Titian Penghubung Masyarakat yang Terisolasi

Titian Penghubung Masyarakat yang Terisolasi

TUMANGGUNG,(PAB)----

Warga Desa Soropadan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah bisa merasa lega saat ini. Pasalnya, mereka telah memiliki jembatan gantung Soropadan yang menghubungkan Desa Soropadan di Temanggung dengan Desa Kalikuto, Kabupaten Magelang. Jembatan itu menghubungkan kedua desa yang dipisahkan sungai besar.

Sebelumnya, masyarakat desa melalui perangkat desa bersepakat untuk mengajukan permohonan pembangunan jembatan gantung. Bagai kejatuhan durian runtuh, permintaan itu pun ditanggapi positif.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Marga pun membangun jembatan gantung di daerah penghasil tembakau itu.

Presiden Joko Widodo memang menugaskan secara khusus Kementerian PUPR untuk membangun jembatan gantung untuk menghubungkan masyarakat desa yang terisolasi dengan daerah lainnya.

Keberadaan jembatan gantung bagi pejalan kaki berperan vital menghubungkan atau memperpendek jarak tempuh desa terpencil ke desa lainnya.

Tak cuma itu, jembatan gantung bisa menghubungkan kantor pemerintahan yang terpisahkan karena kondisi geografis, seperti adanya sungai besar.

Program pembangunan jembatan gantung ini merupakan bagian dari program Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Pembangunan jembatan gantung memang kelihatan kecil namun bisa memberikan manfaat yang besar baik untuk transportasi orang, barang dan komoditas sehingga ada efisiensi dalam biaya maupun waktu,” kata Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu sebagaimana dilansir laman pu.go.id.

Target pembangunan 2018

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pun melaksanakan instruksi tersebut agar akses masyarakat desa tak lagi terhambat. Tahun ini, 134 jembatan gantung akan dibangun di 20 provinsi.

“Jembatan gantung sangat dibutuhkan dan kehadirannya disambut baik oleh masyarakat karena manfaatnya nyata. Ini untuk menggantikan yang Indiana Jones,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Kamis (6/9/2018) lalu.

Sebelumnya, Menteri Basuki menjelaskan, banyak daerah yang masih belum tersentuh pembangunan infrastruktur.

Bahkan, ada beberapa di antara daerah-daerah tersebut yang masih memanfaatkan jembatan gantung yang sudah tidak laik untuk menghubungkan wilayah desa satu dengan desa lain yang dipisahkan oleh sungai.

Kondisi yang tak laik tersebut disebutnya sebagai jembatan gantung ala "Indiana Jones." Ia menegaskan, keberadaan jembatan seperti itu tentu akan sangat berbahaya bila dibiarkan.

Padahal, jembatan itu menjadi satu-satunya jalur penghubung tercepat bagi anak-anak sekolah menuju sekolahnya.

“Jadi saya akan datangi itu, khususnya yang berkaitan dengan pendidikan. Jadi kalau masih ada anak-anak sekolah yang lewat jembatan masih bergelantungan seperti Indiana Jones, lapor ke saya, nanti saya akan perbaiki,” ujar Basuki dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (25/1/2018) malam sebagaimana dilansir Kompas.com, Jumat (26/1/2018).

Dirjen Bina Marga Sugiyartanto mengatakan, masyarakat desa tidak perlu lagi memutar sehingga akan memperpendek jarak menuju berbagai fasilitas publik, seperti sekolah, pasar, tempat kerja, maupun mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan.

Selain itu, ia melanjutkan, jembatan gantung membuka akses silaturahmi antar warga.

“Jembatan gantung yang dibangun Ditjen Bina Marga memiliki panjang 42 meter hingga 120 meter,” kata Sugiyartanto, Rabu (17/10/2018).

Dari 134 jembatan gantung, pemerintah menargetkan 50 unit rampung pada November 2018. Sisanya, yakni 84 unit ditargetkan selesai pada Desember 2018. Adapun anggaran untuk pembangunan 134 jembatan gantung tahun ini sebesar Rp 770,5 miliar.

Jembatan untuk membuka akses desa

Sebagai informasi, pembangunan jembatan gantung telah dilakukan oleh Kementerian PUPR sejak 2015 sebanyak 10 unit.

Jembatan gantung dibangun di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, yakni Jembatan Kolelet Desa Kolelet Wetan, Ranca Wiru Desa Sukamekarsari, Leuwi Loa Desa Sudamanik, Cisimeut Desa Sudamanik, Cigeulis Desa Sukasari, Cidikit Kecamatan Bayah, Cicariu Kecamatan Cicariu, Bojog Apus Kecamatan Karang Anyar, Cihambali Kecamatan Cibeber, dan Cidadap Kecamatan Cibeber.

Sementara itu, pada 2016 pembangunan jembatan gantung dilakukan sebanyak 7 unit.

Jembatan itu dibangun di Guguk Randah Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat, Kali Cipamingkis Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat, Kali Senowo dan Gendelan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah, Kali Galeh dan Soropadan Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah, dan Kuning di Kabupaten Klungkung Provinsi Bali.

Kemudian, pada 2017, pemerintah kembali membangun jembatan gantung sejumlah 13 unit.

Jembatan Gantung yang dibangun yakni Sudisari I dan Glagah di Kabupaten Magelang Jawa Tengah, Gadingan Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah, Wanagama Kabupaten Gunung Kidul DI Yogyakarta, Slada Kabupaten Brebes Jawa tengah, Pasir Puncu Kabupaten Purworejo Jawa Tengah, Rahayu Kabupaten Kebumen Jawa Tengah, Desa Parakan dan Watulimo di Kabupaten Trenggalek Jawa Timur, Tanggul Welahan Kabupaten Tulungagung Jawa Timur, Welamusa Kabupaten Ende Timur NTT, Kradenan dan Pulokulon di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.

Pembangunan jembatan yang menelan biaya sekira Rp 3 miliar tersebut dikerjakan kontraktor dengan melibatkan tenaga kerja lokal.

Pemerintah memang sengaja melibatkan masyarakat setempat agar rasa memiliki infrastruktur tersebut lebih kuat. Dengan begitu, masyarakat lebih mau memperhatikan pemeliharaan jembatan gantung agar dapat digunakan dalam jangka panjang.

“Kemampuan jembatan gantung ini terbatas karena memang untuk pejalan kaki, kendaraan roda dua, hewan kaki empat, gerobak,” kata dia.

Para petani, pedagang, anak sekolah, maupun masyarakat umum lainnya yang tinggal di Desa Soropadan, Temanggung tak lagi harus turun ke sungai untuk menyeberang ke Desa Kalikuto, Magelang.

Dengan menempuh perjalanan lewat jembatan gantung itu, masyarakat pun bisa memangkas jarak dan waktu tempuh ke daerah seberang sungai.

Tak cuma aman dan nyaman, kecepatan mobilitas warga desa pun lebih terdorong dengan adanya jembatan gantung itu.(kompas)

Berita Lainnya

Index