketahui, semua situs religi Kristen tersebut ternyata dijaga dan dikawal 24 jam oleh petugas Kementerian seni budaya dan pusaka Mesir, dimana hampir 100% petugas nya beragama Islam. Sungguh gambaran toleransi negara itu yang patut dicontoh.

"Puji Tuhan.. kami peserta wisata religi Kristen Pemko Dumai patut bersyukur dan berbangga karena telah mendapat kesempatan yang cukup unik ini. Terus terang, saya tak pernah bermimpi menginjakkan kaki ke Timur Tengah atau Mesir. Tapi berkat perjuangan Pak Paisal, saya bisa sampai ke Negeri Firaun ini. Terimakasih Pak Paisal yang telah memberi kesempatan kepada saya mengunjungi situs-situs religi keyakinan saya. Semoga Pak Paisal beserta keluarga sehat terus, karir politik nya semakin maju dan

Terkini