Medan,(PAB)-----
Korban Penganiayaan, Nemsih Padang (27) mengalami tindak kekerasan dari kedua terduga pelaku inisial EK dan AK di depan warung kopi Surbakti jl. Jamin Ginting Medan Tuntungan pada tanggal 9 Mai 2023 sekira pukul 05.00 Wib.
Tindakan kekerasan yang dialami Nemsih Padang mengakibatkan luka- luka dibagian wajah, leher dan memar di sekujur tubuh.
Janda anak satu itupun langsung melaporkan kejadian yang dialaminya ke Polsek Tuntungan Polrestabes Medan dengan Nomor : LP/B/222/V/2023/SPKT/POLSEK MEDAN TUNTUNGAN/POLRESTABES MEDAN/POLDA SUMATERA UTARA tanggal 09 Mei 2022 sekira pukul 14.25 Wib.
Dihadapan wartawan, Nemsih Padang mengatakan awal kejadian saat korban baru saja selesai menemani pemilik warung kopi Surbakti inisial Luku berboncengan dengan sepeda motor membeli nasi goreng disebuah warung dikawasan jl. Jamin Ginting, dan sesampainya di warung kopi milik saksi, korban kembali duduk di bangku tepatnya didepan warung kopi tersebut, sedangkan saksi langsung masuk kewarungnya.
Beberapa menit Nemsih duduk, seorang wanita yang tak dikenalnya tiba- tiba datang menghampirinya dan langsung melakukan penganiayaan terhadap dirinya.
" Tiba- tiba aja rambutku dijambak, dipukuli hingga aku tersungkur ketanah, bahkan kepalaku pun dipijak- pijaknya, belum sempat aku bertanya pas kutengok orang itu aku langsung di tampar dan wajahku dipukuli lagi hingga terkoyak, bahkan ada laki- laki yang ikut memukul dan memijak kepalaku" ungkap Nemsig Padang Senin, (15/5/23) di rumah kostnya di Gg. Swadaya Jamin Ginting.
lanjut Nemsih, kedua pelaku memyerangnya sembari meneriaki sebutan "lonte" kepadanya bahkan melontarkan ancaman akan membunuh dirinya.
Tak mampu melawan keduanya, Nemsi Padang terus berteriak kesakitan dan berharap ada yang menghentikan tindakan kedua pelaku.
Tak lama teriakan Nemsi didegar oleh warga sekitar begitu juga pemilik warung kopi dan wargapun langsung menghentikan tindakan kekerasan yang dialaminya setelah wajahnya berlumuran darah.
Pemilik warung yang merupakan suami dari pelaku EK turut membantu melerai perkelahian itu, dan dihadapan warga yang sempat melihat kejadian itu mengatakan bahwa Nemsih tidak bersalah, dan kejadian ini merupakan kesalahpahaman namun sangat disayangkan kedua terduga pelaku melakukan kekerasan kepada korban yang tidak tau apa- apa terkait tuduhan perselingkuhan terhadap dirinya dan korban.
" Abang itu sempat marah sama istrinya, kenapa aku dipukul, karena antara aku dan Abang itu tidak ada hubungan perselingkuhan, cuma ngawanin beli nasi goreng buat makan" ujar Nemsih.
Nemsih warga perantau dari Sidikalang Kabupaten Dairi mengaku merantau ke Medan untuk mencari pekerjaan, dan lantaran ada tawaran menjaga warung, Nemsih menerima pekerjaan itu untuk sementara waktu berketepatan pekerja sebelumnya sedang tidak bekerja.
"Baru sekali aku kerja diwarung itu, lah aku malah dianiaya dan dituduh selingkuhan sama pemilik warung oleh kedua pelaku istri dan adik lelakinya, tidak ada bertanya aku langsung dipukul membabi buta sampe aku berdarah- darah dan dibawa kerumah Sakit" kenang Nemsih.
Tak sampai disitu, setelah Nemsih melaporkan kejadian yang dialaminya ke Polsek Tuntungan hari itu juga, pihak terlapor justru mengancam akan membunuhnya.
" Takut aku bang, aku masih trauma dipukuli malah diancam bunuh, bahkan sampai ada dua pria mengaku keluarga terlapor datang kemari (kost-red) mengajak damai aku ketakutan bang, soalnya mereka datang jam 12 malam kerumahku, bantu lah aku bang aku takut" tangis Nemsih.
Terpisah, Kapolsek Medan Tuntungan Iptu Christin Simanjuntak S.S. MH saat ditemui diruangannya mengatakan akan segera mengamankan para pelaku.
" Saya sudah perintahkan anggota segera mengamankan para pelaku" ujar Christin.(Evi)