Empat Anak Muda Jadi Orang Kaya Baru di Indonesia

Empat Anak Muda Jadi Orang Kaya Baru di Indonesia

JAKARTA,(PAB)----

Para pengusaha muda yang memulai usaha rintisan (start up) kelihatannya telah memetik hasil yang gemilang. Terbukti, empat pebisnis pemula yang mengandalkan teknologi sebagai acuan meraup cuan tahun ini masuk dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia.


Dalam daftar 150 Richest Indonesian versi Majalah Global Asia edisi Juni 2018 terungkap sejumlah start up nasional kini telah berhasil berkembang sebagai unicorn dalam beragam layanan.

Ferry Unardi, CEO Traveloka, start up bidang agen travel masuk dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia. Dengan kekayaan mencapai US$145 juta, Ferry bersama Derianto Kusuma menempati urutan ke 146.
 

William Tanuwijaya dan Leontinus Alfa Edison, pemilik situs belanja daring (online) Tokopedia menduduki peringkat 148 dengan jumlah kekayaan mencapai US$130 juta.

Pendiri situs perdagangan elektronik Bukalapak Achmad Zaky berada di urutan 149. Bersama Nugroho Herucahyono, mereka memiliki total kekayaan US$105 juta.

Nadiem Makarim, pendiri perusahaan jasa transportasi berbasis aplikasi online PT Go-jek Indonesia menempati urutan buncit ke-150. Bersama Michaelangelo Moran, dirinya memiliki nilai kekayaan sebesar US$100 juta.

Pengusaha lain yang baru masuk dalam daftar orang terkaya ialah Patrick Walujo, pimpinan perusahaan private equity Northstar Capital memiliki kekayaan mencapai US$200 juta dan sukses menempati urutan 131 orang terkaya di Indonesia.

Sektor perhiasaan dan gaya hidup juga ternyata memberi peluang besar untuk mengoleksi pundi-pundi. Buktinya, Stefanus Lo, 50 and family, pemilik perusahaan perhiasan, gaya hidup dan properti Franc & co tiba-tiba merangsek ke nomor 87 dengan kekayaannya yang mencapai US$465 juta.

Dalam artikel yang terkait daftar 150 orang terkaya di Indonesia itu, seorang mantan ahli teknologi Go-Jek mengatakan kesempatan bagi para pendiri start up untuk menjadi miliarder sangat besar, meski tetap bergantung pada sejumlah faktor.

Menurut pria yang tak ingin disebut namanya tersebut, hal paling penting yang perlu dipertimbangkan adalah ialah investasi pada start up akan mempengaruhi pengurangan kepemilikan saham. (detik)

Berita Lainnya

Index