Geger Corona, WHO pun Ragukan Indonesia (oleh: karno raditya)

Geger Corona, WHO pun Ragukan Indonesia (oleh: karno raditya)

Siapapun  tidak ada  manusia yang bisa memastikan maksud dan tujuan Allah memberi virus corona. Paling-paling kita hanya memikirkan kemungkinnnya. Ini kemungkinan azab, ujian, atau peringatan dari Allah.

Adapun kemungkinan yang paling kecil risikonya adalah bahwa pandangan bahwa virus ini musibah dari Allah. Dasarnya, hidup dan mati itu ujian  untuk mengetahui siapa terbaik perbuatannya (QS Al Mulk 2).

Untuk itu, sikap kita adalah mengucap inna lillahi wa inna ilaihi rajiun  (Sesungguhnya kami milik  Allah dan kepada-Nya pula kami kembali). (QS Al Baqarah 156). Sikap terbaik sebagai implementasi  iman dan amal saleh adalah mendoakan mereka agar Allah, Tuhannya semua manusia memberi pertolongan, kesabaran, kesembuhan. Virusnya bisa diatasi. Diberikan rahmat kepada seluruh rakyat RRC. Insya Allah sikap demikian sebagai wujud Islam rahmatan lil alamin. Islam memberi damai dan bahagia untuk seluruh alam.

Sejak munculnya awal Januari lalu, berita soal virus corona masih manjadi topik pembicaraan paling hangat. Bahkan ratingnya bisa mengalahkan berita ekonomi, politik, juga  olahraga. Begitu dahsyatnya virus corona sampai-sampai WHO pun meragukan kemampuan Indonesia dalam melakukan pendektesian.

Badan kesehatan dunia itu tampkanya gemas, pasalnya di sejumlah negara sudah banyak yang menjadi korban keganasan corona, tapi di Indonesia masih adem ayem saja. Kabarnya sudah lebih 40 ribu orang di dunia terinfeksi corona. Dari jumlah itu,  diberitakan di hampir semua media terdapat 908 orang meninggal dunia.

Boleh jadi Indonesia yang mayoritas warganya adalah muslim, punya cara khusus menghadapi virus mematikan itu. Misalnya meniru Nabi Ibrahim ketika berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini yang aman dan berkah dan berikanlah  buah-buahan kepada penduduknya. " (QS Al Baqarah 126). Ibrahim berdoa untuk semua manusia tanpa pandang bangsa, agama, etnik, kelas sosial, bahasa dan lain lainnya.

Partisipasi dengan doa demikian pula gerakan balik ke dalam batin. Yaitu menumbuhkan simpati dan empati sebagai sesama keturunan Adam (QS Al Hujurat 13). Memuliakan manusia. "Dan sungguh Kami muliakan anak cucu Adam."(QS Al Isra 70). Mengasah bashirah, mata batin kita.

Jika kita membaca beritanya, infonya memang sangat mengerikan tentang corona. Kabarnya, virus ini bereaksi dengan sangat cepat. Ketika terjangkiti virus ini, seseorang bisa mengalami kematian dalam waktu singkat. Dahsyat.

Kalaupun belum diketahui ada vaksin atau obat penawarnya, tidak berarti bahwa penyakit itu tidak ada obatnya. Tentu saja berbeda antara ‘belum ditemukan’ dan ‘tidak ada’.

Yuk kita simak apa  yang disampaikan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, “Sesungguhnya tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit kecuali Dia menurunkan obatnya pula. Ada orang yang mengetahuinya dan ada pula yang tidak mengetahuinya.” (Sahih, HR. Ahmad, dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah ash-Shahihah no. 451)

Islam memberikan harapan bagi yang terkena wabah bahwa hal itu akan menjadi penebus dosa dan akan mengangkat derajatnya. Maka dari itu, seorang muslim yang hidup di daerah wabah tidak perlu panik dan takut secara berlebihan. Dia harus bersabar menghadapi segala ujian. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tha’un merupakan suatu azab yang Allah turunkan kepada siapa yang Allah kehendaki, lalu Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi kaum mukminin. Maka dari itu, tidaklah seorang hamba yang terkena tha’un lantas dia tetap bersabar di daerah tersebut dan yakin bahwa dia hanya akan tertimpa sesuatu yang telah Allah takdirkan untuknya, kecuali diia akan mendapat pahala seperti (pahala) orang yang syahid.” (Sahih, HR. al-Bukhari)

Islam mengajari umatnya agar berdoa kepada Allah supaya terhindar dari penyakit. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan sebuah doa, 

“Ya Allah, aku berlindung kepada–Mu dari akhlak, amal, hawa nafsu, dan penyakit yang mungkar.” (HR. at-Tirmidzi, ath-Thabarani, dan al-Hakim, dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 2178)

Kehebatan Indonesia menangkal corona, karena  Islam  juga telah mengajari kita agar selalu taat kepada Allah dalam segala hal dan yakin bahwasanya aturan Allah akan membawa maslahat dan mencegah mudarat, termasuk dalam hal makanan dan minuman. Pilihlah makanan dan minuman yang halal, hindari yang haram. 

Hal ini mengingat bahwa diperkirakan di antara penyebab virus Corona adalah mengonsumsi ular dan hewan-hewan selain hewan piaraan. Apabila hal ini benar, seorang yang beriman akan bertambah keimanannya bahwa tidaklah Allah mengharamkan sesuatu kecuali karena bermudarat.

Terlepas dari isu virus tersebut adalah adanya kebocoran senjata kimia, tapi yang pasti kita berkeyakinan bahwa berbagai usaha yang dilakukan untuk menangkal virus, karena Islam sudah menganjurkan kita semua agar bertawakal kepada Allah. Dia-lah yang menentukan segala sesuatu. Dia-lah yang Mahabijaksana dalam segala ketetapan-Nya. Dia-lah yang menetapkan hikmah pada setiap kejadian yang ditetapkan-Nya.

Jika kita bicara soal wabah penyakit, sesungguhnya wabah penyakit termasuk virus juga sudah ada sejak zaman  Nabi Muhammad SAW. Dari beberapa literatur yang kita baca, pada masa Rasulullah SAW, wabah penyakit juga pernah ada. Penyakit itu menyebar cepat seperti virus korona Wuhan. Saat itu yang terjadi adalah wabah kusta menyebar ke seluruh masyarakan kala itu.

Nabi Muhammad sendiri memiliki cara untuk menangani wabah yang gampang sekali menular. Hal ini dijelaskan dalam hadist yang diriwayatkan Imam Bukhari, 

Artinya: “Jangan kamu terus menerus melihat orang yang menghidap penyakit kusta." Hadist riwayat Imam Bukhari lainnya adalah

Artinya: “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.”

Kalau menyimak hadist tersebut, maka apa yang dilakukan pemerintah China sudah sesuai dengan apa yang Nabi Muhammad serukan. Pemerintah China tidak meninggalkan masyarakatnya, dan tetap ada di wilayah yang rawan penyakit.

Kalau pun ada orang mukmin yang terjangkit corona, maka mari kita jadikan itu sebagai  ujian. Bahkan sejumlah ulama ada yang berpedapat bahwa mati diakibatkan karena wabah tersebut bisa dijamin husnul khotimah. Sabda Nabi Muhammad dalam riwayat Imam Bukhari menjelaskan,

Artinya: “Kematian karena wabah adalah surga bagi tiap muslim (yang meninggal karenanya).”

Untuk itu, sebaiknya musibah atau bencana yang menimpa sudara dan kawan kawan kita, jangan dijadikan sebagai pergunjingan, apalagi menebar isu yang menyesatkan. Tapi mari kita sikapi dengan bijak. Misalnya membantu, minimal dengan doa. Jangan menjadikan ujian itu sebagai azab atau laknat. Sebab sikap yang demikian itu tidak mencerminkan akhlak Islam. Bukankah yang tahu apakah itu azab atau ujian hanyalah Allah?

Menurut catatan, sesungguhnya manusia telah melawan berbagai macam virus sejak dahulu kala. Karena itu, meski belum ditemukan obatnya, niscaya virus corona juga dapat diminimalisir penyebarannya, termasuk di Indonesia. Karena itu WHO tak perlu cemas, apalagi sampai meragukan Indonesia. 

Sebab, orang Indonesia percaya bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Di dalam Alquran Allah telah menyebutkan dalam firman-Nya, “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,” (QS At-Tin : 4)

Tanpa bermasud menyinggung perasaan umat beragama yang lain, tapi inilah pesan penulis buat umat muslim Indonesia bahwa Allah menyebutkan umat muslim adalah umat terbaik yang ada di muka bumi ini, seperti dijelaskan bahwa,  “Kamu (umat muslim) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (QS Ali-Imran : 110)

Ada satu hal utama yang membuat manusia itu sempurna. Hal tersebut adalah akal. Karena itu mari kita sikap viru corona tersebut dengan akal, bukan dengan nyinyir di medsos sehingga membuat banyak orang menjadi parno.

Perlu diingat, akal adalah suatu aspek rohaniah dalam tubuh kita yang bisa membuat kita berpikir dan beranalisis untuk membedakan hal yang baik dan buruk dengan mempertimbangkan berbagai faktor. Akal jugalah yang membedakan manusia dari hewan dan makhluk ciptaan lainnya. 

Manusia dan hewan sama-sama memiliki perasaan, namun hewan tidak memiliki akal untuk berpikir lebih lanjut dalam mengambil sebuah keputusan, namun hanya mengandalkan insting. Allah memerintahkan kita untuk senantiasa berpikir dan mempergunakan akal yang telah Allah berikan seperti pada ayat-ayat di bawah ini,

“Kalau sekiranya Kami menurunkan Alquran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.“ (QS Al Hasyir: 21)

“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS Al Jatsiyah: 13)

“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS Az Zumar: 42)

“Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir.” (QS Al A’raf: 176)

Dari ayat-ayat di atas jelas sudah bahwa Allah memang memerintahkan manusia untuk berpikir menggunakan akalnya. Dengan akal tersebut manusia juga bisa memilih jalan hidupnya. Akal pulalah yang membedakan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Ada orang-orang yang justru berpaling dan tidak mau menggunakan akalnya untuk kebaikan dan kebenaran.

“Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal.” (QS Al Maidah : 58)

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu mempergunakan akal?” (QS Al An’am: 32)

“Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak mempergunakan akal?” (QS Al Mu’minun: 80)

Dari uraian diatas, akan mengingatkan kepada kita semua supaya bijak menggunakan medsos, khususnya dalam menghadapi dan mewaspadai penyebaran virus corona. Sebab kabarnya sudah ribuan berita hoax yang muncul di medsos tentang penyebaran virus corona. Dampak hoak itulah yang menjadi referensi WHO meragukan kemampuan ahli kesehatan kita dalam mencegah dan mendeketsi penyebaran corona di Indonesia.

Sebelum virus corona yang heboh itu, kita juga pernah dihadapkan dengan virus mematikan lainnya, seperti Virus Marburg. Dokter kita juga pernah mendeteksii virus marburg di 1967, ketika wabah kecil menimpa pekerja laboratorium di Jerman yang terekspos monyet dari Uganda. Virus marburg ini mirip dengan ebola yang dapat menyebabkan demam hemoragik.

Artinya, penderita dapat terkena demam tinggi dan pendarahan di tubuhnya yang bisa menyebabkan kegagalan organ serta kematian. Angka kematian dalam wabah pertama adalah 25%, tapi menjadi lebih dari 80% dalam wabah yang terjadi antara tahun 1998-2000 di Kongo dan tahun 2005 di Angola.

Setelah itu muncul Virus Ebola. Wabah pertama ebola terjadi secara simultan di Sudan dan Kongo pada tahun 1976. Virus ganas ini menyebar melalui darah, cairan tubuh atau jaringan tubuh manusia dan hewan yang terinfeksi.

Jenis ebola reston tak membuat orang sakit. Tapi ebola bundibugyo punya angka kematian lebih dari 50% dan 71% untuk ebola Sudan. Wabah terbesar ebola terjadi pada awal tahun 2014 di Afrika Barat.

Lalu ada Virus Rabies. Meskipun vaksin rabies untuk hewan peliharaan telah diperkenalkan di tahun 1920-an, penyakitnya tetap menjadi masalah serius di India dan sebagian Afrika. Virus ini sungguh mengerikan karena dapat merusak otak.

Kabar baiknya, ada antibodi melawan rabies sehingga penderita bisa disembuhkan. "Tapi jika Anda tidak mendapatkan perawatan, ada 100% kemungkinan Anda akan meninggal dunia," kata Elke Muhlberger, profesor mikrobiologi di Boston University.

Sempat juga geger soal HIV. Di dunia modern, virus paling mematikan mungkin adalah HIV. Diestimasi korban meninggal karena virus ini total berjumlah 36 juta orang sejak pertama kali ditemukan pada awal tahun 1980-an.

Obat-obatan modern memang mampu membuat penderitanya hidup selama bertahun-tahun. Namun penyakit ini berakibat fatal di negara berkembang atau miskin, di mana 95% infeksi HIV terjadi.

Kemudian Virus Cacar. Pada tahun 1980, dunia dideklarasikan sudah bebas dari virus cacar. Tapi sebelumnya, manusia berjuang melawan cacar di mana 1 dari 3 penderitanya meninggal. Mereka yang tetap hidup bisa buta atau mengalami bekas luka permanen.

Pakar sejarah menyebut 90% populasi asli Amerika meninggal karena cacar yang dibawa oleh para penjelajah Eropa. Pada abad ke-20 saja, diestimasi bahwa cacar membunuh 300 juta manusia.

Kemudian ada yang namanya Virus Hanta. Hantavirus pulmonary syndrome (HPS) pertama kali menyita perhatian di Amerika Serikat pada 1993, ketika pasangan muda sehat meninggal hanya beberapa hari setelah mengalami napas pendek-pendek. Ternyata virus ini berasal dari kotoran tikus. Kabar baiknya, virus ini tidak menular antar manusia. Tapi ia sangat mematikan di mana dari sekitar 600 penderita di AS, sebanyak 36% meninggal dunia.

Yang juga tak kalah hebat adalah Virus Influenza. Umumnya pada saat musim flu, lebih dari 500 ribu orang di seluruh dunia akan meninggal karena penyakit ini, menurut WHO. Ada kalanya jenis flu baru muncul mengakibatkan wabah dan tingkat kematian sangat tinggi.

Wabah flu paling mematikan, kadang disebut sebagai flu Spanyol, muncul pada tahun 1918 dan membuat 40% populasi dunia menderita sakit. Diestimasi waktu itu, jumlah korban meninggal 50 juta orang.

Lalu yang paling akrab di telinga masyarakat Indonesia adalah Virus Demam Berdarah. Virus dengue atau demam berdarah yang dibawa nyamuk, pertama kali muncul pada tahun 1950-an di Filipina dan Thailand, lalu menyebar di daerah tropis dan subtropis. Lebih dari 40% populasi dunia kini hidup di daerah endemi dengue.

Menurut WHO, demam berdarah diderita 50 sampai 100 juta orang per tahun. Meski angka kematian lebih rendah dari virus lain, demam berdarah dapat menyebabkan penyakit mirip ebola dengan angka mortalitas 20% jika tidak dirawat.

Sementara Rotavirus, adalah dua vaksin telah tersedia untuk melindungi bocah dari rotavirus, penyebab penyakit diare parah pada anak-anak. Meskipun langka bayi di negara maju meninggal kkarena virus ini, beda ceritanya di negara berkembang di mana perawatannya seringkali tak memadai.

Estimasi WHO menyebutkan bahwa di seluruh dunia, 453 ribu anak usia balita meninggal dari infeksi rotavirus pada tahun 2008. Negara yang memperkenalkan vaksin melaporkan angka kematian yang semakin rendah.

Terakhir Virus Corona yang kabarnya sudah membunuh 908 orang di sejumlah negara di dunia. Semua jenis virus itu juga sudah menjadi perhatian Indonesia. Jadi jangan sepelekan kemampuan dokter Indonesia seperti yang di pikirkan oleh WHO. (karno raditya)

Berita Lainnya

Index