Ego Sektoral, Kendala Pembenahan Pelabuhan Perikanan Muara Angke

Ego Sektoral, Kendala Pembenahan Pelabuhan Perikanan Muara Angke
Pekerjaan Seminisasi Jalan menuju Pelabuhan Muara Angke

JAKARTA,(PAB)---
Gubernur DKI Jakarta diminta  menjadikan Pelabuhan Muara Angke  sebagai pelabuhan  bertaraf internasional.  Untuk mewujudkan hal tersebut  pengembangan Pelabuhan Perikanan terbesar di Jakarta itu harus dipercepat.

Namun, beberapa kendala yang menghambat pengerjaan kawasan tersebut adalah ego sektoral masing-masing pihak yang terlibat dalam proyek Pelabuhan Muara Angke. Seperti penjelasan mantan  wakil Kepala Dinas dan sekarang menjadi Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko beberapa kesempatan lalu, beberapa dinas di Pemprov DKI katanya terlibat langsung dalam proyek Pelabuhan Muara Angke, tetapi pengerjaannya belum sejalan dengan yang direncanakan oleh pemda.

Dalam rapat internal yang dipimpin oleh juga wakil ketua DPRD DKI Jakarta yang juga ketua Pansus, Ferrial Sofyan baru-baru ini merekomendasikan,  Muara Angke, harus menjadi  pelabuhan penyeberangan ke Pulau Seribu, pariwisata dan pelabuhan perikanan dalam satu koneksi yang bertaraf internasional. 

Untuk mewujudkan itu diperlukan  infrastruktur  memadai dan  berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan PT. Pelindo II.

Ferrial Sofyan,  memiliki ekspektasi tinggi terhadap penataan kawasan pelabuhan Muara Angke seiring potensi jumlah pengunjung Kepulauan Seribu dinilai cukup besar yang mencapai 4.000—10.000 pengunjung.

Politisi Demokrat tersebut juga meminta agar infrastruktur penunjang seperti infrastruktur, jalan, dan pasar ikan modern di kawasan Muara Angke harus dibenahi. Begitu juga cold storage  jumlahnya harus bertambah dan perizinannya tentunya harus dipermudah. 

Sehingga investor yang ingin menanamkan modalnya untuk membangun tempat pendingin ikan/ cold storage  tersebut akan  tertarik berinvestasi dikawasan tersebut.Dengan banyaknya tempat penampungan ikan maka dikemudian hari Jakarta tak akan kekurangan stok ikan. 

Ferrial juga  minta didalam pengurusan izin diantara instansi harus  ada berkoordinasi Sehingga tidak terkesan berjalan sendiri-sendiri.  “Begitu juga penataan pedagang K-5. Harus terus dibenahi secara tuntas dan berkelanjutan, sehingga Muara Angke tak terlihat semberawut,” tandasnya.

ANGGARAN
Kepala Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) DKI Jakarta, Darjamuni, mengaku, telah melakukan pembenahan-pembenahan di Muara Angke. Diantaranya telah merombak lahan lama Pusat Jajanan Serba Ikan (Pujaseri) menjadi taman dan areal parkir kendaraan berukuran luas.

Pihaknya juga telah memulai membangun, restoran apung  menggunakan dana dari kewajiban pengembang senilai Rp 38 miliar. Untuk menunjang pembangunan pelabuhan Muara Angke Pemprov DKI Jakarta juga, sedang melakukan peninggian jalan dan menata pedagang K-5 dengan membangun lapak-lapak disekitar pasar Glosir Ikan Muara Angke. “Untuk penataan pedagang, kita akan selesaikan dalam waktu dekat ini,” tandasnya. 

Berdasarkan data Bappeda DKI Jakarta anggaran pembangunaan proyek Pelabuhan Muara Angke mencapai Rp72 miliar untuk berbagai pengerjaan. Pengerjaan yang sedang berlangsung saat ini adalah perbaikan tanggul dan jalan di sekitar area Muara Angke yang mencapai Rp2 miliar serta peningkatan jalan dengan anggaran Rp8 miliar.

Menurut  mantan Kepala Bappeda DKI Tuty Kusumawati beberapa saat lalu, proyek tersebut dikerjakan secara bertahap yang didahulukan tentu yang prioritas. “Di sisi lain, kami juga terus koordinasi dengan dinas-dinas terkait yang terlibat," ujarnya.

Penataan pelabuhan Muara Angke yang memiliki  areal kawasan seluas 65 hektare tersebut merupakan satu-satunya pelabuhan dari tiga pelabuhan di Jakarta yang telah dilengkapi rencana induk pelabuhan atau RIP. (zul)

Berita Lainnya

Index