MEDAN, (PAB)----
Tim Koordinator Sumatera Utara Julinar Sinaga menyesalkan terjadinya Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang berlangsung di The Hill Hotel, Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3) siang.
Menurut Julinar, bantahan yang dilontarkan Moeldoko sebelumnya bahwa dirinya tidak punya ambisi untuk masuk campur tangan dengan urusan internal Partai Demokrat ternyata bukan isapan jempol.
"Ternyata Moeldoko sudah berpola sebagaimana layaknya para politisi saat ini, yaitu sulit dipercaya dan menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan lewat Partai Demokrat," kata Julinar saat dihubungi wartawan melalui aplikasi Whatsapp, Sabtu (6/3).
Sebagai Tim Koordinator Sumatera Utara, kata dia, tindakan Moeldoko untuk menguasai Partai Demokrat Sebab, kapan pula Moeldoko mempunyai kartu anggota Partai berlambang mercy ini?
Lebih lanjut, Julinar menceritakan
teringat dengan yang pernah dialami oleh Megawati tahun 1994 dulu. Dimana putri dari Bung Karno ini berhasil memenangkan suara di Kongres Partai Demokrasi Indonesia, namun kemudian "dikudeta" oleh Kelompok PDI yang terlihat pro dengan penguasa saat itu.
"Apakah yang terjadi di tubuh PD seperti itu pula? Nanti biar waktu yang akan menjawab. Sampai dimana para kader PD akan bersikap akan terlihat. Yang jelas, saya tidak rela bila Moeldoko menjabat pucuk pimpinan Partai tersebut. Karna saya tahu, Moeldoko saat ini menjabat KSP Presiden RI Ir.Joko Widodo,"tuturnya.
Julinar mengatakan saat ini ada fenomena partai demokrat diarahkan untuk tunduk pada kekuasaan yang ada saat ini. Hal itu tentu berbahaya bagi perkembangan demokrasi ke depan.
"Kami melihat PD di bawah kepemimpinan AHY mempunyai masa depan yang gemilang dengan mampu merekrut anggota yang baru berintegritas dan memiliki sikap komitmen, Kondisi ini tampaknya dikuatiri akan merugikan rezim yang akan berakhir 2024,"ujarnya.
Diberitakan sebelumnya KLB Partai Demokrat di Deli Serdang berlangsung di The Hill Hotel Sibolangit, Sumatera Utara pada Jumat (5-6 Maret 2021). Hasilnya Moeldoko ditetapkan sebagai Ketua Umum dan Marzuki Ali sebagai Ketua Dewan Pembina. KLB juga memutuskan AHY demisioner dari Ketua Umum.
"Mereka yang tidak suka dengan kemajuan PD berupaya menguasai partai dengan menempatkan Moeldoko sebagai figur baru. Bayangkan saja meski melanggar protokol kesehatan dengan mengumpulkan orang banyak di saat pandemi covid-19, kok dibiarkan oleh Penjaga Keamanan dan ketertiban di Masyarakat? Padahal kami tidak tahu kiprah Moeldoko selama ini di Partai Demokrat. Ini Kongres tidak sah alias abal-abal,"tutupnya. (Ali)
