Di Hari Penyandang Cacat Internasional, Kek Man Berharap Kaum Tunanetra Diperhatikan

Di Hari Penyandang Cacat Internasional, Kek Man Berharap Kaum Tunanetra Diperhatikan

MEDAN,(PAB)----

Di Hari Disabilitas Internasional atau hari penyandang cacat internasional, Legiman alias Kek Man (63) warga Jalan Pancing, Lingkungan 7, Pasar 4, Kelurahan Mabar Hilir, Kecamatan Medan Deli, Sumatera Utara berharap kepada Pemerintah agar memperhatikan para penyandang cacat, Selasa (3/12/2019).

"Hidup dalam keadaan buta bukanlah kemauan semua orang. Namun saja ini sudah merupakan takdir. Saya berharap agar Pemerintah benar-benar memperhatikan penyandang-penyandang cacat lainnya, seperti kakek ini," kata Kek Man kepada awak media di lokasi ladang padinya.

Para penyandang Disabilitas atau Difabel bukannya tak mau bekerja, sambung Kek Man, namun saja dengan keterbatasan yang ada, terkadang perusahaan atau pabrik belum tentu mau menerima. Padahal secara kemanusiaan kaum Difabel berhak atas pekerjaan.

"Kakek dulunya bekerja di panglong. Tetapi karena saat bekerja ceroboh dan serbuk ketaman papan masuk ke dalam mata kakek. Hingga saat ini kakek pun tak dapat lagi melihat dunia ini," ungkap Kek Man sedih.

Lebih lanjut, sudah sepantasnya para kaum penyandang cacat di setiap daerah menerima bantuan dari Pemerintah. Karena dengan bantuan yang didapatkan dari Pemerintah harapannya dapat mengurangi beban kehidupan.

"Banyak sekarang bantuan yang datangnya dari Pemerintah akan tetapi tidak tepat sasaran. Bahkan ada lagi bantuan yang diperuntukkan kepada keluarga-keluarga tak mampu namun anehnya yang menerima warga mampu pula," keluh Kek Man.

Diterangkan, untuk berobat saja, Kek Man tak memiliki BPJS sama sekali. Padahal Kakek yang mempunyai 2 cucu ini telah puluhan tahun menderita kebutaan di kedua bola matanya.

"Yah... mungkin saja belum rejeki aja, karena kartu BPJS untuk berobat belum datang ke rumah saya," ucap Kek Man lirih.(Ali)

Berita Lainnya

Index