Harga Minyak Dunia Bervariasi di Perdagangan Asia

Harga Minyak Dunia Bervariasi di Perdagangan Asia

Singapura, PAB-Online

Harga minyak dunia bervariasi di perdagangan Asia pada Kamis, menyusul laporan energi AS yang "bearish", sementara perundingan atas program nuklir produsen minyak mentah Iran berlanjut, kata analis.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus turun sembilan sen menjadi
60,18 dolar AS per barel, sementara Brent untuk Agustus naik satu sen menjadi 63,50 dolar AS per barel dalam perdagangan sore.

Sanjeev Gupta, kepala praktek minyak dan gas Asia-Pasifik di konsultan bisnis EY, mengatakan harga minyak berada di bawah tekanan setelah laporan minyak mingguan Departemen Energi AS.Demikian seperti yang dikutip dari LKBN Antara.

Laporan menunjukkan produksi minyak mentah domestik (AS) naik tipis ke rekor 9,6 juta barel per hari pada minggu yang berakhir 19 Juni. Stok minyak mentah, meskipun turun 4,9 juta barel dalam pekan tersebut, masih di dekat rekor pada 463 juta barel.

Data mengurangi harapan di beberapa kalangan bahwa industri minyak AS memotong kembali produksinya dalam menghadapi harga rendah ketika negara itu memasuki musim mengemudi liburan musim panas.

Gupta mengatakan para dealer juga memperkirakan "perpanjangan perundingan nuklir Iran," yang bisa melihat Iran kembali ke panggung dunia sebagai produsen minyak penting.

Namun, mereka "tampaknya semakin mungkin sebagai pihak yang terlibat mengisyaratkan keraguan tentang kemampuan untuk menyelesaikan semua masalah dengan batas waktu 30 Juni," Gupta menambahkan.

Enam kekuatan global mencoba untuk memastikan kesepakatan guna mengekang ambisi nuklir Iran dengan mengurangi stok uranium yang diperkayanya.

Jika kesepakatan ini dilaksanakan, kekuatan dunia telah sepakat untuk secara bertahap mengurangi kembali sanksi yang diberlakukan sejak 2012, termasuk di industri bahan bakar minyak.

Iran memiliki cadangan minyak terbesar keempat di dunia, tetapi ekspornya telah jatuh dari lebih dari 2,2 juta barel per hari pada 2011 menjadi sekitar 1,3 juta barel per hari karena sanksi. (kr)
 

Berita Lainnya

Index