Membangun Meranti Melalui Sektor Pertanian

Membangun Meranti Melalui Sektor Pertanian

Jakarta, (PAB)----

Kabupaten Kepulauan Meranti, yang luasnya mencapai 3707.84 km2  menjadi daerah yang sangat potensial sebagai wilayah pertanian. Meranti yang juga menjadi pintu gerbang antara dua provinsi, yakni  Riau dan Provinsi Kepulauan Riau, manjadi daerah yang paling strategis dan mendukung dalam semua sektor. Tidak saja sektor perdagangan dan kelautan, tapi juga sektor pertanian dan perkebunan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kepulauan Meranti,H. Yulian Norwis SE MM, saat berbincang melalui telepon selulernya menyebutkan, Meranti punya prospek bagus untuk sektor pertanian.

"Sejak dulu saya bercita-cita membangun Meranti melalui sektor pertanian. Sebab, harus kita akui bahwa pertanian menjadi pilar utama dalam menunjang perekonomian rakyat," tegasnya.

Sekda Meranti yang akrab disapa dengan nama Icut ini, ternyata sedang digadang-gadang untuk maju pada Pilkada 2020 mendatang.

Dari hasil Survey terkait dengan Pilkada Meranti 2020, ternyata Icut menempatkan diri di posisi 1 dengan raihan suara 48,23 %, mengungguli nama lainnya seperti Nazaruddin dengan 16,08 %, Said Hasyim 9,65 %, Rony Samudra 8,04 % Muhammad Adil 6,43 %, Masrul Kasmy 5,14 %, Hafizah Abas 4,82 %, dan Fauzi Hasan 1,61 %.

Dari hasil survey tersebut, membuktikan betapa rakyat Meranti merindukan sosok pemimpin yang mengerti tentang  pertanian.

Juga bukan hal yang baru bagi Icut jika diajak bicara tentang dunia pertanian. Sebab sebelum hijrah ke Kabupaten Meranti, Icut memang cukup lama berkiprah di Departemen Pertanian (Sekarang Kementerian Pertanian-Red).

Saat diajak diskusi soal sektor pertanian, dengan lancar Icut menyebutkan bahwa pembangunan sektor pertanian pangan dan industri sektor riil menurutnya, merupakan lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional.

"Oleh karena itu, masyarakat Meranti mesti mendukung secara masif pengembangan kedua sektor tersebut sehingga bisa memacu pembangunan sektor-sektor lain­nya, seperti sektor jasa," terangnya.

Menurut Icut, transformasi struktural perekonomian Meranti mesti dimulai dari sektor pertanian yang kokoh, kemudian membangun industri sektor riil dengan memperkuat industri dasar, baru kemudian menuju pengembangan sektor jasa.

Icut tak menampik bahwa salah satu hal yang mendorong semakin tingginya angka kemiskinan di pedesaan adalah besarnya fluktuasi harga untuk beberapa komoditas, terutama komoditas perkebunan dan hortikultura.

Masih kata Icut, pertanian merupakan sektor strategis yang sekaligus sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan berbasis pedesaan. Maka pemberesan pada sektor ini, harus ada dalam kerangka langkah strategis untuk membereskan berbagai persoalan sosial ekonomi bangsa sekaligus bentuk keberpihakan nyata pada ekonomi kerakyatan.

"Insya Allah Meranti bisa gemilang, jika kita bisa terkosentrasi di sektor pertanian. Sebab, tak bisa kita pungkiri betapa pertanian telah membuktikan keandalannya, yaitu mampu menciptakan ketahanan pangan,mendukung pembangunan sektor sekunder dan tersier sekaligus menyumbang penerimaan devisa negara,"ujar Icut.

Jika kelah dikehendaki rakyat Meranti menjadi pemimpin, maka Icut mengakatan dirinya akan melakukan pembangunan
pertanian  melalui upaya-upaya perubahan struktural secara sistematis dan komprehensif lintas sektor.

"Pembangunannya harus berdasarkan sistem pengambilan keputusan yang terpadu dan terkoordinasi secara efektif. Jika pola itu dilaksanakan akan menjadi penopang tujuan pembangunan pertanian yang berdaya saing, berkerakyatan, berkeadilan serta berkelanjutan," kata Icut.

Kandidat Bupati Meranti ini juga menyebutkan bahwa pembangunan pertanian mendatang akan lebih memperhatikan pada penekanan partisipasi masyarakat petani dan stakeholder lainnya secara bersama dan sinergis dalam iklim berusaha yang kondusif untuk mewujudkan kesejahteraan petani dan masyarakat pada umumnya secara berkeadilan dan demokratis.

"Dengan terciptanya kesejahteraan petani yang berkeadilan dan demokratis, harapan Meranti gemilang, aman dan damai akan dapat diwujud-nyatakan," harapnya.

Kata Icut, Meranti berdaulat pangan tidak boleh ditawar-tawar. Meranti berdaulat pangan merupakan akar kemerdekaan sebagai bangsa yang bermartabat. Meranti berdaulat pangan merupakan kedaulatan bagi petani.

Icut juga menyebutkan, kedaulatan petani berarti kedaulatan rakyat sebagai kolektivitas. Untuk itu mutlak diperlukan dukungan politik dari pihak legislatif maupun eksekutif,yang memperhatikan kepentingan petani sebagai bagian mayoritas warga bangsa.

"Tanpa kemauan politik (political will), niscaya sektor pertanian akan tetap berjalan di tempat dengan semakin memarginalkan masyarakat pertanian dan perdesaan," begitu kata Icut.(*aditya)

 

 

 

Berita Lainnya

Index