SIMALUNGUN, (PAB)---
Menindak lanjuti pembinaan dan pengarahan Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga atau yang akrab dengan sebutan RHS, Kadis Pendidikan Kabupaten Simalungun Zokson Midian Silalahi mengeluarkan surat edaran Nomor: 420/3085/441/2022 tertanggal 20 Oktober 2022, malah membuat Bupati Simalungun mengambil sikap menonjobkan sang Kadis yang kemudian mengangkat Plt Kadis Sakban Saragih.
Menurut Bupati, surat edaran tersebut telah membuat kegaduhan ditengah-tengah masyarakat yang berpotensi menciptakan konflik antar umat beragama.
Hal tersebut dikatakan Bupati dalam acaran konferensi pers yang dilaksanakan di Gedung MUI Kabupaten Simalungun di Jln Asahan, Kecamatan Siantar, Selasa (15/11/2022).
“Sebagai konsekuensi dari kegaduhan ini, saya mencopot Kadis Pendidikan,” ujar Bupati seraya mengatakan bahwa hal tersebut untuk dijadikan pembelajaran buat kedepannya.
Anehnya, dalam surat edaran tersebut ternyata hanya menginstruksikan agar seluruh Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan, Pengawas Sekolah SD, Penilik Luar Sekolah dan Pengawas SMP menjadi pembina upacara pada hari Senin, 24 Oktober 2022.
Adapun thema bimbingan maupun arahan pembina upaca dimaksud adalah untuk memastikan siswa memahami: 1. Tidur lebih awal dan bangun pagi, membuat orang sehat, sejahtera dan bijaksana. 2. Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
Sebelumnya Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Simalungun Arifin Nainggolan mengatakan bahwa konferensi pers dimaksud adalah sebagai pernyataan perminta maafan Pemerintah Kabupaten Simalungun atas surat-surat dari berbagai ormas muslim yang menyebutkan bahwa surat edaran tersebut berpotensi memicu konflik antar umat beragama di bumi Habonaron do Bona.
Akhirnya dalam kesempatan tersebut Bupati Simalungun meminta maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Simalungun, khususnya ormas-ormas muslim yang juga hadir yakni PD Muhammadiah, PD Dewan Mesjid Indonesia, PD Al-Wasliyah, Ikatan Keluarga Islam Simalungun (IKEIS) dan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI). (MS/Red)
