Sambut Tahun Baru 2019, Lanud Soewondo Medan Laksanakan Stighosah dan Doa bersama

Sambut Tahun Baru 2019, Lanud Soewondo Medan Laksanakan Stighosah dan Doa bersama
Foto: Suryanto/ MR

MEDAN,(PAB)----

Sambut tahun baru 2019, Prajurit beserta PNS Lanud Soewondo Medan laksanakan Istighosah dan doa bersama dalam rangka bertempat di mushola Al-Hidayah Lanud Soewondo. Senin (31/12/18) jam 9:00 WIB.

Sebelum doa bersama terlebih dahulu ratusan prajurit Lanud Soewondo melaksanakan sholat duha dan di lanjutkan dengan tausyiah agama yang dibawakan Al ustadz Harry Suyandi.

Dalam tausiyahnya Harry mengatakan tiada kata yang patut kita ucapkan, tiada kata yang lebih baik kita tuturkan selain kata puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan karuniannya kepada kita semua sehingga kita dapat melakukan aktivitas keseharian kita dengan baik dan insya Allah berberkah
Shalawat serta salam tak henti-hentinya kita kirimkan kepada amirul mukminin Rasulallah Muhammad SAW salah seorang Rasul yang sebelum lahirnya namanya sudah bersanding dengan nama Allah SWT di dalam syurga, seorang rasul yang rela mengorbankan sahabat-sahabatnya, keluarganya hingga dirinya sendiri pun demi untuk menegakkan agama yang di cintai dan di ridhoi oleh Allah SWT yakni agama Islam yang berlafadzkan “Lailaha Illa Allah Muhammadar Rasulallah” sebagaiman di dalam firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an yang artinya.

“Sesungguhnya agama yang dicintai dan diridho oleh Allah SWT ialah Agama Islam…” (Q.S. Al-Imran/3: 16)

Dalam hidup ini, kemenangan itu bukanlah orang yang berhasil mengumpulkan uang yang banyak. Kemenangan bukan pula berhasil diraihnya kedudukan dan pangkat yang tinggi. Kita telah melihat betapa dengan uang yang banyak tidak sedikit yang justru hidup sengsara dan susah. Yang memiliki kedudukan tinggi tak jarang pula yang justru jatuh hina. Yang terkenal dan masyhur, tak sedikit pula yang akhirnya tersungkur.
Kemenangan sejati adalah saat kita berhasil melakukan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Karena siapa pun yang berhasil menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya, pastilah kebahagiaan, ketenteraman, keamanan dan kemakmuran yang didapat. Karena tidak ada yang Allah perintahkan, kecuali itu kebaikan bagi manusia.

Dan sebaliknya, tak ada larangan kecuali itu adalah keburukan bagi manusia. Demikian hukum Allah berlaku. Dulu, sekarang dan yang akan datang.

Baik dalam konteks individu maupun dalam kehidupan kolektif berbangsa dan bernegara. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an surah An-Nahl : 97 yang artinya.

“Barang siapa yang mengerjakan amal shalih (artinya menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya), baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. An-Nahl/16: 97)

Sebaliknya siapa pun, masyarakat atau bangsa di mana pun yang suka melanggar perintah dan larangan Allah pastilah menderita.

Kalau ada kesenangan maka itu hanya tipuan, yang bakal membuat siksaan lebih berat. Silakan lihat bagaimana akhir kehidupan Namrud dan kekuasaannya, Firaun dan kerajaannya, Abu Jahal, Abu Lahab, dst orang-orang dan bangsa-bangsa yang durhaka terhadap ajaran Allah. Mereka semua binasa. Allah berfirman:

“Katakanlah: “Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (ajaran yang dibawa nabi) itu.” (Q.S. Al-An’am/6: 11)

” Kita semua hendaknya segera sadar. Menjadikan Al-Quran sebagai sumber segala perasaan, pikiran dan tingkah laku kita. Kita harus segera sadar menjadikan Al-Quran sebagai sumber segala tata aturan dalam kehidupan ini. Setiap tata aturan yang tidak bersumber dari Al-Quran atau bertentangan dengan Al-Quran itulah yang harus segera dibatalkan,” ucap Harry.

Lanjutnya lagi ” dahsyatnya istighfar dan taubat. Kisah Nabi Yunus dan kaumnya ini menunjukkan betapa istighfar dan taubat itu sangat dahsyat. Bencana bisa batal terjadi. Nabi Yunus yang terombang ambing berada dalam tiga kegelapan: di tengah malam, dalam laut dan dalam perut ikan bisa selamat. Dan, itulah sesungguhnya Allah itu maha pengampun dan maha penyayang. Asal hamba2-Nya mau minta ampun dan bertaubat,” pungkas Harry.

Usai memberikan tausiyah Harry langsung memimpin doa untuk keselamatan diri, keluarga, Bangsa dan Negara dan di lanjutkan dengan fhoto bersama.(Evi)

Berita Lainnya

Index