Membangun Simalungun Lewat Sektor Pertanian

Membangun Simalungun Lewat Sektor Pertanian

Sebagian besar masyarakat boleh jadi belum menyadari akan pentingnya pembangunan daerah pedesaan dan sektor pertanian. Akibatnya pertanian dan umumnya pedesaan selalu dipandang sebelah mata.

Padahal, tanpa pembangunan pedesaan yang integratif, pertumbuhan industri tidak akan berjalan mulus, justru akan menciptakan ketimpangan internal yang parah dalam perekonomian, bahkan memperparah masalah kemiskinan, pendapatan, serta pengangguran.  

Kesadaran ini, perlu ditumbuhkembangan pada masyarakat di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Sebab, kita harus tahu, daerah pedesaan dan sektor pertanian dapat memberikan kontribusi bagi sektor lain, terutama sektor industri, juga sebagai sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan. 

Kesadaran betapa pentingnya membangun daerah lewat jalur pedesaan inilah yang membuat, Radiapo H. Sinaga, SH, pulang kampung dengan niatan membangun daerah kelahirannya.

Niat baik Radiapo membangun daerah patut kita apresiasi. Karena kita tahu betapa pemanfaatan sektor pertanian pun harus dilakukan seefsien mungkin, sehingga nantinya sektor pertanian menghasilkan output yang berkualitas baik untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. 

Radiapo H Sinaga, yang akrab dengan sapaan RHS ini sejak jauh hari telah mengamati bahwa untuk membawa masyarakat Simalungun sejahtera, kuncinya adalah membangun pedesaan lewat sektor pertanian, peternakan dan perikanan.

Untuk mendukung sektor tersebut, tentu infrastruktur harus menjadi skala prioritas. Maka, perbaikan akses jalan raya dan infrastruktur lainnya, perlu manjadi perhatian khusus.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa rata-rata wilayah pedesaan kesulitan mengenai akses transportasi, informasi, serta infrastruktur lainnya. 

Untuk itu, tidak berlebihan jika penulis berpendapat, bahwa RHS yang akan memprioritas sektor Pertanian dalam membangun daerah merupakan langkah maju dalam membangun daerah Simalungun. 

Kita yakin, jika RHS melakukan rekontruksi sektor pertanian, akan dapat mendorong untuk kemajuan desa, yang pada akhirnya dapat mensejahterakan rakyat Simalungun.

Perlu kita catat, jika transformasi pertanian dan lingkungan pedesaan dapat terlaksana dengan baik, maka perekonomian Simalungun akan meningkat. 

Tekad RHS maju pada Pilkada Simalungun September tahun ini, boleh jadi karena dia miris atas kondisi rakyat Simalungin saat ini.

Padahal, masih sangat luas potensi Simalungun yang dinilai dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pertanian, peternakan dan perikanan adalah sektor yang penyerapan tenaga kerjanya paling banyak, tapi sumbangsihnya terhadap pertumbuhan ekonomi relatif masih kecil.

Petani di Kabupaten Simalungun mungkin masih ingat tentang falsafah 'Habonaron do Bona'. Bagi RHS falsafah ini perlu diaktualisasikan dengan karya nyata, yang pada akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup rakyat Simalungun, sehingga seluruh masyarakat di Simalungun sejahtera.

RHS menilai, agrowisata juga menjadi potensi sangat besar untuk menumbuhkan kesejahteraan rakyat, sekaligus membuka peluang kerja.

Ingat, Simalungun merupakan daerah strategis di sektor pertanian, bahkan menjadi salah satu lumbung padi di provinsi Sumatera Utara. Karena itu, RHS tak ingin rakyat Simalungun diibaratkan "anak ayam mati di lumbung padi".

RHS,  pria kelahiran Tigarunggu, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara pada 18 Juni 1968 ini, ingin membawa masyarakat Simalungun untuk membangun pedesaan sebagai tulang punggung perkotaan

Dengan latar belakang pendidikannya di bidang teknologi pertanian, RHS mengajak masyarakat Simalungun membangun desa lewat pertanian.

Ajakan RHS ini memang patut kita sambut baik. Pasalnya, sampai saat ini sebagaian besar penduduk di Indonesia, khususnya di Simalungun masih  tinggal di perdesaan. 

Sebagian besar dari mereka, pekerjaan dan sumber pendapatan utamanya adalah dari sektor pertanian. Dengan demikian dapat kita sebutkan bahwa membangun pertanian pada dasarnya identik dengan membangun perdesaan. 

Oleh karenanya, kemajuan suatu masyarakat perdesaan sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan pembangunan pertanian itu sendiri.

Membangun pertanian melalui penerapan inovasi teknologi pertanian, yang efisien dalam biaya produksi dan mampu meningkatkan produktivitas secara nyata, selain mampu meningkatkan kesejahteraan petani, pada saat yang sama juga akan mampu menyediakan lapangan kerja yang lebih banyak bagi penduduk perdesaaan setempat.  

Ingat ! Sektor pertanian mempunyai peran penting dalam peningkatan kesejahteraan petani dan pemerataan pendapatan di perdesaan yang dapat dilihat dari membaiknya Nilai Tukar Petani (NTP).

Alasan RHS maju di Pilkada Simalungun, tak lain adalah ingin melakukan perubahan di bidang pertanian. Supaya pertanian tidak lagi dipandang sebelah mata, khususnya bagi kaum melenial dan masyarakat yang tinggal di perkotaan.

Mentransformasikan pertanian tradisional ke arah pertanian modern, adalah menjadi cita-cita kita semua, termasuk harapan RHS untuk masyarakat Simalungun. 

Menurut catatan penulis, sedikitnya ada sekitar 76,33 ribu jiwa masyarakat Simalungun berada di bawah garis kemiskinan. Jika sektor pertanian dibangun dengan baik, niscaya tak ada lagi rakyat Simalungun yang berada di bawah garis kemiskinan.

Untuk itu, tepat jika pada Pilkada Simalungun 2020 rakyat Simalungun perlu memilih sosok pemimpin yang peduli rakyat. Mengerti di bidang pertanian, karena mayoritas penduduk di Simalungun adalah petani.

Artinya, membangun dan memberdayakan masyarakat yang ramah lingkungan, dengan segala macam potensi pertanian dan produk pangan merupakan keniscayaan, karena dengan demikian, selain untuk persetujuan dan pangan, khusus di Simalungun ketimpangan ekonomi antara desa dan kota dapat diatasi

Peran pertanian dan pembangunan pedesaan benar-benar merupakan bagian integral dari proses pembangunan suatu bangsa. Mengabaikan, membalikkan pembangunan ekonomi pedesaan yang bertumpu pada sektor pertanian, sama halnya dengan mengalihkan masyarakat yang tinggal di daerah pertanian-pertanian.

Penulis mengapresiasi visi misi RHS yang akan membangun Simalungun dengan konsep pertanian. Sebab, membangun sektor pertanian sangat penting untuk ketahanan pangan warga negara, dan pada saat yang sama juga penting dalam konteks pertahanan negara. 

Dalam konteks itu, maka hubungan simetris antara pembangunan desa dan kota tidak bisa diabaikan, karena membangun sektor pertanian dengan sendirinya dapat menyediakan bahan makanan murah yang kemudian meningkat pada upah pekerja di sektor industri dan jasa di perkotaan.

Dengan kebutuhan pokok yang murah karena suplai yang cukup dari petani lokal, para pekerja di perkotaan dapat menyisihkan uangnya untuk menabung. 

Selanjutnya, dengan pengembangan potensi-potensi pertanian, pendapatan masyarakat pedesaan akan meningkat baik melalui pasokan-investasi untuk pertanian, di tingkat lokal-wilayah, antar-wilayah, nasional maupun dalam kegiatan-kegiatan ekspor global yang menghasilkan devisa untuk pengembangan-pengembangan-industri-teknologi strategis di wilayah atau nasional. 

Pada tahun 2020 Pemerintah Pusat telah mengalokasikan dana transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sebesar Rp 856,94 triliun. Anggaran tersebut dialokasikan untuk transfer ke daerah sebesar Rp 784,94 triliun, sedangkan untuk dana desa sebear Rp 72triliun.

Pemanfaatan dana besar yang dikeluarkan dari APBN ini sejatinya dapat memberikan dampak langsung kepada masyarakat, menggerakkan pereokonomian masyarakat pedesaan, meningkatkan kesejahteraan dan mengentaskan kemiskinan. 

Namun dalam realitasnya, alokasi APBN yang cukup besar untuk desa, optimal belum menunjukkan tingkat keberlanjutan masyarakat pedesaan dan ekonomi desa yang optimal.

Minimnya Sumberdaya Manusia di Desa Kerap Menjadi Tantangan dan Penghalang (Alibi) dalam Upaya Pengembangan dan Pemberdayaan Ekonomi Desa. Maka, kolaborasi informal dan struktural antara perangkat desa atau lembaga bisnis (BUM Des) dengan lembaga (BUMD) merupakan suatu keniscayaan.

Lantas apa yang menjadi andalan RHS dalam membangun Simalungun ke depan? Jawabnya Kolaborasi. Ide ini tergolong cemerlang.

RHS akan melakukan kolaborasi informal antara desa dengan lembaga-lembaga pendidikan, perguruan tinggi atau lembaga-lembaga vokasi dalam upaya pendampingan perangkat desa dan anggota memberdayakan masyarakat desa. 

Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) misalnya dapat membantu pada kegiatan vokasi dan pendampingan perangkat desa dan masyarakat desa itu sendiri. 

Dengan demikian, potensi-potensi ekonomi di sektor pertanian, peternakan dan usaha menengah dapat dipetakan bersama antara akademisi dan para pemuda yang memiliki basis akademik mumpui dan pengetahuan teknologi informasi yang berdaya guna.

Kemudian kolaborasi struktural antara Badan Usaha Milik Desa (BUM Des) dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), sehinnga ada saluran bisnis “link and macth” antara hulu dan hilir.

BUM Des merupakan avant garde dalam mendorong pemberdayaan masyarakat desa, sekaligus penghubung (hub) antara petani dengan Koperasi atau Badan Usaha milik Daerah (Kabupaten / Kota / Provinsi) dalam kaitan dan memasarkan hasil pertanian dengan karya-karya kerajinan masyarakat desa. 

Selanjutnya, BUM Des atau Koperasi Desa dapat berkolaborasi dengan BUMD atau Koperasi tingkat Kabupaten / Kota / Provinsi. Sementara itu, BUMD atau Koperasi.

Dengan kolaborasi antara BUM Des dengan BUMD sebagai penguhubung pasar, para petani atau pengrajin di pedesaan memiliki kepastian pasar melalui BUM Des atau BUMD. 

Tanpa ada dukungan saluran pemasaran yang pasti dan hasil konstan dari pertanian di desa, baik dari Koperasi Desa, BUM maupun BUMD, maka masyarakat tani hanya bekerja dengan cara menjalankan rutinitas sehari-hari tanpa harus menggunakan laba yang jelas dan pasti.

Semua harapan itu tentu bakal terlaksana, jika kelak RHS terpilih menjadi pemimpin di Simalungun. Karena itu, jika rakyat Simalungun menginginkan perubahan, tentu  harus pandai dan jeli dalam memilih sosok pemimpin. Utamanya yang mampu mensejahterakan rakyatnya. (Karno Raditya/RJS)


 

Berita Lainnya

Index