Kapitra Tantang Oposisi Usung Capres Ulama, Bukan Prabowo

Kapitra Tantang Oposisi Usung Capres Ulama, Bukan Prabowo
Aktivis 212 Kapitra Ampera menolak rekomendasi Ijtima Ulama yang mencalonkan Prabowo Subianto menjadi presiden. (CNN Indonesia/Hesti Rika)

JAKARTA,(PAB)----

Aktivis 212 Kapitra Ampera menolak rekomendasi Ijtima Ulama dan tokoh nasional yang berlangsung 27-29 Juli 2018 kemarin. Pasalnya, Itjima tersebut merekomendasikan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi calon presiden. Kapitra menantang kelompok oposisi dan Ijtima Ulama mengusung ulama sebagai capres.


Kapitra curiga bahwa Itjima tersebut telah ditunggangi oleh partai politik sehingga merekomendasikan calon presiden dari kalangan non ulama. 

"Karena jelas prioritas kami, aktivis pembela Islam ini mendukung ulama jadi presiden, tapi ini bukan. Ini ada yang menunggangi," kata dia dalam konferensi pers yang digelar di Hotel Bidakara, Minggu (29/7).


Kapitra mengatakan rekomendasi pencalonan Prabowo menjadi presiden menunjukkan bahwa oposisi selama ini tidak iklhas dalam memperjuangkan Islam. Partai oposisi dinilainya tak bisa melepaskan egonya untuk mencalonkan presiden dari aktivis di luar parpol. 

Itjima justru terkesan memberi keuntungan pada parpol tertentu dalam Pilpres 2019. "Kalau tuduhan kami salah, kami ingin meminta bukti. Kalau oposisi benar pendukung umat Islam, lepaskan egomu, dukunglah ulama menjadi calon presiden," lanjutnya.

Dia juga menyatakan kekecewaannya karena sempat menilai bahwa partai-partai tersebut ikhlas mendukung aksi bela Islam. 

Namun kini ia menganggap partai-partai itulah yang mengintervensi Ijtima Ulama hingga merekomendasikan Prabowo sebagai calon presiden.

Tanpa menyebut nama, tokoh yang maju sebagai calon legislatif dari PDI Perjuangan ini mengungkap ada orang-orang yang memaksakan agar Habib Rizieq Shihab tak dicalonkan sebagai presiden oleh umat muslim. 

"Saya melihat ada orang-orang tertentu dalam ijtimat ulama itu. Orang-orang partai tertentu yang memaksakan agar Habib Rizieq tidak menjadi calon presiden dari kaum muslimin," ujarnya.

Berita Lainnya

Index