Aditya Romas Direktur BUMD PT Pembangunan Dumai Seorang Supel Terbuka

Sabtu, 11 Januari 2025 | 13:15:54 WIB

DUMAI,(PAB)-----

Direktur BUMD PT Pembangunan Dumai Aditya Romas, ternyata merupakan sosok ramah kepada awak media. Hal ini tampak, saat pria kelahiran Medan tersebut mengundang Jurnalis duduk ngopi bersama, Sabtu (11/1/2025).

"Saya adalah orang yang supel dan terbuka. Artinya, saya orang yang bisa menyesuaikan diri dan suka bergaul dengan semua orang dengan segala latarbelakang, termasuk para wartawan", kalimat pembuka pria berdarah Tapsel tersebut, memulai komunikasi, setelah berbasa-basi menanyakan kabar Jurnalis, di sebuah cafe bilangan Jl Sudirman.

Dengan santainya, Aditya Romas bercerita bagaimana ia memiliki banyak pertemanan, mulai dari pedagang kaki lima, buruh, petani, nelayan, PNS, pejabat pemerintah, aktivis parpol, LSM, pengusaha dan para wartawan saat berkarir di Medan.

"Kalangan bawah, menengah dan atas hingga pusat, saya terbuka kepada mereka. Pertemanan dengan mereka bukan tujuan!! Saya tidak berteman dengan mereka karena posisi, jabatan atau status mereka. Tapi, merupakan efek dari karakter saya yang memang mungkin disenangi mereka, karena mungkin mereka sudah bisa menilai saya sejak pertama kali bertemu. Seperti air mengalir, dari satu orang akhirnya berjalan waktu, pergaulan melebar kemana-mana", demikian kalimat sambungan yang diucapkan Aditya Romas, menggambarkan awal pergaulannya.

Segelas teh manis hangat pesanan nya pun diteguk sambil menjamu Jurnalis untuk bersama-sama minum. Selanjutnya, ia menghela nafas, mengumpulkan energi dan pikiran, mempersiapkan narasi yang akan diucapkan, tetap dengan ekspresi wajah tersenyum.

Namun, disampaikannya, ia bisa melakukan semua itu karena saat di Medan, semua aktivitas nya hanya terfokus di kota tersebut. "Nah, sejak berkarir di Dumai, langkah saya terbatas. Selain memimpin manajemen BUMD PT Pembangunan Dumai disini, saya juga ada kesibukan lain diluar Dumai, dan terkadang berpindah-pindah kesibukan di beberapa kota lainnya", ujar Aditya Romas, menggambarkan dinamika kehidupan nya di kota industri pesisir Timur Sumatera itu.

"Itulah sebabnya, maaf Bang, saya tak sempat menjalin komunikasi dengan ragam lapisan masyarakat Dumai disini", ucapan permohonan maaf Aditya Romas, secara tak langsung kepada masyarakat Dumai.

Perbincangan terhenti beberapa menit. Aditya Romas memanggil waiters dengan santun. Ia persilahkan Jurnalis terlebih dahulu memesan makanan dengan menyodorkan daftar menu. "Ayo Bang. Pesan makanan kesukaannya. Kalau cafe ini, mereka sudah tahu makanan favorit saya. Jadi, mereka hanya basa-basi aja lagi menawarkan menu ke saya", tawaran Aditya Romas kepada kedua Jurnalis, sambil menggesek layar Android nya, menjawab panggilan masuk, di cafe langganannya itu.

Waktu pun berlalu beberapa menit, mendengar pembicaraan serius Aditya Romas dengan orang diseberang HP.

Setelah menutup telepon, iapun bercerita bagaimana profil BUMD PT Pembangunan Dumai Perseroda yang saat ini diamanahkan Pemko Dumai kepada dirinya.

"Sejak saya masuk memimpin Perseroda ini per Juni 2021, saya seperti menarik mobil mogok dengan kekuatan tenaga saya sendiri. Tunggakan hutang perbankan menumpuk, tunggakan kewajiban kepada eks karyawan dan pembukuan yang hancur harus saya selesaikan. Cukup berat dan menguras pikiran dan energi. Berkat team work serta koordinasi dengan pemilik saham dan penegak hukum, selama 2 tahun PT Pembangunan Dumai sudah mulai membaik", nada optimis Aditya Romas, menceritakan suasana perusahaan yang didirikan berdasarkan Akta Pendirian perusahaan pada 16 Oktober 2002. PT Pembangunan Dumai disahkan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor C-21583 HT.01.TH.2002, tanggal 06 November 2002 itu.

Aditya Romas pun menggambarkan keinginan nya untuk lebih dekat ke masyarakat Dumai. Dalam pandangan nya selama di Dumai, ia melihat masyarakat Dumai memiliki karakter yang terbuka bagi siapa saja.

Perbincangan Aditya Romas dan Jurnalis kembali jeda sementara. Menu pesanan telah tiba. Waiters menata menu di meja dengan rapi. Ketiga insan itu.

Katanya lagi meneruskan kalimatnya yang terputus saat menikmati hidangan pesanan. Tidak hanya menuntaskan pembayaran hak eks karyawan, PT Pembangunan Dumai bahkan sempat mengadakan seminar UU ketenagakerjaan pada September 2023 lalu. Padahal beban keuangan dan kewajiban lain PT Pembangunan Dumai masih di pundak nya.

"Bukan hanya itu, sejak November 2023, PT Pembangunan Dumai lakukan MoU bersama Kejari Dumai, guna memastikan langkah kerja manajemen tetap sesuai koridor aturan", ungkap Aditya Romas, menggambarkan langkah manajemen perusahaan yang tetap dipantau institusi penegak hukum.

Kembali irama perbincangan terhenti. Percakapan Aditya Romas dan kedua Jurnalis keluar dari pokok pertemuan, masuk ke ranah pribadi. Ketiga mereka bertanya kabar anak lawan bicara masing-masing. Mulai dari berapa jumlah anak, umur hingga jenjang pendidikan anak, jadi topik ringan percakapan, mencairkan suasana.

Pertanyaan Jurnalis pun masuk ke inti pertemuan. Berkaitan dengan isu PT Pembangunan Dumai yang jadi perbincangan para penikmat sarapan pagi di beberapa warkop, yang bertebaran di Jl. Sultan Syarif Kasim, Jl. Sudirman dan Jl. Sukajadi dan Jl. Pulau Payung kota industri itu.

"Biasa lah Bang. Makin tinggi suatu pohon maka makin kencang angin menerpa", tanggapan Aditya Romas mengibaratkan kondisi manajemen perusahaan jasa ready mix itu.

"Jadi, kinerja PT Pembangunan Dumai ini masih tetap berjalan di rel. Artinya pasti dalam pemantauan Jaksa. Jangankan pelanggaran aturan, gejala menyimpang saja sudah pasti ketahuan dan pasti mendapat teguran Jaksa. Alhamdulillah.. sampai sekarang kami masih berjalan sesuai petunjuk kejaksaan", pengakuan Aditya Romas, mengulang pernyataan sikap kejaksaan Dumai terhadap dirinya ataupun manajemen PT Pembangunan Dumai.

Aditya Romas juga menanggapi pertanyaan Jurnalis terkait isu liar yang dibahas di warkop-warkop Kota Dumai. "Apa hubungannya perusahaan PT Russindo Arungan Group Pranata dengan jabatan saya di PT Pembangunan Dumai? Bidang kerja nya saja sudah berbeda!!", nada tanya Aditya Romas tegas namun tersenyum.

Kembali Aditya Romas meneguk minuman favorit pesanannya. Bahasa basa-basi kepada Jurnalis berlanjut, sehingga suasana pun kembali mencair.

Terang Aditya Romas lagi, PT Pembangunan Dumai bergerak DIBIDANG JASA ready mix dan memproduksi beton Precast, U-Ditch, Cover Slub, silo, tiang pancang, panel dan turap. Sementara PT Russindo Arungan Group Pranata bergerak DIBIDANG Inspeksi Teknis, uji non destruktif, inspeksi drone, rekayasa dan inspeksi berbasis resiko di BUMN PT PHR Wilker Rokan.

Dirinya mengakui bahwa ia adalah Direktur Utama PT Russindo Arungan Grup berdasarkan Akta Nomor AHU-0039916.AH.01.02 Tahun 2024.

27.720 lembar saham dari total 33.000 lembar saham dimiliki PT Russindo Arungan Group di PT Russindo Rekayasa Pranata.

"Dulunya, pada tahun 2017 saya memang pemegang 1.540 lembar saham di PT Russindo Rekayasa Pranata. Namun, per 8 September 2022, saya sudah melepas saham dan masuk di jajaran direksi PT Russindo Arungan Group. Saya sudah konsultasi ke pakar hukum dan berdiskusi, dalam pandangan mereka, hal ini tidak masalah. Artinya, posisi saya di PT Pembangunan Dumai dengan posisi saya di PT Russindo Arungan Group tidak berkaitan dan tidak ada potensi pelanggaran. Menurut pakar hukum tersebut, posisi jabatan saya di PT Pembangunan Dumai dan di PT Russindo Arungan Group tidak terbentur dengan ke UU No.5 Tahun 1999, Pasal 26. Bagi pihak yang merasa kurang puas atau curiga dengan keterangan saya, ya.. silahkan saja konfrontir ke ahli hukum", jawaban Aditya penuh kerendahan hati, dengan gaya isyarat mengembangkan kedua tangan, masih tetap tersenyum.

Aditya Romas pun menerangkan dengan gamblang bunyi UU Nomor 5 Tahun 1999 Pasal 26 dimaksud. "Seseorang yang menduduki jabatan sebagai direksi atau komisaris dari suatu perusahaan, pada WAKTU yang BERSAMAAN DILARANG merangkap menjadi direksi atau komisaris pada perusahaan lain, APABILA perusahaan–perusahaan tersebut:
a. berada DALAM PASAR BERSANGKUTAN yang sama; atau
b. memiliki KETERKAITAN YANG ERAT dalam Satu jam sudah Jurnalis berbincang dengan Aditya Romas, diakhir pembicaraan ia pun menutup kata dengan maksud menepis persoalan perbankan, yang mengkait-kaitkan PT Pembangunan Dumai dengan PT Russindo Arungan Group.

"Dikarenakan persoalan yang lain, maka tersebutlah nama Russindo. Sedangkan kita ketahui pada saat ini, Russindo Arungan Group sedang ada masalah dengan konsorsium tertentu, terkait masalah perbankan. Apabila hal itu (terbawa nya nama Russindo-red) terjadi, maka hal ini tidak ada hubungannya dengan PT Pembangunan Dumai Perseroda", pungkas Aditya Romas, itupun masih dengan ramahnya menawarkan Jurnalis untuk kembali memesan menu. Seperti biasa, Jurnalis merasa lebih dari cukup dengan waktu luang satu jam yang disediakan sosok Aditya Romas berbincang panjang lebar membahas isu dirinya.

Pertemuan pun diakhiri dengan foto selfie kedua Jurnalis bersama Direktur Aditya Romas, salah satu dari tiga direktur BUMD Kota Dumai.

Disinilah, Jurnalis makin kenal lebih dekat, bahwa sosok Aditya Romas tersebut merupakan pribadi yang supel dan ramah.

(Eliwati)

Terkini