Hidup Sebatang Kara, Kakek Abdul Aziz Dikunjungi Kapolsek Medan Labuhan

Hidup Sebatang Kara, Kakek Abdul Aziz Dikunjungi Kapolsek Medan Labuhan

MEDAN, (PAB)----

Kakek Abdul Aziz (87) Warga ling 16 Jl Jermal raya Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan, Sumatera Utara dikunjungi Kapolsek Medan Labuhan AKP Edi Safari S.SH , Jumat (6/12/2019).

Kedatangan Kapolsek beserta rombongan dalam rangka jumat berkah yang rutin dilakukan Polres Pelabuhan Belawan dan Jajaran Polsek polsek.

Kapolsek Medan Labuhan AKP Edi Safari S.SH didampingi Lurah Ari Ismail.S.sos, MM menyampaikan  kedatangan pihaknya untuk melihat sekaligus membantu masyarakat miskin atau kaum duafa." Kami datang kesini dalam rangka membantu masyarakat miskin yang ada di sei mati," ujarnya AKP Edi Safari saat mengunjungi Abdul Aziz.

Dijelaskannya, Ketika dirinya mengunjungi satu dari belasan warga miskin yang mendapat bantuan dari Pihaknya, seperti Abdul Aziz akrab disapa Wak ajo sangat sangat prihatin.

Seperti diketahui, Abdul Aziz (87) akrab disapa Wak ajo ini hidup seorang diri. Belasan tahun tinggal di gubuk  tak layak huni yang berukuran 2x2 M berlantaikan tanah. Ironisnya, Saat hujan turun wak ajo harus mencari tempat aman untuk menghindari air hujan. " Disinilah uwak tinggal, apalagi kalau hujan turun air masuk karena atapnya sudah bocor," katanya dengan wajah sedih.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Wak ajo  keseharian mengumpulkan barang bekas kemudian dijual. Diusianya yang renta dengan tubuhnya tampak ringkih dirinya harus berjuang ditengah-tengah kerasnya kehidupan. Meski begitu dirinya tak pernah lelah dan berhenti dalam menjalani hidup." Setiap hari keliling cari Botot (Bekas minuman air mineral) baru bisa dapat uang itupun tunggu banyak baru dijual buat makan. kalau masih sedikit belum bisa dijual," ungkapnya lirih.

Sementara Lurah Sei Mati Ari Ismail.S.sos, MM mengatakan Selama ini wak ajo warganya memang tinggal di gubuk." Saya prihatin melihat warga miskin,  Memang wak ajo tinggal di gubuk itu kami beri tempat tinggalnya karena selama ini  tidak memiliki tempat tinggal tetap. Selain itu untuk mencuci dan minum wak ajo ambil air ke kantor lurah," ujar Ari Ismail yang peduli kepada warganya tersebut.

Hal senada juga disampaikan Salah seorang Warga sekitar M Yusuf Lubis mengatakan bahwa selama ini wak ajo hidup sebatang kara dan tidak memiliki keluarga disini. kemudian, terkadang orang datang memberinya nasi atau uang." Gak ada keluarganya disini cuma sebatang kara uwak itu,belum menikah," tandasnya.(Ali)

Berita Lainnya

Index